4.

576 49 9
                                    

Tak ada yang berbicara selama perjalanan menuju ke tempat peristirahatan ibu mereka. Keduanya hanya menikmati perjalanan panjang menuju tempat di mana Baifern berisitirahat dengan tenang. Off dan Gun memakamkan Baifern dengan tenang di tempat favoritnya. Baifern sangat menyukai suasana pantai, suara ombak yang terdengar sampai ke tempat peristirahatannya karena jaraknya yang tak begitu jauh. Off hanya fokus menyetir sementara Gun melihat ke luar jendela menikmati pemandangan pantai sambil menikmati yang akan selalu bersorak jika melihat pasir dan ombak.

Hatinya selalu berdenyut sakit jika terus membayangkan wajah terakhir ibunya. Dan setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam. Off memarkirkan mobilnya di sebuah taman deket pemakaman yang terletak jauh dari pantai, dia bisa mendengar suara ombak yang sangat menyukai pendukung. Dia masih terdiam cukup lama sampai pada dirinya merasakan tangan hangat menggenggamnya erat.

"Ayo kita turun." Ajak Off

Gun menatap kearah Off, menemukan sebuah ketegaran luar biasa di wajah suaminya. sebuah cinta yang tulus dari pria yang sangat dicintainya. Pria yang jelas memiliki luka lebih besar darinya namun selalu tersenyum hangat untuk apapun yang dialaminya. Pria yang selalu kuat untuknya dan selalu mencintainya dengan sepenuh hati.

Gun membalas genggaman itu. Sedikit menarik suaminya mendekat kemudian melumat lembut bibir pria tampannya sebelum akhirnya kembali menatap Gun dan tersenyum
kemudian mengangguk dan membuka pintu mobilnya sedikit mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk istrinya.

Gun pun tersenyum menyambut genggaman tangan Off. kemudian berusaha untuk menikmati pemandangan dengan indahnya hingga kedua kaki mereka berhenti melangkah saat pusara, Baifern terpampang jelas di kedua mata.

Gun berjongkok disana dan mencium sayang nisan yang memiliki nama ibunya. Dia tersenyum rindu lalu meletakkan bunga yang sudah siap untuk ibunya.

"Ibu.."

Suara itu terdengar parau. mengungkapkan kosong ke dalam nisan yang foto ibunya.

"Aku dan Off datang. Kami berdua datang untuk melihatmu ibu." Ucap Gun tersenyum samar sambil menatap pusara Baifern

"Kami berdua berjanji akan lebih sering datang melihatmu ibu. Berbahagialah disana ibu."

Gun mengelus pusara Baifern dan menghapus air matanya kemudian menghela nafasnya dalam lalu mencium lama pusara Baifern

"Aku mencintaimu ibu." Gun kemudian berdiri dan menatap Off yang sedari tadi hanya berdiri di belakang terlihat memucat dan tak berkata apa-apa.

Gun tahu benar apa yang sedang dirasakan suaminya. Dia tersenyum dan berjalan menghampiri Off kemudian memeluknya erat untuk menguatkan pria tampannya.

"Giliranmu sayang. Ibu pasti menunggumu." Gun membenarkan rambut Off memberitahu suaminya dengan lembut.

Terlihat wajah Off yang semakin memucat, "Aku tidak bisa baby."

Gun sedikit tersenyum dan menangkup wajah tampan Off yang terlihat memucat, menciumnya sekilas dan memohon ke arah Off.

"Kau bisa sayang." Ucap Gun

Off sedikit menghela nafasnya dan kemudian melepaskan genggaman pada tangan Gun

"Aku akan baby" ucap Off pelan dan tak lama Off berjalan mendekati pusara Baifern dan mengalahkan rasa takutnya, sementara Gun memutuskan untuk tidak mengganggu Off.

"Ibu aku datang, bagaimana kabar mu? Aku harap kau berbahagia di sana. Ibu, maafkan aku. Aku merindukan mu bu" ucap Off dengan suara bergetar menahan tangisnya

Off tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya dirinya benar-benar sesak saat ini sementara Gun hanya bisa melihat tubuh Off berulang kali bergetar hebat saat mengucapkan seluruh kalimat rindu untuk ibunya.

Darkness 🔞Where stories live. Discover now