24. Komitmen

1.1K 267 6
                                    

[JANGAN LUPA BINTANGNYA, Teman]

Suasana tegang mengitari tiga orang yang saling membuang muka. Drizella dan Kiki menunduk, sementara pangeran Kite yang menduduki kursi bertugasnya para penjaga mengarahkan matanya ke tembok.

"Drizella, aku ingin kau besok pulang dan memberikan gaun ini pada Cinderella."

Yang namanya dipanggil mendongak, menatap gaun dalam kotak yang terbungkus cantik dengan ikatan sebuah pita. Dan karena hanya ada penerangan bulan di sana, Drizella tak bisa memastikan warna kainnya.

"Saya mengerti."

"Katakan padanya untuk tidak ke mana-mana karena kereta istana yang akan menjemputnya saat pesta dansa nanti."

Drizella mengangguk. Itu artinya pekerjaannya bertambah. "Dimengerti."

"Dan karena ini adalah perintah di luar tuanmu, aku yang akan membayarmu."

"Saya mengerti!" Drizella mengulum bibirnya, merasakan kegembiraan yang tak terkira. Bahkan Hailyn yang menjadi tuannya belum sedikit pun memberikan uang kepadanya, padahal dia sudah berusaha keras membersihkan taman (dalam mengeluarkan bayaran) dan mengirimkan surat sampai harus menderita sakitnya datang bulan.

"Kau temani dia besok."

"Ya?!" Drizella dan Kiki tersentak, saling melotot atas perintah tak terduga Kite yang menyuruh Kiki untuk pergi menemani Drizella besok pagi.

Drizella tidak terima. "A-apa itu artinya bayaran kami dibagi dua, Pangeran?" Dia bisa pergi seorang diri, bahkan sampai ke ujung dunia, asalkan bayarannya selalu mengalir.

"Itu yang Anda khawatirkan?!" Kiki berbisik gemas.

"Mau bagaimana lagi? Saya punya banyak hutang, tahu?!"

"Maaf! Saya tidak tahu!"

Kite menatap Drizella dan Kiki yang bertengkar kelewat akrab, dia merasa jengkel karena diabaikan. "Dan bayaran kalian terpisah."

Itu kabar baik. Drizella dan Kiki saling berpandangan, lantas mengangguk semangat.

"Baik, Pangeran!"

***

Drizella membuka keran, mengisi air ke dalam baskom kayunya sebelum menumpahkan isinya yang dingin ke atas kepalanya. Gadis itu membeku, gemetaran menatap beberapa perempuan yang mandi malam sama seperti dirinya. Ada yang balas memandangnya dengan penasaran, lantas memberikan pertanyaan yang ingin memastikan hubungan antara dirinya dengan pangeran Allen.

"Sudah kubilang, kami tidak ada hubungan apa-apa selain berteman biasa."

"Kau yakin?"

"Aku berani bersumpah, duh."

Gadis yang duduk di sebelahnya angkat bahu. "Yah, lagi pula mana mungkin seorang pangeran menyukai gadis biasa? Cantik tidak, kaya juga tidak."

Drizella menyentuh dadanya, memasang wajah kesakitan penuh drama. "Ugh! Aku setuju dengan pendapatmu, tapi itu sangat menyakitkan untuk kudengar!"

Seorang wanita lain menyahut dengan tawa keras dari seberang mereka. "HAHA! Itu artinya kau orang yang penuh keberuntungan!"

"Atau sebenarnya penuh kesialan," balas gadis di samping Drizella dengan cepat.

Mereka bertiga kemudian tertawa.

"Haaah, sepertinya aku memang orang yang sial ...," Drizella menyikat kuku kakinya dengan sikat gigi bekas, "belum lagi menjadi pesuruh dari seorang putri egois," ucapnya tanpa disaring, mengakibatkan dua orang asing di sebelah dan di depannya terbatuk-batuk.

Cinderella's Stepsister [√]Where stories live. Discover now