Bagian tentang Anjar

11 4 0
                                    

Pada dasarnya hidup ini tentang perjalanan panjang yang memang semelelahkan itu. Perjalanan panjang yang kadang seperti bukan apa-apa karena rasanya kita masih begini-begini aja. Tapi hidup juga tentang perjalanan panjang yang bagaimana pun akhirnya, tetap harus kita apreasi. Karena pada perjalanan panjang itu, ternyata ada banyak rintangan yang berhasil kita lewati, ada banyak luka yang berhasil sembuh, ada banyak ekspetasi yang nggak bisa kita wujudkan tapi akhirnya kita mampu menerima kemudian berdamai dengan semuanya.
-Anjar.

Dewasa membuat gue sadar bahwa ternyata ada banyak orang hebat yang nggak pernah sadar bahwa dia hebat hanya karena mereka nggak punya pencapaian yang menurut standar orang lain itu sebuah pencapaian yang besar. Mirisnya orang-orang seperti itu akan hidup dengan menyalahkan dirinya, orang seperti itu akan hidup dengan merasa tertinggal, seakan-akan nggak ada hal yang pernah mereka lakukan padahal mereka sudah melakukan banyak. Mungkin kita pernah menjadi bagian dari mereka yang selalu menyalahkan diri sendiri. Mungkin kita pernah jadi bagian dari mereka yang senantiasa merasa tertinggal, mungkin juga kita pernah jadi bagian dari orang-orang yang merasa dirinya nggak berguna. Karena kita hidup berdampingan dengan banyak orang, kita menyaksikan bagaimana orang-orang itu akhirnya berhasil, kita tahu mereka melangkah sejauh mana, dan itu berakhir ngebuat kita nggak bisa fokus sama diri sendiri, mata kita akan terus melihat sekian banyak pencapaian mereka. Di samping itu kadang ada faktor luar, ini tentang mereka yang menunggu kita, tentang mereka yang punya ekspetasi tinggi atas kita, tentang mereka yang kadang nggak bisa sabar sama proses kita, hanya karena proses orang lain lebih cepat. Sehingga gagal akan jadi hal yang sangat ditakutkan sampai kadang kita nggak berani buat sekedar mencoba hal baru atau mengulangi sesuatu yang sudah pernah kita coba tapi saat itu kita belum berhasil. 

Keadaan tuh ... kadang jahat banget nggak sih? Apalagi di saat orang-orang sekitar lo nggak mau sedikit aja mengerti. Jadi ketika lo gagal, lo butuh seengaknya ditenangkan atau di peluk, lo justru harus jadi orang yang memeluk mereka--mereka yang udah berharap sama lo dan berakhir kecewa dengan semua kegagalan yang lo buat. 

Kayaknya apresiasi itu memang hanya untuk hasil yang memuaskan, bukan untuk usaha keras yang udah kita lakukan. Semua usaha itu nggak akan terlihat sama mereka yang cuma peduli akan keberhasilan. Jadi seengaknya, ketika banyak orang ramai menyalahkan kita atas hasil akhir yang buruk, diri kita enggak. Biarin mereka yang nggak mau mengerti, biarin mereka yang nggak mau tahu sekeras apa kita berusaha, dan biarin diri kita yang memeluk kegagalan itu sendirian, biarin diri kita ada untuk kita, untuk sekedar berterimakasih meskipun hasilnya nggak sesuai sama yang kita ingin. 

Biarin orang hebat yang nggak punya pencapaian besar itu sadar bahwa dia juga hebat, dia juga keren. 

"Standar orang-orang di sekitar kita mungkin terlalu tinggi, jadi ketika kita terus mengikuti standar itu, kapan kita bisa menghargai diri kita sendiri?"

Dengan americano yang udah mulai dingin, gua tersenyum, mengangguk setuju sambil melihat hiruk pikuk kota yang begitu padat. Di sana banyak orang hebat. Lansia yang masih bekerja, remaja yang nggak gengsi buat jadi penjual kaki lima, bahkan seorang ibu yang berjualan sambil menjaga anak-anaknya. Mereka mungkin nggak punya pencapaian besar, tapi seengaknya mereka tetap melakukan apa yang harus mereka lakukan setelah bangun tidur. 

"Gua bahkan nggak bisa bayangin apa jadinya dunia kalau semua orang jadi dokter." 

"Di mana gua bisa nemuin gorengan yang enak? Di mana gua bisa ngopi dengan suasana yang nyaman dan nggak itu-itu aja?"

"Nggak jadi apa-apa itu nggak apa-apa, asal selama lo masih hidup, lo nggak lupa sama semua yang udah jadi tanggung jawab lo."

"Waktunya makan ya makan, waktunya kerja ya kerja, waktunya istirahat ya istirahat."

Dia bener. Kita mungkin punya planing yang begitu luar biasa untuk hidup kita kedepan, kita punya mimpi besar yang ingin kita realisasikan. Tapi setelah berkali-kali kita mencoba dan berakhir  gagal, ya gapapa, kita lanjutin hidup ini dengan sebisanya kita tanpa peduli gimana standar orang di sekitar kita.

 Tapi setelah berkali-kali kita mencoba dan berakhir  gagal, ya gapapa, kita lanjutin hidup ini dengan sebisanya kita tanpa peduli gimana standar orang di sekitar kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Biarin mereka yang berharap tetap berharap, tapi yang pasti kita nggak pernah punya kewajiban untuk memenuhi harapan itu. Sehingga ketika kita gagal jadi seseorang yang mereka inginkan, itu salah mereka sendiri, bukan kita. 

























LIFE AND PROBLEMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang