Part 7 - Plan B

614 115 93
                                    

Artikel bertaburan wajah Lalisa sebagai pasangan resmi pewaris rupawan yang kaya raya, dimana-mana berita tentang Lalisa bermain bersama disebuah department store dengan pasangannya muncul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Artikel bertaburan wajah Lalisa sebagai pasangan resmi pewaris rupawan yang kaya raya, dimana-mana berita tentang Lalisa bermain bersama disebuah department store dengan pasangannya muncul. Semua artikel menyebut betapa unik dan lucunya cara pasangan itu menghabiskan waktu berdua, yaitu dengan cara membaur ditengah keramaian lalu bermain hide and seek.

Belum lagi foto gadis itu yang sedang merajuk di kedai es krim lalu si tuan muda membujuknya. Semua berita tentang mereka tak terbendung, bertaburan sepanjang hari bahkan mungkin sepanjang minggu ini. Ini terlalu gempar.


Lalisa belum sadar apapun. Ia masih lelap ditempat tidurnya, di kediamannya namun suara ponsel sahut-sahutan ia dengar, membuatnya terbangun. Tangan lelaki bertengger dipinggang serta perutnya, lalu ia menyenggol sedikit lelaki dibelakangnya itu.

"Hei, ponselmu itu berisik sekali"

"Angkatlah, mengganggu saja"



Tak ada respon apapun. Lalisa berbalik pelan, dilihatnya lelaki tuan muda memang pulas sekali tidurnya. Gadis itu mengetuk berulang ujung hidung mancung itu dengan jari telunjuknya.




"Bangun, angkat dulu ponselmu"

"Heehh" Lelaki itu mengerang sedikit lalu hidung bergerak lucu, Lalisa tertawa kecil.




"Apa mengantuk sekali hari ini?"

"Biasanya kau lebih cepat terbangun dibanding aku" gumamnya.

"Padahal aku yang kemarin lelah setelah olahraga maraton dan cosplay manekin"





"Hei, bangun! ponselmu! sepertinya ada yang penting"

Lin Yi malah menarik gadis itu, semakin memeluknya dalam lelapnya yang masih ingin ia lanjutkan.

"Terserahlah!"

Lalisa ikut memejamkan matanya kembali dalam pelukan si lelaki.




Tak lama suara pintu kamar diketuk berulang, terdengar juga suara memanggil dari asisten yang biasa.


"Lin Yi hei, itu ponsel dan asistenmu mengganggu terus. Padahal ini rumahku, haduuuh!" kesal Lalisa yang kembali dibuat terbangun oleh keadaan sekitar.



Akhirnya lelaki itu membuka matanya pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk pada pupilnya, lantas tersenyum menyadari jika Lalisa ada dipelukannya dan membangunkannya.





"Pagi" lirihnya dengan suara yang masih serak.

"Itu ponselmu berisik dan asistenmu mengetuk pintu dari tadi"





Setelah mengatakan itu Lalisa menutup kembali matanya, Lin Yi malah mengecup kening gadis itu sekali.

"Masuk!!" teriaknya kemudian untuk yang mengetuk pintu.

Tiba-TibaWhere stories live. Discover now