Perfix

81.7K 2.5K 133
                                    

Suara dentuman musik berbas itu membuat ruangan ramai pengunjung itu bergetar, terlihat banyak pengunjung yang membanyak. Pintu utama terus terdorong dan tertarik. Masuk, lalu keluar karna sudah puas. Disini diclub malam. Lalisa Marcendya bekerja. Baru saja, tadi siang ia dipecat dari Resto Nam. Ia langsung kemari karna membutuhkan banyak uang.

Lisa menaruh nampan berisi banyak gelas kosong diatas meja dapur. Ia memejamkan matanya sejenak, lalu duduk dilantai. Suara langkah kaki mengintropsinya, ia bangkit lalu membenarkan pakaian mininya. Sungguh, ia tidak pernah ingin memakai pakaian sialan ini!

"Hai,,," Suara merdu itu membuat Lisa mendongak, berhenti membenarkan pakaian kurang bahannya yang diberi oleh Tuan barunya.

"Aa-ee hai,,," balasnya canggung.

Wanita itu duduk dilantai, menarik lengan Lisa untuk duduk bersama, pakaian yang digunakan wanita itu sama sepertinya.

"Pekerja baru?" Lalisa mengangguk.

"Kenapa kau bekerja disini, sedangkan diluar masih banyak pekerjaan yang lebih waras." Wanita itu terkekeh kecil.

"Sahabatku bilang, disini diberi gaji perhari, banyak pula. Jadi aku kemari dan aku diterima dengan senang hati. Lagipula, aku harus mengumpulkan banyak uang untuk ibuku." Jelasnya.

"Ibumu kenapa?"

"Sakit." Lisa menyenderkan kepalanya dimeja beton.

"Siapa yang menjaganya?"

"Sahabatku, Lucas."

"Asalmu? Ku rasa kau bukan dari sini."

"Thailand. Sejak usia ku lima tahun, ibuku pindah kemari. Ayahku meninggal saat usiaku dua tahun." Lisa menoleh kearah wanita itu.

"Aku Park Chaeyoung, panggil saja Rose." Rose mengulurkan tanganya, lalu tersenyum simpul.

"Lalisa Marcendya." Lisa membalas uluran itu, lalu menarik tanganya kembali.

"Bagaimana denganmu? Kau juga terpaksa? Atau___"

"Ya. Ayahku menjualku disini. Dia punya banyak hutang, hingga mengorbankan ku." Rose menengadah, menahan air matanya agar tidak jatuh. Terkekeh kecil untuk menyembunyikan kepedihannya.

"Ma--maaf." Lalisa menunduk, memegang jemari Rose.

"Aku yakin dia sayang denganmu." Rose tersenyum, menjatuhkan air matanya kelantai.

"Aku tahu. Aku berusaha menerima kenyataan."

"Kau sudah lama bekerja disini."

"Hampir lima bulan, aku pernah kabur dari sini, sayangnya penjagaannya sangat ketat. Jadi aku diseret kembali. Aku berharap ada yang mau membeliku." Lisa mengernyit, ia tidak mengerti.

"Ya. Jika ada pria yang ingin membeliku dari Tuan, aku akan terbebas dari neraka ini. Disini sungguh membuatku ingin muntah." Lanjutnya dengan kekehan.

"Hmm--mengapa tidak mengundurkan diri saja?"

"Kau masih belum mengerti?" Lalisa menggeleng.

My Possesive Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang