prolog

187 17 1
                                    


Hi...
Selamat membaca di cerita kedua aku..
Semoga kalian suka dengan apa yang ku tulis.

~

Aditi menatap nanar rumah kecil yang ia tinggali bersama ibunya, rumah kecil itu sungguh luar biasa berantakan, Aulia. Ibunya Aditi kembali mengamuk setelah menengggak beberapa botol minuman, setelahnya Aditi lah yang menjadi sasaran ibu kandungnya sendiri.

Meski sudah sering mengalami ini, Aditi tetap tidak bisa menahan sakit pukulan dan makian yang ia terima.

"harusnya kau ikut mati bersama pria sialan itu"Aulia kembali meracau, wanita itu sudah duduk bersandar pada tempat tidur tua yang terbuat dari kayu.

Aditi hanya mengangguk saja sambil membersihkan kekacauan yang di lakukan ibunya, setidaknya ia tidak lagi mendapat pukulan. Setelah tadi kepalanya sudah di benturkan pada dinding kayu rumah mereka.

Pada hal memar yang kemarin saja belum hilang, tapi kini memar baru datang lagi.

Kali ini di bagian keningnya dan semalam di bagian punggungnya.

"harusnya aku tidak mencintai ayah mu itu, dia pria brengsek yang memanfaat kan ku"ternyata racauan Aulia belum berakhir.

Aditi melirik ibunya yang sudah menutup mata masih dengan bersandar di samping tempat tidur.

Mungkin Aulia sudah lelah mengamuk atau karena pengaruh minuman beralkohol yang ibunya konsumsi hampir setiap hari.

Aditi membiarkannya saja, ia melanjutkan aksi berbenahnya sambil menunggu ibunya benar-benar terlelap. Baru lah ia akan memindahkan ibunya ke tempat tidur, agar ia tidak kembali mendapat makian.

Karena sejujurnya, meski Aditi diam saja saat Aulia melampiaskan kekesalanya pada Sandi. Ayah Aditi, melaluinya. Ia tetap saja merasa terluka.

Sandi mati meninggalkan dendam yang Aulia balas melalui Aditi, sejak usia 8 tahun. Tahun yang sama dengan kematian Sandi. Aditi kecil sudah mendapat banyak pukulan juga kata-kata kasar dari ibunya sendiri. Dulu ia tidak mengerti mengapa ibunya berubah semengerikan ini, tapi lambat laun racauan Aulia di setiap mabuk menjawab semuanya.

Aditi juga sudah beberapa kali nyaris di perkosa oleh pria-pria yang di bawa ibunya ke rumah.

Pria-pria yang menjadi kekasih ibunya, pria yang membuat Aulia  kecanduan Alkohol. 

Pria yang datang bergantian, mencekoki Aulia dengan minuman lalu setelah ibunya tergelat tak sadarkan diri.

Baru lah mereka mencoba untuk memperkosa Aditi, syukurnya selalu berhasil di hindari Aditi.

Setelah rumah munggil itu terlihat lebih rapi, baru lah Aditi mendekati Aulia. Dengan hati-hati Aditi memapah ibunya agar berbaring di tempat tidur.

"jangan menyentuh ku anak pembawa sial"Aulia menyentak tubuh anaknya dengan kasar.

Aditi tersungkur dengan keras ke lantai yang bersemen kasar, ke dua telapak tangannya tergores dan mengeluarkan daras.

Aditi mengaduh pelan, memandangi telapak tangannya yang berdara.

Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya jatuh juga.

Masih dengan menangis, ia memperbaiki posisi tidur ibunya yang sedikit miring lalu menyampirkan selimut pada tubuh Aulia.

Lalu setelahnya ia ikut berbaring di samping Aulia, Aditi tidak berniat menyembuhkan lukanya.

Ia biarkan saja begitu, di saat-saat tertentu Aditi justru menikmati rasa pedih dari luka-lukanya. Ia menjadikan itu sebagai pengingat untuk tidak menyukai pria mana pun. 

Ia bersumpah tidak akan mengenal dunia pernikahan.

~Aditi Putri~

Kasih pendapatnya dong..
Aku butuh pendapat untuk melanjutkan cerita ini..

Vote dan komennya..
😊💜😊💜😊💜




Luka AditiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang