1.

1.5K 71 8
                                    

"Kerja bagus, terimakasih atas kerjasama kita semua untuk menyelesaikan operasi ini" ucap seorang dokter

"Tetap selalu menjadi yang terbaik, terimakasih untuk mu dokter Gun" ucap dokter Gulf

"Dan terimakasih juga untuk mu dokter" Ucap Gun sambil tersenyum

"Setelah ini mari kita menikmati ice cream" ajak Gulf

"Baiklah Kau yang teraktir" ucap Gun

"Tidak masalah untuk ku"

"Dokter Gun" panggil seorang perawat

Pria cantik yang dipanggil namanya pun menoleh. Dia membuka masker yang sedang digunakan saat melakukan operasi.

"Ada apa?" katanya ramah kepada kepala perawat di rumah sakit.

"Ada seseorang yang menunggu anda di ruangan anda."

Pria cantik itu pun sedikit mengernyit menebak-nebak "Siapa?" Katanya bertanya pada perawat.

"Tuan Off yang sedang menunggu dokter."

Pria cantik bernama lengkap Gun Atthaphan itu pun sedikit tersenyum namun terlihat di wajahnya sedikit mengeras.

"Aku akan menemuinya. Terima kasih." Katanya berjalan melewati perawat Love yang kentara sekali ingin bertanya.

dan kemudian kembali berjalan menuju ruangannya dimana pria yang sangat dikenal sebagai suaminya di rumah sakit tidak bekerja menunggu.

Gun bejalan menuju ruangannya dan beberapa penjaga didepan menyapanya

Ceklek..

"Kau datang." Ucapnya menyapa Off yang masih duduk sambil memainkan ponselnya belum menoleh ke arah Gun.

Gun menghela nafas kasarnya, mengetahui jika suaminya sedang sedang dalam mood yang tidak bagus.

"Jadi ada yang bisa saya bantu tuan Off?" Ucapnya menarik kursi didepan Off

"Kau tidak menjawab satu pun telepon dari ku, dan ini apa?"
Pria itu bersuara

"Jadwal operasiku banyak hari ini, maaf."

"Ini."

Off melemparkan dokumen ke meja  dengan kondisi yang sudah dirobek menjadi tak beraturan.

"Apa ini?" Gun mengernyit

Off mengangkat bahunya sekilas dan memandang tajam ke arah istrinya

"Ini adalah tuntutan surat perceraianmu. Sampai mati aku tidak akan menyetujuinya atau membicarakan masalah itu." Geramnya penuh rasa kecewa karena sudah beberapa tahun terakhir ini Gun selalu mengirimkan surat gugatan perceraian.

Gun menggenggam kedua tangan suaminya yang berada di atas meja, sedikit tersenyum namun tahu benar jawaban seperti apa yang akan diberikan suaminya "Kalau begitu berhentilah dan hidup normal bersamaku." Suaranya jelas sekali memohon

"Dan kemudian aku harus kehilanganmu? Tidak Gun-….aku sudah cukup hancur saat mereka membunuh ibu ku dengan keji. Aku hancur saat itu"

"Kau hanya menjadikanku dan ibu alasan Off. Apa yang pernah kau pikirkan jika kau tetap hidup didunia gelapmu, mereka bisa kapan saja membunuhku seperti mereka membunuh ibu."

Gun jelas terluka dengan setiap ucapannya dia sama sekali tidak berniat untuk menyerang Off dengan kata-kata tajamnya. Namun dirinya belum tahu alasan untuk membujuk suaminya untuk benar-benar meninggalkan dunia gelap yang sudah mendarah daging dalam dirinya.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu Gun."

"Kau selalu mengatakan itu." ucapannya membuat Off frustasi.

Darkness 🔞Where stories live. Discover now