Part 10 - Tamu

627 105 88
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy Reading


2 minggu kemudian

Arah bicara sepertinya sudah dapat ditebak oleh satu figur tinggi gagah yang sedang duduk tegap dengan aura kehormatan yang awur-awuran. Duduknya tepat ditengah meski kursi mahal itu cukup lebar ukurannya. Ada beberapa orang yang berdiri disamping dan dibelakangnya, ada yang berdiri namun ada juga yang duduk dikursi berbeda di sampingnya.

Tepat didepannya, telah dipersilakan duduk satu lelaki muda dengan empat orang kaki tangannya. Namun dua diantaranya memilih berdiri dibelakang lelaki muda. Cara duduknya pun sungguh memperlihatkan dengan jelas dari kalangan mana ia berasal.

Figur tuan rumah yang menatap intens sejak kedatangan tamu jauh itu, hingga kini masih melanjutkan tatapan obeservasinya pada si tamu yang baru duduk tersebut. Hanya sedikit senyum formalitas yang sempat ia berikan tadi saat awal temu pandang mereka. Sedangkan sekarang si figur tuan rumah itu seperti dengan sengaja membangun nuansa hening dan tak ramah.


"Maaf untuk kedatangan yang mendadak ini, Tuan"

Pelayan datang menghidangkan minuman dan sedikit jamuan ringan bagi tamu. Hal biasa disini karena si tuan rumah hampir setiap hari didatangi banyak tamu dengan berbagai tujuan dan keperluan.

"Saya tahu Anda siapa" lelaki tuan rumah itu tersenyum tipis penuh arti, terkesan sedikit menghujam.



"Benarkah? "

"Suatu kehormatan bagi saya jika begitu. Di sisi lain saya tidak perlu lagi memperkenalkan diri secara detail kepada Anda, Tuan"

"Bagaimana pun, saya Lin Yi"

Wajah lelaki muda itu menampilkan senyum lembut yang tak pernah hilang sejak menginjakkan kaki ke rumah besar ini.




"Perjalanan ini terlalu jauh bagi Anda jika bukan untuk hal yang berarti, betul?"

Senyum miring si tuan rumah muncul lagi.


"Anda mengetahui itu dengan baik, Tuan"


"Pertama, saya ingin berkenalan dengan Anda yang luar biasa"

"Kedua, saya ingin meminta izin Anda untuk tujuan saya yang ketiga"


"Yang ketiga, saya ingin bertemu dan menjemput putri Anda"

"Untuk apa?"

Tiba-TibaWhere stories live. Discover now