Kenandra-2

25.9K 2.6K 43
                                    





Komunikasiku dengan jiel membaik setelahnya. selama dia di Manchester, Setiap hari kita pasti kirim chat.
Bukan, maksudku aku kirim chat trus dia balesin. Kadang balesinnya lama tapi ujung-ujungnya dia balesin juga kog. Pokoknya aku yang kudu merjuangin dia banget. 

Walaupun dia membatasi,  gak mau telponan,  apalagi video call tapi aku terimain aja.

Tentu saja aku tenang karna aku curang. Apalagi kalau bukan karna CCTV.

Karna aku yang urus apartment yang ditinggali Jiel,  sebelumnya aku sudah menyembunyikan CCTV tanpa dia tau. Iyadeh, anggeplah kamera tersembunyi atau kamera pengintai, terserah, yang penting  itu cukup membantuku untuk memantau kondisinya.

Yang aku tau,  dia selalu bangun kesiangan. Itulah sebabnya,  dia jarang membalas chat selamat pagiku.

Aku sengaja bangun pagi-pagi buta demi mengucapkan selamat tidur untuknya. Dan ketika jam makan siangku, sudah waktunya dia bangun,  tapi dia pasti molor dan berujung  buru-buru.  itu lucu.

Aku juga bisa mengurus dia,  aku memesankan banyak bahan makanan untuknya seminggu sekali dari salah satu minimarket asia disana.

Jielku baik-baik saja disana. Setiap hari aku bisa melihatnya tumbuh,  rambutnya agak panjang sekarang, sudah bisa dikucir. tapi masih dengan warna hitam.

Aku tidak banyak protes ketika dia menolak hadirku di wisudanya. Aku tidak terlalu banyak berpikir waktu itu,Tapi kog dia gak mau ikut pulang??

Aku pikir dia akan pulang,  karna aku bisa liat dia packing koper.  Tapi setelah Mami sampe sini sendirian,  aku baru tau klo Jiel lagi liburan sama temen-temennya. Jiel yang kemudian menjelaskan ke aku, Tobi dan beberapa temen lain dateng ke wisudanya,  lanjut liburan.

Mau sedih,  tapi.....

Sebenernya,  kadang aku sedih liat sikap Jiel yang berubah dingin sama aku, cenderung cuek. Dia menjadi kurang terbuka.  Kalau gak ditanya dia gak cerita,  kalau ditanya jawabnya juga singkat singkat aja.

Kadang mikir,  mungkin gak sih dia sudah ada orang lain?  tapi aku gak menemukan itu. Semua informanku bilang dia gak punya temen deket yang mengarah ke cinta.

Sudahlah mungkin ini hukumanku karna dulu menyakitinya.

Dan sekarang.... 

Dengan sedikit kecuranganku, Jiel akhirnya akan pulang. Lebih tepatnya aku berhasil maksa dia pulang. Belum tau pasti kapan dia pulang, tapi kemungkinan secepatnya.

Aku kenal Jiel dengan betul, Jiel adalah anak dengan pemikiran yang sangat sederhana. Dia pernah bilang setelah dia lulus kuliah, dia pasti akan mengurus usaha peninggalan Papa Mamanya. Berangkat kerja dengan naik sepeda seperti yang Papa Mamanya dulu lakukan. Itu artinya Jiel akan balik ke rumah lamanya dan bekerja di Yorath kidz.

Yorath kidz adalah perusahaan pakaian dan peralatan anak dengan merk miyu-miyu, milik orangtuanya Jiel. Perusahaan itu baru didirikan tiga tahun sebelum orangtuanya jiel meninggal.
Perkembangannya cukup stabil dan saat ini diurus oleh anak dari partner kerja ortunya Jiel dulu.

Dan demi apa, setelahnya aku baru tau kalau nama belakang jiel itu adalah gabungan dari nama kedua orangtuanya. YORdan dan ATHika. Padahal dulu jiel pernah menjelaskan arti dari Yorath itu adalah raja yang tampan.

Dengan sedikit akal-akalanku, aku menawarkan kerjasama antara Rumiel - Yorath Kidz untuk membuat peralatan bayi eletronik. Dengan syarat aku ingin Jiel yang megang marketingnya..

Ini kesempatan yang bagus untuk Yorath mengembangkan perusahaan. Dan tentu saja Tawaranku dengan mudah disetujui oleh direktur pelaksananya, Kenzo namanya. Dia masih seusia aku.

Jiel gak punya pilihan lain selain pulang dan membantu perusahaan,  karena perusahaan sangat membutuhkannya sekarang.

Singkatnya Jiel harus pulang untuk ikut mengelola perusahaannya. Secerdas itu caraku membawanya pulang.

Aku belum cerita....

Aku, Mami,  Kak Rachel dan Kay sekarang tinggal bersama.  Bukan tanpa alasan,  kami hanya berusaha menjaga satu sama lain. Papi sudah sama Bu Tania, dan  Mami,  kak Rachel dan Kay tentu butuh sosok laki-laki dirumah.

Semua masih tentang Jiel,  Untuk Jiel aku bisa melakukan hal gila lainnya.
Aku membeli rumah didepan rumah lama Jiel,  rumah yang mungkin akan ditempati Jiel jika dia balik dari Manchester. Saat itu aku mendengar dari Mami kalau rumah Jiel tidak dikontrakkan lagi. Dan saat itulah aku membeli rumah yang aku tempati sekarang ini.

Aku sudah memikirkan ini sejak lama tentunya.
Bahkan aku sudah menyiapkan kamar buat Jiel,  berharap dia mau tinggal sama kita suatu saat nanti. Kalau dia tidak mau tinggal dirumahku,  setidaknya rumah kita dekat,  aku lebih mudah menjaganya.

Kondisi kak Rachel juga sudah sepenuhnya pulih. Kay juga,  sekarang bisa balik lari-larian lagi.  Dia makin lincah,  sudah kelas 1SD.

Semuanya membaik,  tinggal nunggu Jiel balik kepelukanku.

.
.
.


Sunday Morning....

Mami sama Kak Rachel pergi keluar kota,  ada undangan pernikahan dari salah satu kolega. Jadi,  aku yang jagain Kay dirumah. Hari Minggu aku gak kemana-mana.

Jiel juga belum ada kabar kapan pulang ke Indo,  dia belum balik liburan.  Yang jelas dia sudah memberi tau Kenzo dia akan pulang untuk membantu perusahaan.

Saat ini Aku bete aja,  gak ada Jiel yang aku liat di laptopku.  Dari pagi bengong doang aku didepan TV. Sampai Kay ngajak main ditaman kompleks. Aku males aja, jadi aku biarin dia pergi bareng sama mbak Ami, pengasuhnya. Biasanya kalau hari Minggu pagi memang taman selalu ramai. Kay bisa bermain dengan teman-temannya disitu.

Tapi tu bocah emang bandel,  sampai siang dia belum balik juga, ini sudah terlalu lama. Meskipun kondisi kaki Kay sudah sembuh dan normal tapi tetap saja dia tidak boleh melakukan aktifitas fisik yang berlebihan, anak itu pasti ngeyel gak mau pulang.

Tanpa pikir panjang, aku pergi ke taman komplek, kalau ketemu Kay bakalan aku jewer kupingnya.

Taman udah sepi, karna matahari memang udah mulai terik, gak banyak orang lagi.

Sampai saat pandanganku terhenti pada sosok lelaki kurus berambut dark silver atau grey atau entahlah, pokoknya rambutnya dicat dan warnanya bagus. Rambutnya sedikit gondrong, dikucir sekenanya. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang karna dia membelakangiku, dia sedang bermain dengan kucing.

Aku hanya ingat dengan Jiel, dia pernah minta rambutnya diwarnain. Jielku pasti manis dengan gaya rambut dikuncir seperti itu, warna rambut itu juga pasti cocok buat jiel.

Aku siapkan hapeku, aku pengen ngambil foto warna rambut itu,  karna aku gak tau pasti apa nama warnanya. setidaknya nanti aku pengen nunjukin ke Jiel kalau dia bakalan cocok pake warna rambut kayak gitu.

Ingin diam diam mengambil fotonya dari belakang justru aku yang terkaget karna begitu dia menengok...

Ternyata dia adalah orang yang sama sekali tidak asing.

"Hai??" katanya.

JAZZIEL  ✅Where stories live. Discover now