Perjodohan

1K 65 7
                                    



Saint menghela nafas berat melihat makanan yang
tersedia di meja masih utuh. Dia tersenyum sedih.
Padahal dia begitu bersemangat memasak makanan untuk suaminya yang baru pulang malam ini dari luar kota.

"Aku pergi dulu." sebuah suara berat.

Saint menoleh, menatap suaminya yang telah rapi
dengan pakaian kantor.

"Perth, maaf aku telat bangun, sarapanmu-"

"Tidak usah, aku pergi."
Perth pergi begitu saja meninggalkan Saint yang tersenyum sedih.

Sepertinya memang harus diakhiri.
Saint tak bisa menyalahkan suaminya yang begitu dingin padanya.
Mereka menikah tanpa cinta, mereka dijodohkan. Hal biasa yang dilakukan oleh keluarga dari kalangan atas seperti mereka.

Saint dulu memang tidak mencintai Perth, namun
setelah menikah ia berjanji pada diri sendiri akan membuat pernikahannya indah. la selalu berusaha menjadi suami/isteri yang baik mengingat dirinya adalah laki-laki. Saint tidak bermasalah jikanya orang menyebut dirinya sebagai isteri.

Namun sepertinya Perth tak peduli. Pria itu begitu
dingin, ia pulang saat Saint terlelap dan pergi ketika Saint baru terbangun. Pria itu menghindarinya.

Saint selalu menyabarkan hatinya yang selalu sakit, namun kesabaran manusia juga ada batasnnya. Nanti ketika Perth pulang ia harus membicarakan tentang perceraian mereka pada pria itu. Selarut apapun ia pulang akan Saint tunggu. Janjinya.

Ponsel Saint berbunyi, ia mengangkatnya.

"Halo, ada apa Plan?"

"Halo, Saint! Hari ini aku, Earth, Zee, Mean dan Mark akan berkumpul di kafe dekat kampus kita dulu, kamu harus datang hari ini kalau tidak aku akan kerumahmu dan mengacak-acaknya!" ancam Plan.

Saint terkekeh.
"Baiklah, aku akan kesana hari ini."

"Yay! Itu baru temanku! Kutunggu jam tujuh!" pekik Plan senang.

Saint tersenyum kecil. Dia butuh seseorang
menyembuhkan luka hatinya, sahabatnya mungkin tau apa yang terbaik.

Dari pukul enam, Saint telah bersiap, ia hanya memakai baju merah dan berseluar puith, pakaian lamanya yang masih bagus walau sedikit ketat yang
membuat setiap lekukan ditubuhnya makin menonjol apalagi dibahagian dada dan bokongnya.

"Ah, apa tidak apa-apa memakai baju ini?" tanyanya
pada diri sendiri.

"Pakai saja, lagipula sudah lama tidak memakai pakaian ini."

Saint berkendara dengan salah satu mobil milik Perth. Pria itu memang punya banyak mobil yang jarang terpakai.

"Wow! Kau tampan sekali, aku menyesal tidak
menikahimu duluan." komentar Zee, salah satu
temannya yang sekarang sudah menjadi Dokter di rumah sakit keluarganya.

"Dasar kau playboy cap kotoran monyet, berhenti
menggoda temanku!" pekik Plan.

"Hei, wajah tampanku kau katakan monyet! Dasar
tak punya perasaan!"

"Ayolah, kita disini bersenang-senang, kenapa harus
bertengkar." lerai Mean kesal.

"Bilang saja kau cemburu, dude." kekeh Earth.

"Bagaimana kehidupan pernikahanmu? Apakah... Kalian masih belum melakukannya?" tanya Mark serius. Kini semua memusatkan perhatian pada Saint yang sudah duduk.

"Melakukan apa? Dia bahkan tak pernah mau menatapku." Saint menghela nafas tersenyum sedih.

"Dasar pria brengsekk, beraninya membuat temanku sakit hati." dengus Plan.

OneShootWhere stories live. Discover now