Happy reading...
***
"Ze capo 3." jawabnya dengan suara pelan.
"Ada tugas. Ambil suratnya. Ditunggu sampe jam 4."
Telepon dimatikan sepihak membuat Lea mendengus.
Sekarang pukul 1 siang. Masih ada waktu sampai pukul 4 tiba. Lebih baik gunakan waktu untuk tidur agar energinya terkumpul, sebelum kembali bekerja nanti malam.
Lea merapatkan cardigannya lalu kembali menelungkupkan kepalanya dimeja.
Tak berselang lama, gadis itu kembali terlelap.
***
Reygan duduk dikursi kelas paling belakang dengan kaki yang berselonjor ke atas meja.
Pandangannya ke arah ponsel yang menampilkan permainan teka teki silang.
Bel pulang sudah berbunyi 15 menit lalu. Kelas pun sudah sepi, hanya tersisa Reygan seorang diri.
Reygan melirik ke meja sebelahnya yang masih terdapat tas Lea. Kemana gadis itu pergi sampai belum kembali juga?
Tadi setelah hukuman selesai ia kira langsung pergi ke kelas. Tapi saat ia masuk tidak ada.
Saat itu pun Reygan langsung kembali pergi menuju UKS. Membuat guru yang sedang mengajar mengomel karena sikap kurang ajar nya itu.
Tapi saat di UKS juga tidak ada. Membuat lelaki itu menggerutu kesal.
Beberapa menit berlalu, bunyi pintu yang terbuka membuat lelaki itu mendongak dan mendapati Lea berjalan kearahnya.
Ketara sekali habis bangun tidur. Tapi tidur dimana dia?
Tak menghiraukan keberadaan Reygan yang duduk di sebelah kursinya, Lea dengan cepat menyambar tas nya diatas meja dan kembali berbalik hendak pergi.
"Eits eits mau kemana lo?"
Lea berdecak kesal saat lelaki itu mencekal tangannya.
"Apaan sih!"
"Pulang bareng gue!!"
Lea memutar bola mata malas melihat wajah tengil lelaki itu. "Males!"
Setelah menarik tangannya, gadis itu segera pergi keluar kelas.
Reygan yang pantang menyerah tetap membuntuti Lea dari belakang.
"Buru-buru amat mau ngapain sih? Kebelet boker ya lo?" Reygan tertawa sendiri mendengar ucapan random-nya.
Lea tak menanggapi. Matanya terus menatap ponsel, berharap segera mendapatkan ojek online.
Duk
Lea mengusap dahinya yang terbentur sesuatu, lalu mendongak dan terkejut mendapati tangan besar Reygan menghalau dahinya dari dinding keras didepannya.
Tunggu. Sejak kapan tembok ini berada didepannya?
"Makanya kalo jalan jangan sambil main hp, hampir kejedot kan!"
Lea hanya mendengus mendengarnya. "Makasih!"
Reygan tersenyum kecil mendengar ucapan penuh gengsi itu.
"Untung ada gue, kalo engga udah nongol telur di jidat lo!" ujar Reygan kembali narsis, membuat Lea memutar bola matanya malas.
Lea berdiri didepan gerbang dengan tangan yang tampak mengetikkan sesuatu di ponsel. Tiba-tiba saja ponsel nya mati membuat gadis itu melotot.
YOU ARE READING
ALEA (On Going)
Teen FictionTentang Alea, Cewek tanpa ekspresi yang hobinya baku hantam. Kalau kata orang, dia dingin, datar, cuek, urakan, berandal. Apalagi kalau sudah benar-benar marah, "Lo sentuh gue, tangan lo patah!" ⚠️Warning⚠️ • Bahasa non baku • Banyak umpatan kasar...