Married

27.2K 1.6K 45
                                    

Lisa terlihat sangat senang menatap ibunya yang sedang menikmati ramyeon buatan Sehun. Lisa mengalihkan pandanganya pada gelang rumah sakit yang bergelantungan dilengan kiri ibunya.

"Apakah Mama sudah cukup sehat?" Enna mengakhiri menyeruput ramyeon itu. Lantas menelan sisa ramyeon yang memenuhi mulutnya.

"Mama sudah sehat, kau tidak perlu terlalu khawatir, Sayang." ucap Enna, dan kembali menyendok ramyeon itu, memasukanya kedalam mulut.

"Jika Mama tidak bisa menghadiri acara pernikahanku, Mama tidak perlu datang. Aku takut Mama kenapa-napa." Enna menatap Lisa.

"Mama akan kesana. Lihatlah! Jeon sudah membelikan gaun yang sangat indah untuku,," ujar Enna sembari menunjukan sebuah paper bag berukuran besar disamping Lisa.

"Ya. Baiklah, aku tidak bisa membantah ucapan Mama." Enna mengelus rambut Lisa dan tersenyum.

"Bagaimana? Apakah sudah rapi?" Tanya Jisoo yang baru saja keluar dari toilet. Jennie yang tengah memakai masker wajah melirik kearah Jisoo. Entah sejak kapan Jennie berada dikamar Jisoo. Rosè? Di sedang tidur dikamar Lisa. Mungkin setelah makan ia mudah mengantuk.

"Mmm,,, itu senget begus,," jawab Jennie, tidak membuka mulutnya. Jisoo menatap Jennie.

"Ck. Buka maskermu dulu!" Kesal Jisoo.

"Leme menit ligi,,, akew baru seje memekeinye" Jennie meraih ponselnya diatas nakas. Jisoo? Ia menggeram kesal, lalu duduk diranjang sembari membaca buku fasion milik Jennie. Dan dia masih menggunakan gaun pemberian Jungkook untuk menghadiri acara pernikahanya dengan adiknya.

"OMG!!!!! Am I not seeing it wrong? This is my prince!" Jisoo sontak menoleh, bukankah dia tadi membisu, dan sekarang. Dia malah teriak tak jelas.

"Astaga! Markermu retak!" Ujar Jisoo terkesiap melihat masker Jennie yang sudah tak beraturan. Layaknya tanah yang kekurangan air selama bertahun-tahun.

"Jisoo! Lihatlah! My prince!" Ujar Jennie melompat-lompat girang diatas kasur empuk milik Jisoo, sembari memegang ponselnya.

"Hey! Aku membeli kasur ini mahal, Jennie Kim!" Jennie tidak mengubris, ia sangat senang.

"Apa yang membuatmu sampai seperti ini?" Jennie menghentikan lompatnya. Dan duduk disebelah Jisoo.

"Lihatlah! Jodohku!" Ujar Jennie memperlihatkan layar ponselnya. Terpampang jelas, wajah pria tampan disana. Jisoo mendelik, lalu menatap Jennie.

"Wow! Daebak! Dia sangat cocok untukmu, Jennie,," Jennie tersenyum lebar, lalu memeluk Jisoo.

"Aku tidak pernah sebahagia ini,,," Jisoo membalas pelukan Jennie.

"Aku sudah pernah bilang, kalau jatuh cinta itu menyenangkan" Jennie melerai pelukanya.

"Kau juga pernah berkata, cinta itu menyakitkan." Jisoo terkekeh singkat.

"Ya. Itu karna Josan yang keparat!" Jennie ikut terkekeh.

Tok! Tok!

"Kak! Boleh aku masuk?" Tanya dari balik pintu. Suara Lisa.

"Ya. Masuklah!" Lisa tersenyum melihat Jennie dan Jisoo. Lalu duduk disofa yang sudah tersedia dikamar itu.

"Aku harus kembali ke gedung itu,,," ucap Lisa. Jennie dan Jisoo daling melempar tatapan.

"Tapi, kau baru saja sampai disini." Balas Jennie.

"Ya. Dan kau belum sama sekali mengepak barangmu. Jika kau membereskanya setelah kau menikah, energimu mungkin tak cukup." Timpal Jisoo.

My Possesive Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang