Chapter 60 ♗

478 80 5
                                    

Sebuah ruangan berisikan meja bangku serta serangkaian sofa tamu diisi oleh lima orang pemuda berpenampilan modis dengan varian umur dua puluh dua dan delapan belas tahun, yang sama-sama menujukan arah pandang mereka pada sebuah batu dengan volume tidak lebih dari tiga centi meter kubik yang diletakkan di atas meja. Kecuali yang bersurai merah yang nampak tidak terkejut sama sekali pada apa yang sedang diamati oleh keempat orang lainnya. Dan sebagai gantinya meminum air dari cangkir yang baru saja dia pinta pada pelayan pribadi Frey karena haus.

"Jadi.... batu?"

"Batu."

"Benar batu."

"Sungguhan batu?"

"Benar-benar batu."

Frey mengerutkan kening dengan kepala miring. "Boleh aku menyentuhnya?"

"Tidak. Jika ada yang menyentuh selain yang sudah diizinkan mereka akan batuk darah."

"Bagaimana jika dengan dilapisi kain?"

"Pembuluh darahmu pecah menyebabkanmu mimisan."

"Mengingatkanku pada seseorang."

Keempat orang itu berbarengan melihat ke arah Valias. Yang kedua alisnya terangkat menunjukkan ketidakmengertian.

"Baiklah. Kita sudahi ledekannya." Frey menegakkan punggung lalu membenturkan badan belakangnya pada sandaran sofa. "Tuan Muda Valias Bardev akan bicara sesuatu?"

"Tentang apa?"

"Tentu saja tentang yang ada di depan kita semua ini. Apa kegunaan dari batu yang menjadi milik Kei itu?"

"Kei harus lebih dahulu membuat hubungan kepercayaan dengannya. Baru dia bisa menggunakannya." Valias bicara seraya memandang orang yang namanya dia sebut. "Dengan energi yang bermuara dan terpadatkan hingga membentuk batu ini satu pukulan bisa merobohkan bangunan kecil dan satu ayunan senjata bisa menebang belasan pohon."

"Apa??????" Wistar terperangah bukan kepalang. "Kemampuan seperti itu, seperti di sebuah khayalan saja."

"Apakah yang kau katakan itu sungguhan? Yang semacam itu, seperti bukan sesuatu yang sepantasnya bisa disanggupi manusia." Frey meredam kecemasan yang dipunyainya.

Valias mengangguk. "Ini bukan sesuatu yang akan diperoleh oleh manusia biasa. Karena benda-benda yang akan seterusnya kita kumpulkan nanti, seperti halnya batu ini, bukanlah benda yang menjadi kepunyaan manusia."

Ruang antar alis Dylan berkerut. Menangkap maksud terselubung Valias dan memintanya untuk memperjelas yang dimaksudnya. "Bukan punya manusia. Lalu?"

"Titan." Valias menjawab dengan suara yang sayup.

Wistar dihanyutkan tanda tanya. "Apa itu titan?"

"Jika deduksiku benar," secara refleks tangan kanan Valias bergerak mendekatkan punggung jari telunjuknya ke arah dagu.

Jika generasi pengawal umat manusia adalah turunnya Adam dan Hawa ke bumi, maka di dunia Kei Patra pengawal umat manusia adalah para titan.

Valias kekurangan informasi. Dia ingat membaca paragraf mengenai cerita legenda benua Reiss di cerita situs itu. Jika tidak salah dia menemukan kata titan di dalamnya. Tapi dia tidak betul-betul ingat.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now