Bertukar Posisi

48 11 4
                                    


Dia terus menatapku dengan lekat

Tapi aku tau, banyak rencana pembunuhan yang telah ia siapkan setelah perjanjian ini berakhir.

Apa aku harus kabur ke luar negri saja ya?

.
.
.
.

Bisik-bisik para karyawan berhasil membuat telinga Levi memanas bukan main, wajah datarnya telah berada di fase tanpa ekspresi. Setumpuk berkas yang di limpahkan sang bawahan berhasil menutupi posisi duduknya, beberapa orang tak bahkan tak menyadari keberadaannya dan mereka malah sibuk membicarakan nya tanpa henti.

" Kemana ya, Mr. Ackerman? Aku tak melihatnya sejak pagi tadi " - Sasha

" Entahlah, biasanya bos selalu datang pagi-pagi sekali lalu mengecek apakah ruang kerjanya sudah bersih atau belum " - Connie

" Ternyata Mr. Ackerman maniak kebersihan sekali, padahal aku yang seorang wanita hanya menyapu dan mengepel rumah sehari sekali. Itupun kalau ingat. " - Sasha

Ingin rasanya ia melemparkan keyboard ke manusia berjuluk wanita kentang itu, beralih dari kondisi nya yang kini berada di bawah tekanan. ( Your Name ) hanya sibuk menahan tawa sambil memasukan chips pisang ke dalam mulutnya, meja kerja yang Levi gunakan tampak kotor oleh remah-remah nya, seolah memancing untuk mati di tangan bos nya itu.

" Setelah menyelesaikan laporan nya, tolong bawakan aku cola dari dapur ya. Perutku masih kram, aku masih belum bisa banyak berjalan dan bergerak " ucap sang wanita kembali memeritah, salah satu tangannya menggenggam ponsel lalu mulai mengetikkan sesuatu lewat aplikasi chat.

" Setau ku, wanita yang sedang Mentruasi harusnya banyak bergerak untuk mempercepat darah keluar. Bukannya bermalas-malasan dengan sibuk menyuruh atasannya " - Levi

" No, no, no! Untuk kali ini, aku adalah bos mu. Di bandingkan mengkritik dan menatapku tajam sampai bola matamu ingin keluar, lebih baik segera selesai tugasmu dan lakukan perintahku "

" KAU! "

" Apa aku perlu menelpon Hanji-san untuk membatalkan rencana pemberian saham nya ya? Lagipula masih banyak perusahaan besar yang lebih pantas dan menjanjikan kok "

Levi mengatur nafasnya, kalau bukan karena rencana si kacamata kuda dan juga si alis ulat bulu maka sudah pasti ia akan menolak mentah-mentah harga dirinya terinjak oleh bawahannya sendiri.

Setelah laporan ia kirimkan pada Erwin, sang pemuda Ackerman bangkit dari kursinya. Merasa kesemutan yang melanda kedua kakinya, dan tanpa adab nya ( Your Name ) turun dari meja dengan sengaja menginjak sepatu mahal yang dirinya gunakan. Sensasi nyeri memenuhi sekujur saraf tubuh.

" Eh, maaf. Kakimu menghalangi tadi "

" Kau akan benar-benar akan ku siksa setelah ini semua berakhir, cam kan itu. Nona. " - Levi

" Ugh, menyeramkan. Kau bisa simpan rencana mu itu untuk saat ini, lagipula sekarang aku yang memegang kendali. Ambilkan pesanku lalu turunlah ke lantai satu untuk mengambil paket yang baru saja ku beli "

Pemuda berambut undercut itu hanya bergemelatuk kan giginya penuh kekesalan, berjalan cepat ke dapur untuk mengambil cola dan melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai satu perusahaan.

" Atas nama Nyonya ( Full Your Name )? "

" Hm "

" Anda bisa tanda tangani di bagian ini "

Setelah melakukan instruksi, Levi segera mengambil box yang di bawa oleh sang kurir. Berjalan menjauh setengah malas sebelum akhirnya suara teriakan membuatnya menghentikan langkah dan menoleh.

" Maaf tuan, tapi Nyonya ( Full Your Name ) bilang jika yang akan membayar paket adalah orang yang menerimanya. Dan orang itu adalah anda tuan "

' Wanita sialan! Akan ku kubur dia hidup-hidup! '

Heart's ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang