4

101 14 28
                                    

ALDERT mencampakkan koran di atas meja di hadapan Wulfer, keesokan paginya.

Tajuk utama koran itu menampilkan kalimat besar-besar dan tebal yang berbunyi;

SERANGAN MONSTER
SATU ORANG TEWAS, ANAK JENDERAL WAGNER KORBAN SELAMAT

Suara ketukan tongkat berjalan milik Aldert bergema di dalam ruang kerja miliknya.

Tok.

Tok.

Wulfer hanya duduk seraya mengamati koran itu dengan wajah datar.

Tok.

"Jangan. Tinggalkan. Jejak." pria itu berkata. Nadanya rendah dan berbahaya, "Bagian mana dari perintah itu yang tak kaupahami?"

Wulfer bergeming.

"Pikirmu bagaimana kalau Wagner mengutus seluruh kavaleri sialnya dan menyerbu rumahku? Pikirmu bagaimana kalau mereka melihat apa yang ada di dalam ruang kerjaku--"

Maksudmu laboratorium percobaan manusiamu? Wulfer meralat dalam hati.

"--dan menemukan karya-karya berhargaku, lalu melaporkannya ke Gubernur Jenderal dan mereka memonopoli semuanya?"

Tok!

Aldert mencengkeram kepala tongkatnya. Dia mencopot monocle dari satu matanya dan mengantunginya di saku jas yang dia kenakan. Lalu dia berjalan dengan agak pincang ke kursi di balik meja kerjanya. Dia memejamkan mata dan memijat puncak hidungnya, kesal dan letih.

Wulfer menatap pria tua yang tengah duduk di balik meja di hadapannya saat ini. Aldert Van Leanders, sosok yang masih menjadi sebuah tanda tanya besar, bahkan setelah nyaris lima puluh tahun mengenalnya. Tidak dapat dipungkiri, pria itu memiliki otak yang mengerikan, dibarengi ambisi, karisma, dan talenta luar biasa yang membuatnya dapat mencapai posisinya sekarang.

Di Buttervia, bahkan seantero Hindia Belanda, Aldert Van Leanders dikenal sebagai ilmuwan sekaligus pencipta hebat yang sering terlibat dalam berbagai proyek besar pemerintah maupun para bangsawan. Sistem pengairan inovatif yang menjadi perencanaan jangka panjang Buttervia. Pembuatan dan peningkatan kinerja mesin kereta layang. Kerjasama bisnis dengan bangsawan untuk memproduksi ramuan penunda penuaan--dengan efek minimal, sebatas menghentikan kebotakan atau meniadakan uban--yang diperjualbelikan di kalangan elit. Hingga menjadi pencetus teknik cangkok jantung yang prakteknya masih menjadi bahan perdebatan para petinggi.

Tak heran kekayaan dan kemahsyuran melekat pada nama Aldert Van Leanders. Publik mengenalnya sebagai pencipta jenius, tokoh penting yang misterius tetapi begitu dielu-elukan karena kedermawanannya. Namun publik tak mengetahui apa yang terjadi di balik pintu mansion keluarga Leanders. Apa saja yang pria itu lakukan di dalam 'dapur tergelap' di bawah tanahnya. Apa saja horor yang berhasil diciptakannya.

Wulfer paham bahwa kemarahan sang ayah bukanlah soal keselamatannya. Ini selalu soal karya-karyanya yang begitu dia banggakan. Anak-anak Leanders, ciptaan supernya, mahakarya hebatnya, trofi-trofi koleksinya yang oh-begitu-membanggakan, yang tak bisa jatuh ke tangan siapapun.

Wulfer mendengkus mendapati kekecewaan dan kesedihan masih menggerayangi dirinya ketika menyadari bahwa pria itu memang tidak peduli. Setelah segala hal yang terjadi dan terutama sejak insiden Hutan Putih, bagaimana bisa eksistensi pria itu, bahkan hingga saat ini, masih menjadi semacam suar padam yang dia harapkan dapat menyala sewaktu-waktu dan bertindak seperti penyelamat... sebagaimana layaknya seorang ayah?

Wulfer : The Black Snout [Leanders Series]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon