ketahuan?

1.9K 286 4
                                    

TWINS_HARUTO

"Sudah saatnya Haruto mengetahui semuanya Jennie ya"

"Aku..aku terlalu takut ibu bagaimana jika Haruto membenci ku dan meninggalkan ku, aku tidak ingin itu terjadi"

"Bukan Haruto yang meninggalkan mu tapi kau yang meninggalkan nya"

"Apa maksud mu ibu?"

"Penyakitmu"

Membeku dan bungkam itu yang sekarang Jennie rasakan, dimana ia menutup rapat soal penyakit yang di deritanya selama 3 tahun terakhir penyakit kanker darah stadium akhir.

Jennie ingin benar-benar sembuh untuk melihat sang anak yaitu Haruto terus tersenyum yang selama ini ia lihat. Atau pun tidak merasa masalah jika mengalami sakit seperti ini asalkan Haruto tetap bersamanya.

"Ibu" gumam pelan Jennie

"Apa yang harus aku lakukan? Aku begitu menyayangi Haruto, aku tak ingin senyumnya yang selalu ia tampakkan akan luntur jika ia mengetahui ini" sambung Jennie

"Haruto akan lebih menderita jika kau terus menyembunyikan hal ini, sudah bertahun-tahun lamanya, dan sudah saatnya Haruto mengetahui itu, aku yakin anak itu bisa memahaminya dengan baik" ucap nenek Haruto

"Kenapa bukan ibu saja yang merawat Haruto setelah ku ibu, aku tidak ingin jika ia kembali kepada Hanbin dan tinggal bersama keluarga barunya"

"Ibu tidak bisa nak, ibu sudah tua, ibu tidak bisa terus membiarkan Haruto hidup tanpa ayah untuk selamanya, Haruto sudah dewasa biarkan dia memutuskan nya dengan bijak"

"Ibu" lirih pelan Haruto yang tentu membuat Jennie begitu terkejut.

"Haruto" ucap Jennie yang kini bergetar pelan.

"Ayahku masih hidup?"

"Iya nak" bukan Jennie tapi sang nenek yang menjawab

"Apa maksudnya, kalian menyembunyikan ini dari ku?"

"17 tahun lalu ayahmu menghamili wanita asing dan saat itu ia membawa wanita itu ke rumah dan tentu nenek dan ibumu tidak menyetujui itu maka dari itu nenek menyuruh ibumu untuk bercerai dengan Ayahmu"

"Dan yang paling kau harus bahwa kau mempunyai saudara kembar bernama Watanabe Travis yang tinggal bersama Ayahmu serta keluarga barunya di Korea Selatan" jelas nenek.

Bagaikan tertusuk ribuan duri tajam yang menusuk, air mata Haruto kini jatuh tanpa izin.

"Pahamilah ini, nenek tau kau pasti bijak untuk itu"

"Ibu" gumam pelan Haruto sambil menatap lirih ke ibunya.

Jennie mengangguk dan berucap
"Memang ini sudah saatnya nak, dan maafkan ibu yang benar-benar menutup rapat soal ini, ibu sungguh menyayangi mu dan tidak ingin dunia ceria mu runtuh hanya karena hal ini"

*Bruk*

"IBU!!"

*TWINS HARUTO*

"Keluarga Kim Jennie"

"Iya saya anaknya"

"Beliau ingin menemui anda"

Tanpa banyak bicara lagi Haruto langsung membuka pintu kamar rumah sakit yang dimana ibunya tengah terbaring lemah.

"Ibu
Kenapa tiba-tiba kau seperti ini Bu?"

"Kata dokter sisa waktu ibu hanya 3 hari dari sekarang"

"Maksud ibu?"

"Ibu terkena penyakit kanker darah stadium akhir sayang"

*Deg*

Kedua kalinya bagaikan ribuan duri tajam begitu menyakitkan.

"APA YANG IBU KATAKAN, DOKTER ITU TIDAK TAU SOAL HIDUP SESEORANG, IA HANYALAH SEORANG DOKTER YANG MENGOBATI, PENENTU HANYALAH TUHAN IBU!!"

Menangis lagi dan lagi menangis, pria yang selalu menampakkan senyum kehangatannya kini terpuruk dengan fakta yang beberapa tahun lalu baru ia ketahui.

"Sebelum ibu menemui sang Tuhan ibu ingin kau tetap menjadi Watanabe Haruto, temuilah ayah dan saudara mu nak"

"Bagaimana aku harus menemuinya ibu"

"Nenek mu akan membawa mu, kumohon nak anggaplah ini adalah permintaan terakhir ku" ucap Jennie yang berusaha menghapus jejak air mata di pipi sang anak.

"Jangan berkata yang terakhir ibu" semakin menangis haruto memeluk ibu begitu erat.

*TWINS HARUTO*

2 hari dimana hari ketakutan Haruto dengan ucapan ibunya tempo hari, jujur ia tak mempercayai hal itu namun hatinya dan pikirannya sungguh tidak tenang dan berkata lain.

"Haruto"

"Lihatlah ibu mu di dalam ia ingin mengatakan sesuatu padamu"

Haruto kini ia berada di rumah sakit, sejak ucapan tempo hari, Jennie menetap di rawat di rumah sakit.

"Hari ini sudah hari terakhir, sungguh nak aku hanya terus menginginkan kebahagiaan mu"

"Kenapa ibu mengucapkan itu jika kebahagiaan ku hanya bersama ibu" lelaki bertubuh tinggi itu lagi-lagi menangis yang menyentuh tangan sang ibu yang begitu dingin.

"Maafkan ibu sayang, dan penuhi keinginan ibu tempo hari, buat ayah dan saudara kembar mu menyayangi mu sebagaimana ibu terhadapmu"

Dik dik dik

"IBU!!!!!!"

Detik terakhir dimana pernafasan sang ibu tercinta Kim Jennie telah hilang.

"IBU!! BANGUNLAH KUMOHON!! KAU INGIN MELIHAT KU TERSENYUM TERUS BUKAN!?? IBU!!"

"Tuhan takdir yang kau berikan di hidupku begitu menyakitkan untuk aku jalani, kau mengambil seseorang yang begitu berharga di hidupku, apa aku akan masih bertahan?" Haruto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tuhan takdir yang kau berikan di hidupku begitu menyakitkan untuk aku jalani, kau mengambil seseorang yang begitu berharga di hidupku, apa aku akan masih bertahan?" Haruto

TWINS HARUTO STORY' END.Where stories live. Discover now