14

47 5 12
                                    

WULFER merasakan dirinya melayang-layang di kehampaan.

"..."

"...Wulfer..."

"...Wulfer..."

Seseorang memanggil namanya. Suara yang tidak dikenalinya. Asalnya seperti dari sekelilingnya, tak berwujud. Wulfer berupaya membuka matanya namun gagal.

Dia merasakan sesuatu bergerak mendekatinya, menyentuhnya. Seperti sulur-sulur halus yang menggerayangi kulitnya.

Dug.

Dug.

Denyut itu.

Aroma itu.

Wulfer memberontak.

"...Wulfer..."

"Tidak..."

"...Wulfer..."

"Pergi!"

"WULFER!"

Wulfer tersentak bangun. Langit-langit kayu yang tidak familiar memenuhi pandangannya.

"Dia sudah sadar..."

"Seseorang ambilkan segelas air..."

Dia berada di dalam apa yang terlihat seperti sebuah pondok salah satu warga desa. Beberapa warga-termasuk si Ketua-mengelilingi ranjangnya. Wulfer berusaha duduk. Dia meraba wajahnya sendiri, lalu menunduk menatap tubuhnya yang telah kembali ke wujud normal, dan menyadari bahwa torso serta tangan kirinya dibalut oleh perban. Warna merah merembes keluar dari kainnya.

"Jangan bangun dulu, kau masih terluka."

Wulfer menyentakkan lengannya dari genggaman seseorang yang berusaha menahannya agar tetap berbaring. Rupanya Rutger.

"Kau selamat." ujar Wulfer serak.

"Yah..." dia menunjukkan lengan kirinya yang buntung hingga siku dan diberi perban gantung di bahu, "Tidak utuh tapi masih bernapas."

"Berapa lama aku pingsan?" Wulfer menatap ke luar jendela yang terang benderang.

"Hampir setengah hari." Si Ketua menjawab. Dia menyibakkan salah satu gorden jendela dan menunjukkan para penduduk tengah membereskan sisa-sisa pertempuran mereka dengan Para Pucat semalam, "Beberapa tengah mengubur rekan-rekan kami yang tewas semalam. Sementara apa yang tersisa dari para makhluk itu... abu mereka dan jasad pemimpinnya... kami membakar semuanya atas instruksi Jenderal Wagner-"

"Wagner selamat?" Wulfer memotong keheranan. Tidak mungkin pria itu bisa selamat. Apa yang dipelajari Wulfer dari kejadian semalam adalah bahwa Vasser adalah raja dari Para Pucat. Dan Wulfer menyaksikan sendiri bagaimana sang Jenderal diminumkan darah milik Vasser secara paksa. Seharusnya, Wagner juga telah berubah menjadi salah satu dari Para Pucat.

"Ya, dia selamat secara menakjubkan." Si Ketua kembali menyahut. "Dia kehilangan begitu banyak darah, namun pada pagi hari, dia muntah-muntah hebat dan tak lama tubuhnya sembuh total. Sama sekali tak ada jejak luka yang diperolehnya semalam."

Bagaimana bisa?

Wulfer berusaha mencerna informasi membingungkan ini. Selama Bloedsteen masih menempel di tubuh sang raja... perak, matahari, maupun serangan manusia serigala hanya akan 'membunuh' Para Pucat sementara waktu. Ya, manusia serigala juga merupakan kelemahan para penghisap darah. Wulfer berhasil mengetahui ini karena luka yang diperolehnya dari Para Pucat tak segera sembuh. Manusia serigala dan penghisap darah sama-sama memiliki kekuatan dan kelemahan yang bersumber dari bulan. Jika manusia serigala lemah terhadap serangan penghisap darah, maka demikian pula sebaliknya.

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Aug 21, 2022 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

Wulfer : The Black Snout [Leanders Series]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora