Rapat Kematian (2)

52 10 0
                                    


Ku pikir itu ide bagus

Kapan lagi aku punya kesempatan dengan bisa menjadikannya ' babu '  di perusahaan nya sendiri?

Hehehe

.
.
.
.
.

Para lelaki-lelaki itu sibuk berbisik satu sama lain, sedangkan orang yang di jadikan bahan gosip hanya tertawa ceria dan berdiri dari kursi lalu berjalan menghampiriku dengan semangat.

Aku merinding, peluh membanjiri pelipis ku. Sensor di tubuh ini berhasil menangkap hawa keberadaannya yang makin mendekat, aku hanya diam membatu di posisiku.

' Jangan datang, jangan datang! '

Segala mantra ku ucapkan, namun layaknya mengharapkan lebah tebang menjauh dengan mengikrarkan kata pahit yang tak berguna sama sekali. Hanji tetap datang dan kini sudah menepuk kedua bahu belakangku dengan mencengkeram nya seperti cakar-cakar kaki Elang yang berhasil mengunci pergerakan santapannya.

" Levi, bisa ku pinjam karyawan mu ini? " - Hanji

Tak menerima respon yang berarti membuatnya makin tak waras, kini Hanji sudah menarik lenganku untuk keluar dari ruang rapat walau wajahku memelas memintanya untuk tidak melakukan hal aneh atau menarik perhatian di antara kami berdua. Erwin hanya bisa mengangguk kecil sambil mengucapkan kata good luck tanpa suara, dan yang ku tau setelahnya adalah penyesalan karena tak menetapkan langkah kokoh yang berakhir terjatuh dengan di tonton oleh para tamu rapat.

Sepupu gila yang bukannya membantuku berdiri malah menyeret ku layaknya karung beras, ku dapat menangkap raut Petra yang menurunkan kurva dan memejamkan mata. Apa dia baru saja berduka cita untuk kondisiku yang mengenaskan ini? Tidak, kurasa itu tak mungkin.

Setelah pintu tertutup dan kami berada di luar, Hanji memelukku erat sambil meloncat-loncat kegirangan. Sekarang tak hanya perutku yang kesakitan, tapi kepalaku rasanya berdenyut kencang tanpa henti. Memikirkan apa yang sebenarnya wanita berkacamata kuda rencanakan akan kehadirannya di perusahaan penyelenggara jasa pernikahan semacam ini.

" Aku merindukanmu, ( Your Name ) chann!! "

Rengkuhannya pada tubuhku terasa melonggar, aku menghirup oksigen setelah area diagframa terbebas sepenuhnya.

" Apa yang kau lakukan di sini, Nee-chan? "

" Aku mau menanamkan saham saja kok, aku janji tidak akan bertingkah aneh di sini " - Hanji

" Jujur saja, apa yang Nee-chan rencanakan sebenarnya? "

" Hohoho, apa kau seorang Detektif? "

" Tidak, aku hanyalah karyawan berpangkat rendah dengan gaji kecil yang selalu lembut dari pagi sampai malam " Berterus terang itu lebih baik, ya. Setidaknya aku berharap ia bisa mengurangi beban mental ku.

Hanji terlihat mengejapkan matanya berulang kali, lalu tertawa heboh sampai-sampai seluruh karyawan menoleh kepada kami dengan keheranan. Aku menunduk dan membuang muka menatap tembok, malu sekali sumpah!

" Aku akan menjadi ibu peri baik hati yang menolong mu dari segala gunah rasa juga rasa stress berkepanjangan! " Dia benar-benar terlihat bertekad kuat, aku hanya memutuskan untuk diam dan mendengar lebih banyak.

" Ku dengar dari Dazai jika setiap kali kalian menelepon maka kau selalu curhat akan kondisimu sepulang kerja, tingkah menyebalkan bos dan juga tugas tiada henti selalu menghantui mu. Jadi yang ku lakukan di sini adalah memberikan kesempatan untukmu bertukar posisi dengan si Shorty itu " - Hanji

" Apa maksudmu? Tolong untuk tidak... "

" Aku akan memberikan saham ku tergantung dengan jawaban apa yang kau berikan. Ku beri kau waktu lima hari untuk memutuskan dan selama itu pula ( Your Name ) Chan dapat memerintah Levi sepuas hati! " - Hanji

" Kau berniat membunuhku?! "

" Tidak, aku hanya ingin memberikan hadiah untuk ulang tahun mu. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh di sia-siakan, menjinakkan seorang bos diktaktor bukanlah hal yang mudah bukan? 1 Triliun tak akan ku jadikan masalah besar, lagipula dari semua investor yang memberikan dana. Hanya aku yang menetapkan nilai tertinggi, Levi pasti tak akan menolaknya "

" Tapi, Nee-chan... "

" Kau bisa menyuruhnya untuk bekerja mulai dari sekarang, menyelesaikan laporan dan melakukan kunjungan. ( Your Name ) Chan hanya perlu duduk di kursi dan bermain nintendo tanpa perlu memikirkan apapun, ini adalah surga bagi karyawan sepertimu "

' Surga 5 hari yang akan menjadi neraka seumur hidup '

Aku mengangguk lemas, mengiyakan keinginannya yang terdengar makin meresahkan. Lagipula aku tak akan pernah bisa berdebat dengannya, dan poin plus nya juga aku dapat meminta penaikan gaji, menjadikannya supir antar jemput atau tukang bersih-bersih di Apartemenku. Baru membayangkan nya saja aku tanpa sadar senyum-senyum sendiri.

Tidak, seperti nya aku sudah tidak normal sekarang.

Heart's ProposalWhere stories live. Discover now