Welcome to World

8.2K 745 93
                                    

Tidak akan ada yang tahu bagaimana Tuhan akan menakdirkan hidup kita. Hanya Tuhan yang dapat mengatur jalan hidup dan kita hanya bisa menunggu, menanti, dan berharap.

Seperti halnya, ternyata Tuhan menakdirkan Jungsan untuk lebih dulu melihat dunia. Mengejutkan memang, tapi memang itu kenyataannya.

Lisa mengalami kontraksi pagi-pagi sekali. Saat itu, Jungkook masih terlelap namun ketika mendengar suara ringisan dari sang istri yang tergeletak pasrah dilantai, Jungkook langsung tau.. kalau Lisa akan segera melahirkan. Maka dari itu, ia segera mengajak Lisa kerumah sakit, dan kini ia tengah menemani Lisa, menyemangati istrinya yang tengah berusaha untuk bayinya.

Jungkook menatap istrinya dengan tatapan sayu, membiarkan telapak tangannya diremas kuat oleh tangan sang istri. Sejujurnya, Jungkook ikut tersiksa melihat bagaimana istrinya berjuang untuk Jungsan.

Jungkook tidak tega, pria itu sakit melihatnya tetapi apa boleh buat? Mustahil jika Jungkook dapat mengganti posisi Lisa sekarang kan?

"Sayang.. bertahanlah." Jungkook berbisik, mencium dahi Lisa berkali-kali setelah mengusap bulir keringan yang bermunculan disana.

"Ayo, Nona! Tarik napasmu!" Dokter Irene berteriak menginterupsi. Lisa berjengit, berusaha sekuat tenaga mengeluarkan Jungsan dengan sisa tenaganya.

"Sedikit lagi!" Wajah Lisa memerah, kuku tangannya memutih sedangkan Jungkook hanya dapat menahan untuk tidak marah pada Dokter Irene yang berani meneriaki istrinya.

"Sayang.." Jungkook melirih, ia mengusap pelipis Lisa, mengecup-ngecup punggung tangan istrinya sementara Lisa masih berusaha disana. Menarik napas, kemudian mendorong sekuat yang ia bisa.

"Kau cemas?" Taehyung, pria itu menatap tunangannya dengan tatapan sendu. Jennie mendongak, menggigiti kukunya kelewat cemas. "Jangan gigit kukumu, kau bisa terluka." Jennie hanya diam, membiarkan Taehyung menarik tangannya untuk digenggam.

"Lisa dan bayinya akan baik-baik saja, percayalah." Imbuhnya, mencoba meredakan kepanikan Jennie.

"Tapi Lisa--"

"Sayang.. kau percaya'kan pada Lisa?" Jennie mengangguk.

"Aku hanya mengawatirkannya."

"Ya, aku tau. Mari berdo'a untuk mereka." Setelahnya, mereka hanya diam sembari merapalkan do'a untuk Bayi Lisa sekaligus Ibunya.

"Kondisi pasien melemah, kepala bayinya masih berada diujung." Pekik salah satu suster, mendengar itu Dokter Irene mendongak menatap Lisa yang terlihat melemas diatas brankar.

"Nona Lisa!"

"Sayang, hey.." Jungkook terlihat cemas, begitu cemas sampai ingin merusak segala isi ruangan ini.

"A-aku.. ini sakit." Lisa menitikkan air mata, napasnya menggebu, dadanya naik-turun dengan cepat.

"Sedikit lagi, sayang." Pria itu berbisik serak, tak kuasa melihat istrinya.

"Hiks.. sakit, hiks." Lisa terisak, menahan sakit pada bokongnya yang terasa dipukul sampai mengenai tulang ekornya. Perutnya juga terasa begitu sakit dan ngilu.

"AYO NONA! SEDIKIT LAGI!" Dokter Irene menyemangati, memegang kepala Jungsan yang sudah sepenuhnya keluar. Sekali dorongan lagi dari Lisa dan sekali tarikan lagi dari Dokter Irene, bayi itu akan keluar.

"Aaaaagghh!!!!" Lisa melemas, tenaganya terkuras habis. Genggamannya pada tangan Jungkook terlepas, wajahnya langsung pucat dengan banyak keringat membasahi seluruh tubuhnya.

Ia dapat mendengar tangisan bayinya, ia masih menangkap dengan jelas dimana Jungkook mencium dahinya dan berbisik lembut,

"Thank you, Baby. I love you." Kemudian, kesadarannya terenggut begitu saja.

My Possesive Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang