Happy reading...
***
"Mampus lu Le, Kasa ikut pundung!!" celetuk Rizky menatap punggung Aksa yang sudah menghilang dibalik pintu.
"AKSAAAA!!!" teriak Lea menggelegar membuat temannya yang berada didalam menutup telinga.
Dari luar, tak ada sahutan apapun.
"Toa buset!" ujar Rion yang memang duduknya tepat di depan Lea.
"Pawang lu ngambek itu Le!!" Kenan ikut duduk di tengah-tengah Lea dan Rizky.
Lea menatap Faisal.
"Sono samperin!" Lelaki itu menunjuk keluar dengan dagunya. "Ntar kalo gak ditegur lagi ampe berhari-hari, gue males ya bantu-bantuin!" lanjutnya membuat Lea mendengus.
Gadis itu berdiri dan menyampirkan tas nya dibahu, kemudian mengambil kunci motornya dimeja lalu melenggang pergi keluar. "Gue duluan!"
Lea memakai helm full face nya dan menaiki ninja hitamnya. Dia berhenti didepan pos satpam. "Mang tadi Aksa lewat mana?" tanya nya setelah menaikkan kaca helm.
"Kesana!" Mang Tony menunjuk jalan disebelah kiri. "Terus belok kanan!"
Lea segera melesat pergi setelah mengucapkan terimakasih. Saat sudah dipertigaan, dia belok kekanan. Matanya memicing tajam saat melihat Aksa dari kejauhan. Sepertinya Lea tau lelaki itu akan pergi kemana.
Motornya kini melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan ibukota yang tampak ramai.
"AKSAA!!" teriak Lea memanggil Aksa. Lelaki itu meliriknya dari spion, lalu menambah kecepatan motornya meninggalkan Lea begitu saja.
Lea mendengus kesal. 'Ngajak balapan?'
Gadis itu kini makin menambah kecepatan motornya. Banyak pengendara mengklakson dirinya agar tak kebut-kebutan. Ya namanya juga Lea, pastinya mengabaikan itu semua. Fokusnya sekarang hanya satu, mengejar Aksa yang sedang ngambek.
Tiba-tiba dari arah belakang, sebuah mobil melaju kencang. Tepat menyenggol kakinya membuat gadis itu sedikit oleng. Saat melihat kedepan, dilihatnya mobil lain sedang berhenti, membuat gadis itu melebarkan matanya.
"Itu mobil ngapain berhenti disitu sialan!!" desisnya lalu membanting stir kekiri sebelum menabrak mobil didepannya tadi.
Brukk
Motornya malah menabrak trotoar hingga membuat dirinya terjatuh. Lea meringis ketika kepalanya menghantam trotoar. Untung saja dia memakai helm. Badannya terasa sedikit ngilu, telapak tangan kirinya juga berdarah karena tadi tergesek aspal.
Lea membuka helmnya dan melihat beberapa orang yang kebetulan lewat, turut membantunya berdiri, dan duduk dikursi tak jauh dari sana. Beberapa menit kemudian, tampak Aksa berlari kearahnya dengan wajah panik.
"Lo gapapa?!"
Lea mendongak, "Maaf ya!" ujarnya mengabaikan pertanyaan Aksa tadi.
Aksa duduk disamping Lea. Matanya melirik tangan Lea yang masih mengeluarkan darah, membuat lelaki itu menghela nafasnya gusar.
"Obatin dulu tangan lo!"
Lea menatap tangannya, "Segini doang mah bukan apa-apa!!" ujarnya meremehkan, membuat Aksa menatap gadis itu datar.
"Gue beli obat dulu!" Aksa beranjak pergi meninggalkan Lea begitu saja.
Lea hanya menatap punggung Aksa yang mulai menjauh, lalu matanya beralih ke jalan raya didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA (On Going)
Teen FictionTentang Alea, Cewek tanpa ekspresi yang hobinya baku hantam. Kalau kata orang, dia dingin, datar, cuek, urakan, berandal. Apalagi kalau sudah benar-benar marah, "Lo sentuh gue, tangan lo patah!" ⚠️Warning⚠️ • Bahasa non baku • Banyak umpatan kasar...