Chapter 219 Lan Lan

1K 208 16
                                    

Dia awalnya berniat untuk meninggalkan kediaman keluarga Mei setelah makan malam di vila Leluhur Tua, tapi kedatangan pangeran kecil membuat Mei Chuanqi membuang pemikirannya dan terus tinggal dengan putranya di kediaman utama.

Saat kedua anak itu menyelesaikan makan mereka, Mei Weixian dengan senang menarik pangeran kecil ke kamar mandi untuk mandi.

Mei Chuanqi juga tidak ingin terganggu dengan masalah kedua anak itu lagi, ia hanya ingin Pangeran Kecil Lanwei berhenti memanggilnya ayah mertua.

Dia mengoreksinya berkali-kali, tapi itu seperti Lanwei telah memanggilnya ayah mertua selama ratusan tahun.

Untungnya, saat Ya Ang dan yang lain berada di depan mereka, Lanwei memiliki wajah lurus dan tidak suka bicara. Tetapi, saat mereka makan, Lanwei akan memperlakukannya seperti seorang saudara.

Saat anak-anak mandi, Mai Chuanqi menelpon Lian Zeyang, Jian Yi dan yang lain untuk mengabarkan kepulangan dirinya.

Lian Zeyang dan yang lain tahu dia sedang dalam misi, jadi mereka tidak meminta untuk bertemu dengannya.

Malam itu, Lanwei mengambil inisiatif untuk tidur di kamar yang sama dengan Weiwei. Tetapi, karena Weiwei tidak melihat ayahnya begitu lama, dia memaksa untuk tidur satu ranjang dengannya.

Kondisi tidur Weiwei sangat bagus, posturnya juga sangat anggun. Berbaring lurus dnegan kedua tangan di perut, tidak seperti cara Weiwei tidur sama sekali. Dia begitu aktif saat dia berguling kesana kemari, memukulkan tangan dan kakinya ke tubuh Mei Chuanqi beberapa kali.

Mei Chuanqi, yang tidur di tengah, terbangun beberapa kali. Pada akhirnya, dia tidak tahan lagi dan melempar putranya ke sisi Lanwei, membiarkan putranya membawa bencana pada pangeran kecil.

Lanwei, yang tidur nyenyak, merasa hembusan di dadanya. Dia segera terbangun dari mimpinya, dan menggunakan cahaya lemah, dia melihat bahwa orang yang memeluknya adalah wangfeinya sendiri. Orang yang memeluknya dengan senang kembali.

Sebelum tdur, dia ingin tidur di sisi yang sama dengan wangfeinya, tapi ayah merutanya memaksa memisahkan mereka berdua. Dia tidak menyangka bahwa wangfei kecilnya akan dengan sukarela melempar dirinya sendiri ke lengannya setelah tengah malam.

Pada hari kedua, Mei Chuanqi bangun untuk melihat kedua anak itu masih berpelukan seperti gurita. Sudut matanya berkedut, dia bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka, lalu mengganti baju dan meninggalkan kamar.

Sejumlah besar pelayan memegang banyak perlengkapan berjalan ke sana, dan beberapa pelayan bahkan memegang beberapa set pakaian untuk pangeran kecil pilih.

Mei Chuanqi melambaikan tangan pada mereka, berkaa, "Biarkan anak-anak tidur sebentar lagi."

Itu baru jam 5 pagi, anak mana yang tidak bangun terlambat pada kahir pekan? Orang-orang ini sebenarnya ingin membangunkan pangeran kecil?

Para pelayan melihat ke kepala pelayan, yang memikirkan bahwa jarang bagi pangeran kecil yang malas dan tidur, lebih lagi, ini tidak di istana, dia tidak memiliki banyak hal dilakukan di sekolah, jadi dia harus istirahat dengan baik. Dia mengangguk dan mengatakan pada pelayan untuk kembali ke kamar mereka untuk menunggu.

Mei Chuanqi pergi ke lantai bawah dan berlari sekeliling untuk berlatih, hanya kembali ke rumah setelah pukul 7. Melihat Mei Weixian, yang menguap, duduk di sofa dnegan Lanwei, dia terkejut di hatinya, putranya normalnya tidak akan bangun hingga pukul 8 pada akhir pekan. Mengapa dia sangat awal hari ini?

"Ayah, bukankah kamu akan pergi membeli hadiah untuk adik perempuanku hari ini?"

Wajah Mei Chuanqi membeku.

{B2} [BL] Legendary WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang