8

36 7 4
                                    

"KAU tahu betapa sulitnya mengendalikan kuda-kuda brengsek ini?"

Terdengar gerutuan bercampur umpatan frustasi Rutger dari arah tempat duduk kusir di depan. Beberapa jam yang lalu, Wulfer telah mengizinkan Rutger membersihkan diri dan memberikannya pakaian bersih dan rapi yang membuat penampilannya lebih kelihatan seperti pedagang terhormat alih-alih keparat tukang mabuk asal Vossensteeg. Bahkan Wulfer meminjamkannya kacamata untuk dikenakan. Kini pria besar dan tambun itu bertindak sebagai kusir sekaligus pemilik kereta kuda.

Tak ada pejalan kaki yang dapat melihat isi dari gerobak tertutup di belakangnya selama kereta kuda itu membelah malam melintasi jalanan berbatu menuju tempat perlelangan gelap Vasser. Alamat yang selalu berbeda-beda, yang hanya diketahui orang-orang tertentu pada waktu penyelenggaraan.

Wulfer dapat merasakan laju kereta yang tidak mulus, juga ringkikan dan derapan kuda-kuda yang gelisah. Bagaimana tidak? Indera penciuman mereka pastilah mengendus aroma predator dari arah kerangkeng besar di dalam gerobak. Sebuah keajaiban mereka belum melarikan diri hingga saat ini. Mungkin karena Wulfer sengaja berada berdekatan dengan kuda-kuda itu sejak kemarin, berusaha membiasakan mereka dengan aromanya. Atau pengaruh rum dan jerami yang diberikannya banyak-banyak sore tadi sebelum berangkat, semacam 'tanda gencatan senjata' sementara.

Wulfer bersandar dalam kerangkeng besinya dalam diam, masih berwujud manusia. Sesungguhnya, dia sendiri merutuki kenekatannya menjalankan rencana ini. Kemungkinan berhasilnya sangat kecil bila dibandingkan resiko dia tertangkap dan dibakar oleh khalayak ramai.

"Masih sulit dipercaya Moncong Hitam yang sedang heboh dibicarakan di koran adalah salah satu putera dari bangsawan terkenal Aldert Van Leanders..." terdengar gumaman Rutger lagi dari arah depan, membuat Wulfer akhirnya memutuskan untuk menanggapi kebawelan pria itu.

"Kau akan terkena serangan jantung bila tahu lebih dari itu soal keluarga Leanders."

"Kemungkinan besarnya aku bakal mati dalam misi gila ini, jadi toh sama saja." pancing Rutger.

Wulfer mendengkus, "Usaha yang bagus."

Rutger berdecak.

Walaupun dia telah melakukan kesepakatan dengan Rutger--dan pria itu cepat menguasai diri terhadap wujud Wulfer, juga sejauh ini menunjukkan sikap kerjasama yang cukup mengesankan--Wulfer tidak bisa mempercayai pria itu begitu saja. Biar bagaimanapun, dia buruh miskin asal Vossensteeg, dan hanya para naif yang dapat menaruh kepercayaan mentah-mentah kepada orang-orang Vossensteeg.

"Kau tidak bohong, kan? Soal emas dan kapal itu?" Rutger menyeletuk.

"Kau merendahkan kemampuan finansial anak-anak Leanders?"

"Yah, tidak... tapi--" Rutger terdiam sejenak. Lalu dia berkata lagi, kali ini nadanya sedikit goyah. "Dan... soal Lijsbet?"

Kalau dipikir-pikir, Wulfer yang bersirobok dengan orang se-berpengetahuan Rutger bukanlah murni atas dasar keberuntungan semata. Sejak awal, Wulfer mempertimbangkan Vossensteeg karena itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang 'tahu banyak'. Apalagi rekam jejak pada data penggeledahan milik Wagner menyatakan bahwa sebagian besar barang lelang ilegal bersumber dari pedagang-pedagang gelap asal Vossensteeg. Karena itu pada interogasi Wulfer saat 'sesi penyekapan' Rutger, Wulfer tidak terlalu terkejut mendapati bahwa Rutger tahu banyak mengenai Bloedsteen.

Tetapi Wulfer belum tahu alasan spesifik Rutger mengetahui tentang batu itu.

"Kau bilang Bloedsteen adalah semacam barang yang dulu 'terkenal' di antara para pekerja kapal. Berbahaya dan sangat kuat." Wulfer memulai.

"Ya, benda terkutuk itu." Rutger berucap dengan nada dipenuhi kebencian.

"Mengapa 'terkenal'? Dan apa hubungannya dengan mantan istrimu, Lijsbet?"

Wulfer : The Black Snout [Leanders Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang