Malam readers
Happy reading
Flavia berlari dengan tergesa gesa di sepanjang koridor rumah sakit sambil menuntun brankar yang di atas nya terdapat ChelsieFlavia panik dan cemas akam keadaan Chelsie. Dunia nya berasa runtuh, hancur, dan berantakan saat ini
Daren yang tak tega melihat Flavia menangis sambil memeluk diri nya sendiri pun menghampiri Flavia. Ia memeluk Flavia yang sedang menangis, ia dapat merasakan baju nya basah karna air mata Flavia
Flavia tidak tahu harus bagaimana lagi saat ini, ia cuman bisa menangis dan terus berdoa kepada yang maha kuasa
Chelsie sedang di tangani dokter di dalam, dengan Flavia di luar yang sedang menangis
Kalau bisa gue yang gantiin posisi lu Chel, gue gak kuat Chel, gak kuat-batin Flavia
Daren sudah menghubungi kedua orang tua Chelsie dan kedua orang tua Flavia. Sekarang ke dua orang tua dari anak yang sedang berada di rumah sakit itu sedang menuju ke rumah sakit dengan tergesa gesa
Sudah sejam Flavia menangis dipelukkan sang bunda. Ya mereka sudah sampaj setengaj jam yang lalu di rumah sakit
Bunda Chelsie pun sedang menangis di pelukan sang suami, Daren yang canggung berada di situ pun izin pergi ke kantin untuk membeli air mineral buat mereka
Saat Daren sedang membayar air mineral yang ia beli, tidak sengaja sudut mata nya melihat Alsa yang sedang duduk di kursi koridor. Daren yang penasaran dan memounyai berbanyak pertanyaan di dalam pikiran nya keoada Alsa pun segera menghampiri Alsa
Alsa kaget dengan kedatangan Daren yang tiba tiba berdiri di samping nya
Daren dapat melihat mata Alsa yang kurang tidur, letih, lesu, loyo, capek, merah dan menghitan seperti panda pun makin mempunyai banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Alsa
Namun saat ia melihat kondisi Alsa yang seperti ini, ia mengundurkan pertanyaan nya dan memilih untuk bertanya di waktu yang tepat
Daren mendaratkan bokongnya di kursi samping Alsa dengan tubuh yang menyamping melihat Alsa dari samping
Bahkan dari samping pun Alsa tetap terlihat letih dan capek. Namun Alsa tetap berusaha menampilkan senyuman nya yang indah
"Lu kenapa?" kata Daren
"Kenapa?, gue kenapa emang, gue gak kenapa kenapa kok" kata Alsa
"Mulut lu boleh bohong, tapi wajah lu gak bisa bohong sa" kata Daren
"Lu kenapa sih ren, datang datang langsung nuduh macem macem, ribet lu" kata Alsa
"Gue serius sa. Lu kenapa?" lagi lagi Daren melontarkan pertanyaan yang sama
"Gak papa ren" kata Alsa sambil menundukkan kepala nya
"Gue ada di depan lu sa, bukan di bawah, kalau gue ajak ngomong liat gue" kata Daren
"Apa sih ren, gak jelas banget, udah ah gue mau ke kantin" kata Alsa sambil berdiri untuk pergi ke kantin
Namun tangan nya sudah di cekal terlebih dahulu oleh Daren, dan terpaksa ia harus memutar tubuh nya dan kembali menghadap Daren yang sekarang sedang menatap nya
"Duduk dulu sa, gue mau ngomong sebentar sama lu" kata Daren
"Yaudah cepet anjir mau ngomong apa" kata Alsa
"Lu kenapa?" muak. Alsa muak dengan pertanyaan itu, setiap orang nya menemui Alsa sedang dalam kondisi seperti ini selalu saja melontarkan pertanyaan seperti itu
"Gue harus berapa kali sih ngomong kalau gue gak papa ren" kata Alsa
"Kalau gak papa kenapa setiap gue nanya sama lu, lu selalu mengelak dan pergi. Kalau gak papa kenapa lu ada dirumah sakit. Kalau gak papa kenapa penampilan lu kayak gini, kusut kayak gembel" marah Daren kepada Alsa
Alsa terdiam seribu bahasa saat Daren melontarkan berbagai pertanyaan untuk nya
"Lu mau tau jawaban dari semua pertanyaan yang lu tanyain ke gue ren?" kata Alsa. Daren oun mengangguk kan kepala nya pelan dengan mata yang menyorot ke mata Alsa meminta jawaban dari pertanyaan pertanyaan nya
"Gue capek ren, capek banget, nyokap gue sakit, bokap gue pergi entah kemana sama perempuan lain yang udah gue benci dari dulu" kata Alsa sambil menyeka air mata nya yang jatuh
"Udah kan?, udah gue jawab ini pertanyaan lu, sekarang gue mah pergi dulu" kata Alsa. Namun lengan nya sudah di cekal kembali oleh Daren, Alsa mengangkat satu alis nya sambil menatao Daren
"Chelsie di rumah sakit sa...." kata Daren
Alsa yakin Daren hanya bercanda, Daren memang tipikal orang yang gampang bercanda. Namun tidak di waktu seperti ini sa
"Bohong kan lu?" kata Alsa
"Gue gak bohong sa, gue jujur. Apa untung nya juga gue bohong sa" kata Daren
"DIMANA??!" bentak Alsa yang sudah tak tahan menahan emosi nya saat ini
"Ikut gue" kata Daren yang langsung melenggang pergi dari hadapan Alsa
•••
Pagi hari nya Flavia masih berada di sisi brankar Chelsie sambil menutup mata nya pertanda ia masih tidur
Pemandangan pertama yang Alsa lihat saat ia memasuki ruangan Chelsie adalah Chelsie dan Flavia yang sedang tertidur
Alsa mendekat ke brankar Chelsie yang masih menjadi pacar nya itu
Alsa meraih telapak tangan Chelsie dan mencium telapa tangan Chelsie. Berharap agar sang kekasih bangun dari tidur nya, namun nihil, Chelsie masih belum membuka mata nya. Alsa frustasi, baru di tinggal sehari sama Chelsie saja ia sudah frustasi
Alsa mengajak Chelsie berbicara banyak hal
"Hai cantik, udah pagi nih, bangun dong masa lama banget tidurnya" kata Alsa
"Chel, tau gak kalau ternyata kemarin yang ngambil kucing aku itu anak tetangga aku yang masih kecil" kata Alsa dengan kekehan kecil nya
"Lucu ya anak nya. Anak nya cowo umur 3 tahunan gitu Chel, aku awal nya kaget karna ternyata dia berani megang kucing yang gede kayak starla" kata Alsa
"Terus ya Chel tadi kan aku ke kantin mau beli bubur buat kamu, nah aku ketemu kucing juga, lucu banget tau kucing nya. Kamu gak mau liat Chel" kata Alsa
"Bangun dong sayang, nanti kita main ke pantai ya kalau kamu bangun, nanti kita beli semua yang kamu mau" kata Alsa "tapi kamu bangun dulu, baru nanti aku penuhi keinginan kamu"
TIDAK. Flavia sudah bangun dari Alsa membuka pintu, namun ia pura pura tidur untuk mendengar Alsa berbicara
Mendengar suara Alsa berbicara di dekat nya saja ia sudah senang, apalagi di perlakukan seperti Chelsie oleh Alsa. Air mata nya menurun, dada nya terasa sesak
Wajib vote
🪐🪐
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavia
Teen FictionFlavia Narana gadis cantik nan anggun yang terlahir di keluarga sederhana, dan tidak pernah menyusahkan orang orang disekitarnya dan juga Flavia sangat berusaha untuk menyembunyikan kesedihan nya di depan orang-orang, karna ia tahu mereka hanya pena...