Part 3 - Salon

519 113 80
                                    

Sepasang mata celik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepasang mata celik. Di hadapannya sudah ada wajah cantik yang hanya berjarak sejengkal dari titik pandangnya. Satu tangan gadis itu didadanya dan satunya lagi menempel dipinggang atasnya. Lin Yi membuka harinya dengan deru bahagia di dadanya, entahlah tapi ia suka saja suasana pagi ini.

Tak ada hal lain yang ingin ia lakukan selain menilik wajah gadis yang masih tidur dengan nyaman. Gerakannya sangat halus tapi ujung jarinya bertemu dengan ujung bibir dan ujung hidung Lalisa kemudian ke pipi favoritnya itu. Ujung hidung gadis itu mengerut sebentar namun ia masih belum bangun juga. Lelaki itu senyum hingga menyipit, tak ingin gadis itu terbangun dan melepas rangkulan dari pinggangnya, ia suka melihat gadis itu nyaman memeluknya dipagi ini.





Tok tok tok

Pintu kamarnya diketuk, Lin Yi menatap nyalang. Ketukan itu mengganggu kebahagiaannya.

"Tuan muda!!"

Lelaki itu bangun, lalu membuka pintu tersebut dengan wajah marahnya. Lelaki dibalik pintu segera menunduk kecut.







"Maaf menganggu Anda, Tuan muda"

"Saya harus melaporkan kegiatan atas perintah tuan besar dan seluruh jadwal Anda hari ini. Ini sarapan sudah disiapkan"



"Kalian sangat menggangguku!!!"

"Maafkan kami"


"Bawa sarapannya kedalam dengan pelan!"

"Jangan sampai membuatnya bangun, aku masih ingin melihat wajah tidurnya"

"Jika suara yang kalian timbulkan membangunkannya, akan kupecat hari ini juga!"

"Ingat! dia bangun berarti kupecat!"



Semua maid dan pengawal menunduk takut dan juga berjalan seolah tak menjejak apapun, mereka benar-benar tak ingin ada kemurkaan dipagi ini. Setiap langkah yang gemetaran, arah pandang mereka melihat pada gadis yang masih lelap itu, berharap sama sekali tak terjaga.





Ting!

Suara pecah belah itu bertemu karena tangan maid muda yang terus saja gemetaran akibat ancaman majikan mudanya itu, yang memang tak pernah main-main dengan ucapan dan ancamannya.

Tiba-TibaWhere stories live. Discover now