2. Tawaran

60.1K 5.8K 148
                                    








Kurang lebih 30menit mereka bertiga ada diruangan, entah apa yang diobrolin. Mungkin lagi mikirin strategi buat memajukan distro ini kali.
Padahal lagi ada banyak pelanggan, yang butuh bantuan milih baju.

Bang Uzink dan Bang Eross pun akhirnya keluar dari ruangan. Tapi mereka ngasih tau gue klo gue gantian yang dipanggil ke dalem sama Nyonya Boss.
Gue sih nurut aja, kali aja gaji gue mo dinaikin.

Selepas gue masuk, nyonya boss persilakan gue duduk.

"Panggil saya Bu Rossi saja. Seperti Uzink dan Eross manggil saya"

"Iya bu Rossi..." jawab gue

"kamu pasti kaget dengan pertanyaan saya tadi kan?"

Gue respon dengan ngangguk.

Jujur aja gue masih gak abis pikir kog bisa orang baru pertama kali ketemu tapi langsung nanya yang sensitif kayak gitu.

"Maaf,  kamu pasti merasa direndahkan karna pertanyaan saya tadi.  Saya tidak bermaksud seperti itu".

Tatapan bu Rossi ke gue sekarang ini kek lembut banget.  Kayaknya beliau memang  beneran nyesel.

"Saya kaget.  Tapi saya tidak merasa direndahkan ataupun sakit hati.  Jujur,  ibu bukan orang pertama yang berasumsi seperti itu.  Tapi yaaa....  Tadi memang sedikit frontal sih" jawab gue jujur apa adanya.

"Maafin ya, Saya tadi masih kebawa emosi dan pas liat kamu saya langsung terhipnotis sama kamu"

"Hah?"

Bu Rossi gak buru-buru ngejawab penasaran gue,  beliaunya diem bentar, mengamati gue dari atas sampe bawah. Bikin guenya jadi kikuk.

Puas merhatiin gue,  beliau lanjut bicara:

"Ok Jazziel, saya orangnya emang to the point kayak gini.  Kamu tidak keberatan kita lanjut bicara kan?"

"Ya?" Gue makin plonga-plongo.

"Saya minta maaf karna tadi saya sudah kasar sama kamu. Saya gak maksud merendahkan kamu. But,  whatever  point-nya saya butuh bantuan kamu"

"Saya?"

Bu Rossi mengangguk dengan senyum keyakinan yang gue sendiri susah buat jelasinnya. 

"Saya punya tugas buat kamu, anggep saja saya minta tolong.  Tugas ini istimewa yang bayarannya bisa kamu minta berapa aja asal tugas kamu sukses. Tertarik??"

"Apa itu?"

Duh,  klo masalah cuan aja gue gercep!.

"Saya tadi bertanya apa kamu Gay bukan tanpa alesan.  Itu karena saya pengen kamu deketin anak saya. Dia laki-laki, sebelumnya dia pernah dekat dengan laki-laki juga"

"Hah? Maksudnya??" kali ini gue beneran bingung sama maksud Ibu dosen ini

"Singkat saja. Anak kedua saya sepertinya seorang gay dan dia dijodohkan oleh mantan suami saya yang tentunya papinya dia dengan seorang perempuan. Simpelnya, dia direncanakan menikah dengan orang yang gak dia cintai. Dan anak saya setuju, tanpa perlawanan"

"Bukanya itu bagus bu?? "

Seorang yang gay dan tidak menolak menikah dengan perempuan, bukankah itu yang disebut dengan INSYAF?

"Harusnya begitu. Tapi tidak dengan perempuan itu! Siapapun boleh tapi jangan perempuan itu!. Anakku hanya dijadikan alat papinya demi keuntungan perusahaan. Saya gak rela. Bagaimanapun saya seorang ibu yang ingin anaknya bahagia dengan caranya"

"Jadi maksud ibuuu.....???? "

"Saya ingin kamu bikin anak saya tertarik sama kamu.. Kalau bisa sampai jatuh cinta. dan jadiin itu kekuatan buat dia untuk menentang keputusan papinya soal perjodohan bodoh itu"

"Bukannya itu sangat jahat? Ibu merencanakan menipu anak ibu sendiri. Bagaimana kalau...."

Belum gue selesai bicara, bu dosen udah motong.

"Setidaknya ini yang bisa saya lalukan agar dia bisa bahagia tanpa menipu dirinya sendiri"

Gue respect sama ibu dosen ini, gimanapun beliau menerima kondisi anaknya dan gak mau anaknya menyiksa diri. Jarang gue temuin yang kek begini.

"Gimana dengan distro ini?" Lanjut bu rossi

"Maksudnya?" Gue emang bloon, kagak cepet tanggep.

"Saya kasih kamu distro ini jika kamu berhasil menjalankan misi ini"

"Apa itu gak berlebihan?"

"Tidak untuk harga kebahagiaan anak saya. Gimana? kamu setuju??"

Gue masih diem, kaget tepatnya. Distro gaes! Bangunan seisinya, semuanya.

Tawaran ini terlalu menggiurkan untuk gue yang anak yatim piatu ini. Sebentar lagi tunjangan akan stop dan gue pasti gak akan lagi punya kebebasan finansial.

Dengan distro ini jadi milik gue, setidaknya gue ada pemasukan sampe gue dapet kerjaan yang beneran gue inginkan di masa depan.

Ya kan??

"Sudahlah, kamu coba saja ketemu sama anak saya sekali, setelah itu kamu bisa nentuin mau lanjut atau tidak"

Bu Rossi menyodorkan selembar foto yang baru beliau ambil dari mesin printer,

"Ini anak saya" katanya

Wiiih, sumpah cakep banget!! Yang model beginian mau mau aja dijodohin. Sayang banget sumpah.

"Masih anak kuliahan?" Tanyaku.

Lalu bu Rossi senyum, dan mengangguk.

"Semua data yang kamu butuhin tentang anak saya akan saya kirimkan ke kamu malam ini. Tentu Jika kamu setuju dengan tawaran saya".

Sedetik setelah gue liat foto anak bu Rossi, gue udah berenti mikir buat nolak tawaran ini. Ya gimana, cakepnya kek gitu...

Sampe sini, udah ketara belum bibit kebelokan gue??

"Tapi gimana kalo anak ibu beneran jatuh cinta sama saya"

Denger pertanyaan gue kek gitu, bu rossi malah ketawa.

Asem emang, keknya beliau meragukan visual gue yang bisa bikin anaknya klepek klepek. Liat aja ntar!.

"Itu terserah kalian nanti, saya gak akan ikut campur masalah itu. Yang jelas tugas kamu hanya bikin dia membatalkan pernikahannya. Itu saja, apapun caranya yang penting pernikahannya batal"

"Oke kalau begitu" gue akhirnya berikrar setuju. Murahan sekali ya gue,  hahaha...

Demi distro dan masa depan gue, lagian cowoknya ganteng. Klopun gue g doyan, ntar gampanglah gue umpanin ke tetangga sebelah. Si siska pasti punya calon uke buat dia. Yang penting kan pernikahannya batal.

"Waktu kamu sampai malam tahun baru lima bulan lagi" lanjut bu rossi

Buset, ini Ibu dosen ngremehin kemampuan gue ape bagemane.. Lama banget waktunya.

"Rencananya mereka akan diumumkan bertunangan pada malam tahun baru. Itu termasuk strategi perusahaan untuk menaikkan harga saham sebelum launching produk baru" imbuhnya.

Gue cuma ngangguk, yang beginian gue belum cukup umur. Belum ngerti gue.

"......"

JAZZIEL  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang