Hellowinn 15

11.8K 2.2K 1.7K
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMENTAR <3

Hellowinn 15

__________________

Hill of Stars

Gardian bangun karena terkejut, Winnie jatuh tepat menimpanya, dan untung saja kepala cewek itu tidak membentur apa-apa. Gardian mengusap bagian belakang kepala Winnie, menahan cewek itu untuk tetap bersandar di bahunya selagi Gardian bangkit pelan-pelan. Ingin memindahkan Winnie ke ranjang lagi.

Dan Winnie menangis sambil tidur. Cewek itu tidak mengeluarkan suara, tapi air hangat mengalir ke luar dari kelopak mata yang tertutup rapat. Gardian duduk di tepi ranjang, mengusap setiap tetes air mata Winnie yang semakin lama seakan tidak bisa berhenti.

Lama sekali, kurang lebih ada sepuluh menit waktu yang Winnie ambil untuk menangis dalam tidurnya. Kemudian setelah cewek itu tenang dan bernapas beraturan lagi, Gardian bangkit ke kamar mandi. Masih tengah malam mendekati pergantian pagi, tapi tampaknya Gardian tidak bisa tidur kembali.

Ketika Gardian menutup pintu kamar mandi, Winnie bangun dan kebingungan. Dia langsung duduk dan menyadari kelopak matanya lembab. Winnie ingat setiap detail dari mimpinya yang cukup aneh, tapi mimpi itu semakin membuatnya takut saat tidak menemukan Gardian di kamar.

Sambil membawa bonekanya, Winnie menuju balkon untuk melihat barangkali Gardian baru saja turun untuk pulang. Namun, lagi-lagi, Winnie tidak melihat keberadaan cowok itu. Jadi mungkin, Gardian sungguhan pergi saat Winnie sedang nyenyak tertidur.

Menipiskan bibir, Winnie menghela napas pasrah, berniat masuk lagi ke kamar dan melanjutkan tidur. Tapi dia langsung berhenti di tempat setelah berbalik, karena melihat Gardian berdiri tepat di depannya sekarang.

Dan karena sudah kelewat berfirasat buruk tentang banyak hal, Winnie melepas bonekanya begitu saja dan langsung memeluk Gardian seakan tak ingin lepas. Syukurnya yang Winnie peluk sekarang bukan hanya sekadar ilusi, dan Gardian tidak hancur jadi abu seperti yang Winnie mimpikan.

“Ssshhh, sayang, sayang,” kata Gardian agak berbisik, mengusap punggung dan belakang kepala Winnie. “Mimpi buruk, ya?”

Winnie tidak menjawab, tapi dari caranya semakin menekan pipi ke dada Gardian pasti sudah cukup memberi penjelasan. Winnie tidak tahu mimpi itu datang dari kepingan hidup mereka sebelumnya, atau hanya perwujudan dari kekhawatiran Winnie belakangan ini.

Lagi pula, siapa yang mau kehilangan Gardian? Pasti hanya orang tidak waras.

Gardian mengantar Winnie ke kamar lagi, dia sempat kembali ke balkon untuk mengambil boneka yang sekarang sudah jadi hak milik Winnie secara mutlak. Mungkin mereka akan sama-sama butuh waktu yang lama untuk bisa kembali tidur, dan hanya tersisa 4 jam sebelum pagi menjemput.

“Lo jangan banyak pikiran. Tidurnya sampe nangis,” kata Gardian. Duduk di tepi ranjang, dan mengusap-usap kepala Winnie. “Gue tunggu sampe tidur lagi, ya. Habis itu gue balik.”

Tepat setelah Gardian berhenti bicara, Winnie langsung mengubah posisi tidur, miring membelakangi Gardian dan juga balkon kamar. Jika bicara, Winnie pasti menukas kalimat Gardian barusan.

“Nanti kan ke sini lagi,” Gardian menambahkan baik-baik. Dia merunduk, mencium lembut tulang pipi Winnie sampai ke dekat dagu cewek itu.

Winnie tidak menjawab Gardian juga, jadi dia mengalah sedikit, dan tinggal lebih lama. Gardian masih dalam posisi yang sama, kali ini mengusap punggung Winnie naik turun perlahan-lahan. Menunggu sampai cewek itu tidur dengan tenang.

HellowinnWhere stories live. Discover now