Part 15

3.6K 105 13
                                    

Liana menatap ke arah kedua pasangan yang saat ini sedang berbincang. Kedua sejoli itu berbincang tanpa menghiraukan dirinya.

Liana cukup prihatin dengan nasibnya, ia bagaikan wanita buta yang tak bisa melihat perlakuan buruk suaminya walaupun itu terjadi didepan matanya.

Liam melirik ke arah Liana yang saat ini menatapnya, pria itu lalu memalingkan wajahnya dan melanjutkan pembicaraannya dengan Rissa.

Mereka bertiga, kini berada di pesawat menuju ke pulau Dewata Bali. Jika kalian bertanya apakah Liam dan Liana duduk satu deret? Jawabannya adalah tidak. Liam memesan tiket pesawat kelas bisnis yang dimana hanya ada dua kursi untuk satu baris di sebelah kiri dan kanan.

Liana yang melihat Liam memalingkan pandangan darinya pun, langsung memalingkan wajahnya menghadap ke jendela pesawat. Ia duduk sendirian di baris kanan itu, sedangkan di baris kiri ada Liam dan Rissa.

Liana menatap ke arah awan yang berada di balik jendela pesawat itu, pemandangan awan itu cukup membuat Liana dapat melupakan kejadian hari ini.

Liana yang sibuk memandangi langit itu tak menyadari adanya pemberitahuan bahwa pesawat yang ia tumpangi akan segera mendarat di pulau Bali.

Pesawat itu pun mendarat dengan mulus. Mereka pun turun satu persatu dari pesawat, Liana memilih untuk membiarkan Liam dan Rissa berjalan lebih dahulu di depannya. Ia tidak ingin ada drama di dalam pesawat akibat ia menerobos jalan.

Liana dan rombongan di sambut oleh dua orang tour guide yang sudah di sewa oleh Liam.

Kedua tour guide itu mengajak mereka menuju ke arah mobil yang akan mereka gunakan selama berada di Bali nanti.

"Mau apa kau? Kau duduk di depan, aku dan Rissa yang akan duduk disini" ucap Liam ketika Liana hendak duduk di kursi yang berada di tengah mobil.

Liana hanya dapat terdiam dan langsung pindah ke kursi yang paling belakang yang ada di mobil itu.

Sepertinya selama disini kau akan simulasi menjadi hantu Liana. Tidak akan ada seorang pun yang akan menyadari kehadiranmu.  Ucap Liana dalam hatinya. Melihat kondisi di dalam mobil yang hanya dipenuhi dengan obrolan Liam dan Rissa.

Selama perjalanan menuju ke hotel, Liana hanya dapat terdiam dan memandangi indahnya alam Bali. Ia tidak berminat untuk membuka suara, karena sekali ia membuka suara maka akan ada luka yang akan tergores lagi di hatinya karena perkataan Liam.

Kini mereka telah berada di hotel tempat mereka menginap, Liam sedari tadi menggandeng tangan Rissa tanpa henti. Entah bodoh atau apa namun Liana tidak berbuat apa-apa melihat sang suami selingkuh di depan matanya. Mengapa ia merasa bahwa ia dan Liam ini seolah-olah menikah secara terpaksa? Dan Liam hanya terpaksa menikah dengannya karena paksaan orang tua.

"Ini kunci kamarmu, kamarmu ada di samping sana" Liam melempar Card yang biasa digunakan untuk membuka kamar hotel.

"Terus Rissa dimana?" Tanya Liana.

Liam menaikkan alisnya sebelah, "Rissa akan sekamar denganku, dimana lagi ia akan tidur kalau tidak denganku"

Rissa tersenyum sinis menatap Liana, senyum mengejek itu membuat emosi Liana menjadi terpancing "kau gila? Sedari tadi aku mendiamkan kelakuan kalian yang seperti tidak menganggap ku ada? Tapi kalian? Benar-benar gila kau Liam, aku ini istrimu. Bukan setan yang tidak hidup, bagaimana bisa dengan entengnya kau bilang akan sekamar dengan wanita yang jelas-jelas bukan istrimu" Liana meluapkan emosinya untuk pertama kali hari ini, ia sudah tidak bisa menahan kegilaan yang Liam lakukan kepadanya.

"Terus? Aku harus perduli denganmu?" Hanya itu yang Liam katakan, pria itu tidak perduli dengan apa yang Liana katakan tadi.

Liam kini ingin menempelkan card itu ke sensor yang ada di pintu kamar hotel itu, namun Liana menahannya. "Kau benar-benar tidak bisa menghargai ku Liam? Aku ini istrimu!"

"Sudahlah Liam, biar aku saja yang mengalah. Benar kata Liana, aku tidak sepantasnya sekamar denganmu" Rissa melepas genggaman Liam dari tangannya.

"Tidak Rissa, jangan dengarkan dia. Kita kesini untuk bersenang-senang. Kau Liana, terserah saja kau mau berkata apa. Tapi yang jelas, aku tidak akan mengubah keputusanku mengenai hal ini" setelah mengatakan itu, Liam langsung masuk ke kamar hotel itu dengan menggandeng tangan Rissa.

Liana menatap kedua orang itu dengan tajam. Ia sepertinya harus ke psikolog setelah pulang dari Bali ini.

Liana berjalan menuju ke arah kamar hotelnya dengan keadaan hati yang gundah. Liana langsung merebahkan dirinya di kasur kamar hotel itu, badannya hari ini sangat lelah walaupun hanya duduk seharian ini.

oOo

Liana terbangun dari tidurnya, ia melirik ke arah jendela kamar yang tadi ia buka.

Ternyata sudah malam. Liana langsung menutup gorden itu, wanita itu langsung berjalan menuju ke arah kamar mandi dan mengambil wudhu. Ia butuh untuk menenangkan hatinya.

Setelah sholat wanita itu langsung membuka hp nya dan membuka media sosial miliknya, ia sedari sibuk melihat unggahan orang-orang yang ada di explore instagramnya.

Liana menatap salah satu foto, orang yang ada di foto itu tidak asing baginya. Disana terdapat dua orang yang sedang berpelukan di tengah pantai saat sunset.

Liana menatap ke arah siapa orang yang mengunggah foto itu, "bangsat kalian" hanya itu yang Liana katakan sebelum ia melempar hp nya.

Tunggu saja. Tidak ada tangis lagi untukmu Liam. Aku mencintaimu tapi tidak sebodoh itu untuk kau injak harga dirinya, sayang.  Liana mulai memikirkan beberapa hal yang akan ia lakukan untuk menguji kesabaran Rissa dan Liam. Ia tidak akan tinggal diam setelah ini, tidak ada Liana yang lembut setelah kejadian ini.

____________

Hallo semuanya menurut kalian part ini gaje nggak? Jujur aku itu masih kesulitan dalam pemilihan kata yang cocok untuk membuat chapter, apa kalian terganggu dengan penulisan aku? Kalau terganggu tolong berikan saran ya. Aku butuh saran dari kalian untuk mengembangkan cerita aku selanjutnya.

Jujur sih aku mau membicarakan beberapa hal sama kalian, mungkin ini agak aneh karena aku ingin membuat cerita baru yang mungkin akan lebih matang alurnya dari ini, sedangkan aku baru saja ngeluh mengenai penulisan aku yang masih kaku.

Menurut kalian, aku harus nulis cerita baru yang menurutku bagus banget atau aku pending sampai aku bisa menulis dengan baik.

Berikan sarannya ya. Oh iya, terimakasih untuk votenya ya!

Aku tunggu saran kalian

LIAM ADITAMAWhere stories live. Discover now