Haiiiiiiiiiiii…..
Lama banget ya nungguin???
Iya.. Tau…
Aku, kebangetan… wkwkwkwkwk #ditampol sendal swallow
Aku alhamdulillah masih sehat…
Eh, enggak nanyak yaaah😅
Gak papa, yang penting kamu tetep sehat-sehat ya…
Semangatin dong pake vote…atau komen deh..
Atau…
Apa aja pokoknya mah, aku ikhlas….
Wkwkwkwk
Ya udah, ini hasil aku bertapa di gua bareng Biksu Tong ya…
Semoga kamu bahagia selalu… #mode merayu ON
🥰🥰🥰
*****
Andiesa masih menatap langit-langit kamarnya yang berwarna softpeach bercorak bunga mawar dengan warna serupa, hanya berupa lukisan tipis yang seperti berbayang, namun memberi efek menenangkan seperti alunan lullaby pengantar tidur setiap kali dia akan memejamkan mata. Menghilangkan segala macam kalut yang seharian menggelayuti hati dan pikirannya saat ini.
“Yank, janji sama aku ya, jangan pernah pergi dari aku, jangan tinggalin aku, percaya sama aku, tetep bertahan sama aku? Ya??”
Kalimat yang Reno ucapkan sore tadi, masih membuatnya merasa ada secuil rasa… entah apa dia tidak tahu. Membuat hatinya seolah tidak mampu berpegang pada satu kata, percaya , bahwa mereka akan baik-baik saja. Bagaimana bisa, bahkan sebelum mereka sedekat ini pun hati mereka sudah terpaut satu sama lain, harusnya ini akan mudah. Namun sesaat, dia, resah.
Sebelum menanggapi Reno, Andiesa pamit sebentar ke kamarnya, dengan pikiran yang berkecambuk setelah mendengar apa yang diucapkan Reno, berusaha berganti baju dengan cepat, memakai baju rumahan andalannya, kaos putih oversize dengan hotpants berwarna navy, menutup pintu bergegas turun. Andiesa sebenarnya sudah menangkap inti kalimat yang diucapkan Reno, hanya saja…dia masih gamang, maksud didalamnya.
“Kenapa sih? Kok tiba-tiba ngomong gitu? Nyeremin tau… “
Sudah duduk disebelah Reno, menatap wajah lelaki tercintanya.
“Aku… , kayaknya enggak jadi cuti lama… maaf ya… kamu… jangan sedih“ dengan badan menyerong menghadap Andiesa, mengangkat tangan kanannya, punggung jari telunjuknya mengelus pelan pipi Andiesa, dengan tangan kiri menggenggam tangan Andiesa.
Andiesa masih diam, usapan ringan dipipinya menjalarkan kehangatan dihatinya, darahnya ikut berdesir, namun otaknya masih dipenuhi kebingungan.
YOU ARE READING
Moreno
RomanceMenyimpan perasaan sejak masih remaja, Andiesa memeta wajah lelaki yang terpaut usia jauh 11 tahun diatasnya, tidak membuat perasaannya menghilang, nama itu masih melekat dihatinya, seolah terpatri dengan sendirinya. "Moreno, my Moreno, bahkan aku...
