KJG

2.2K 526 5
                                    


Tawa keras menggema di dalam sebuah ruangan penuh debu, dinding dengan cat perlahan luntur dan sarang laba-laba mulai mendominasi. Jendela yang terpasang di sisi bagian timur menjadi satu-satunya jalan keluar-masuk udara.

"Bagus! Semakin hari kau semakin kuat ya?!" pekik antusias keluar dari mulut seorang pemuda dengan sudut bibir mengeluarkan sedikit darah, jas hitam yang dikenakannya penuh dengan bercak darah yang bukan miliknya.

"Ayolah, aku sudah malas.." gerutu si pemilik surai hitam sambil membenarkan kemeja yang membalut tubuhnya, compang-camping karna perkelahian barusan. Cairan beraroma seperti besi berkarat mengalir perlahan turun melalui kedua lubang hidungnya, ia mimisan.

"Hahaha! Bilang saja kau sudah lelah!" decihan kesal keluar saat kalimat yang terasa mengejek barusan mengalun menyebalkan, memutar bola matanya malas lalu merogoh saku celananya mengeluarkan sesuatu kemudian melemparkannya pada sosok pemuda di hadapannya.

"Apa nih?" kedua manik di balik kacamata minusnya menyipit, menelisik benda di tangannya, sebuah flashdisk.

"Dua jam full gore."

"Wah! Kau dapat darimana?" senyum senang mengambang sambil memasukkan flashdisk di tangannya ke dalam saku.

"Kubeli dari dark web, sudah ya? Aku harus pulang!"

"Ya-ya! Sana! Bye, Tae Lee! Sampai jumpa! Jangan lupa mandi!"

"Hm."

'Kim Jung Go.. benar-benar psikopat gila..' sedikit meringis sambil membatin, merasakan tangan sebelah kanannya yang patah.

•••

"Ya? Kenapa?"

"Ayo kita makan malam bersama! Aku beli enam bungkus samyang nih! Ada soda juga!" suara bass terdengar antusias melalui sebuah sambungan telepon.

Sepasang manik merah memabukkan itu menyipit, tangan kirinya mengelus perut sambil membayangkan apa yang akan terjadi besok jika memakan enam bungkus samyang tersebut.

"Kau gila-?!"

"Aku juga sempat beli jus alpukat loh!"

"Meja makan siap saat kau datang!" ucapnya refleks saat mendengar minuman kesukaannya disebutkan.

"Mau titip sesuatu?" bunyi klakson bersahut-sahutan samar-samar terdengar di sebrang.

"Tidak. Cepatlah sampai."

"Huh?" kekehan lembut mengalun merdu, "Oke, aku akan segera sampai! See you, babe!"

"Serius, akan kupukul pantatmu."

Tawa keras terdengar kemudian sambungan dimatikan.

•••

"Kau habis menagih dari Gangbuk?"

Surai pirang si lelaki bergoyang saat kepalanya mengangguk, mulutnya tak bisa mengeluarkan suara karna sedang sibuk mengunyah, hampir seluruh wajahnya berubah merah karna rasa pedas menguasai lidah.

"Dapat berapa?" dengan iseng bertanya, kemudian menyuapkan mie berwarna merah kecoklatan ke dalam mulutnya.

"Tiga ratus juta won-"

Uhuk!

Tersedak ia mendengar bibir si pirang di sampingnya dengan begitu enteng mengucapkan seutas kalimat tersebut.

Segelas air putih disodorkan, tanpa ba-bi-bu ia langsung meneguknya hingga tandas.

"S-sial!" umpatnya sambil mengusap bibir yang basah, lalu menarik ingus.

"Se-shock itu?" tawa kecil keluar bersamaan dengan desahan kecil, sumpit diletakkan kemudian menyambar sekaleng soda dan meminumnya.

"Tiga ratus juta?!"

"Iya," diselingi anggukan kecil, "Tiga-ratus-juta."

"Goo, sumpah!? Itu banyak banget, gila! Dan- kau menariknya tiap bulan?!"

"Hm. Tapi bulan ini sedang tak lancar, normalnya delapan ratus jut-"

"HAH?! UANG SIAPA DELAPAN RATUS JUTA, HEH!" teriak [Name], gadis bersurai sebahu itu sampai menyandarkan punggungnya kebelakang karna sangking shock-nya.

"Uang oranglah~!" Goo dengan santai melanjutkan acara memakan mie-nya.

Dengan tak percaya sepasang manik semerah darah sang gadis menelisik wajah pemuda beraut tolol di sampingnya, "Resikonya.. bagaimana?"

"Nyawa dong~ apa lagi?" senyum mengambang, tanpa beban ia berkata. [Name] tak tahu harus merespon bagaimana, marah? Kesal? Khawatir? Atau sedih?

"Tenang, [Name]. Kita akan menikah kok suatu hari nanti."

"Sumpah.. aku hampir lupa jika kau itu Kim Jung Goo."

Be Mine! [Jung Goo X Reader]Where stories live. Discover now