13

31 5 0
                                    

KACA jendela mansion milik Vasser pecah berhamburan di sekelilingnya selagi Wulfer merasakan tubuhnya terjun ke kekosongan.

Teriakan panik Rutger membelah udara, lengan-lengan pria itu menggelayuti leher Wulfer dengan amat kuat hingga nyaris mencekiknya.

Sungai!

Bunyi ceburan mengoyak keheningan ketika Wulfer, Rutger dan Wagner menghantam permukaan air sungai yang dalam dan dingin. Di bawah air, Wulfer membuka matanya, menemukan Wagner melayang jatuh semakin tenggelam. Dia merenggut lengan milik pria itu dan menyeretnya ke atas.

"Rutger!" panggil Wulfer ketika kepalanya menembus permukaan air.

"Di sini!" Rutger berenang tak jauh darinya menuju tepian.

Ketiganya berhasil mencapai daratan. Rutger terbatuk-batuk, dia menyaksikan Wulfer menekan-nekan dada milik sang Jenderal, menyebabkan air memuncrat keluar dari mulut pria itu. Wagner tersadar dari pingsannya dan terbatuk-batuk lemah.

"Dia kehilangan banyak darah." Rutger cepat-cepat membuka jasnya yang basah kuyup dan menyodorkannya kepada Wulfer, "Sedikit bantuan!"

Wulfer merobek jas milik Rutger dengan bantuan taringnya yang tajam dan menyerahkan carikan kain itu kepada Rutger, yang dengan sigap memerasnya hingga sekering mungkin dan mengikatkannya ke sekeliling luka di leher Wagner.

Suara-suara pekikan dan lolongan dari para Pucat menyentakkan Wulfer dan Rutger. Wulfer menggendong sang Jenderal di punggungnya dan mereka melarikan diri.

Wulfer menoleh ke belakang untuk melihat jendela tempat mereka terjun, yang rupanya berada bermeter-meter jauhnya dari tanah. Mansion itu sangat besar, nyaris seperti kastil. Mereka diuntungkan kekuatan lompatan Wulfer sehingga dapat mendarat persis di sungai yang terpisah cukup jauh dari mansion raksasa itu.

Mimpi buruk mereka menjadi kenyataan ketika Para Pucat satu persatu melompat dari jendela yang sama dan berjatuhan di atas rerumputan. Pendaratannya tidak mulus. Ketika mereka ambruk ke tanah, Wulfer mendengar bunyi tulang-tulang yang patah, dan ujung-ujungnya bermunculan di tempat yang tak seharusnya. Dengan horornya, mereka menyaksikan Para Pucat tetap bangkit tanpa memedulikan keadaan mereka yang mengerikan.

Kemudian Para Pucat mulai mengejar.

"Mereka gila!" umpat Rutger sambil berlari.

"Memangnya kaupikir mereka waras?!" Wulfer berseru kesal, "Naiklah! Aku lebih cepat!"

Rutger segera menuruti perintah Wulfer. Rutger memanjat dan menggelayut di punggung Wulfer di sebelah Wagner sementara tubuh besar Wulfer membelah hutan.

"Mengapa kau melakukannya?! Aku bisa saja menghabisi pria sinting itu!" Rutger berseru di telinganya, meningkahi suara-suara gemuruh di langit.

"Dia akan mematahkan lehermu sebelum kau sempat melakukannya!" Wulfer menjawab, dia merasakan Wagner menggigil kedinginan di punggungnya, "Sulit dipercaya saat ini aku menyelamatkan dua orang yang seharusnya tengah memburuku..."

"Aku tidak bohong soal Lijsbet! Masa bodoh dengan batu apapun itu, tujuan utamaku adalah melenyapkan pembunuh istriku!"

Bloedsteen. Wulfer merutuk dalam hati. Brengsek!

Wulfer jelas tidak berencana pulang dengan tangan kosong. Dia harus merebut batu itu, bagaimanapun caranya. Namun prioritasnya saat ini adalah memisahkan diri dari Para Pucat yang mengejar mereka.

Kelegaan mengaliri sekujur tubuh Wulfer ketika mendapati dirinya mengenali bagian hutan ini. Hutan ini terletak agak di luar Buttervia, yang menandakan bahwa mereka berada tidak terlalu jauh dari rumah. Dia melesat dengan kecepatan mengagumkan, kali ini dengan kepercayaan diri yang kembali. Mansion Vasser semakin kecil di belakangnya dan akhirnya tak terlihat lagi.

Wulfer : The Black Snout [Leanders Series]Where stories live. Discover now