Chapter 61 ♗

507 82 3
                                    

Ren berdiri gelisah di tempatnya berdiri menunggu tuan muda pertama Bardev keluar dari kamar mandinya. Dia pikir dia masih belum siap untuk melayani sosok satu itu. Tapi dia sudah terjebak dalam peran ini. Setidaknya hingga sang wakil kepala pelayan Kediaman Bardev kembali. Kemana perginya Alister? Ren tidak tahu menahu tentang itu. Apakah liburan? Menemui kerabat yang tidak pernah dia ceritakan? Orang tua itu sangatlah tertutup pada semua orang hingga dia menjadi figur yang paling misterius di kalangan pelayan kediaman Bardev. Seperti halnya Neal si salah satu juru masak. Mereka tak memiliki hubungan tapi mereka bagai dua buah yang berasal dari pohon yang sama.

Valias duduk pada bangku dengan rambutnya dikeringkan handuk disertai bantuan kedua tangan Ren. Setiap inci dari tubuh Ren seolah habis terkena kejut listrik ketika tiba-tiba suara Valias terdengar tertuju untuknya. "Apakah kau merasakan sesuatu dalam keluargaku?"

Dengan kegelisahan yang nyaris membuat kedua tangannya di handuk rambut Valias tremor dia segenap jiwa raga berusaha menenangkan dirinya sendiri sebelum mengucap kata. "Sesuatu seperti apa, Tuan Muda."

"Seperti suasana hati mereka yang mungkin berbeda dari biasanya," Valias menjelaskan, "atau sesuatu mengganggu pikiran mereka."

"Uh...." Ren seketika memaksa roda-roda gigi di kepalanya bergerak lebih lancar dari biasanya. "Jika saya ingat-ingat lagi, memang ada suasana yang agak kurang mengenakkan ketika Tuan Besar dan keluarganya hendak makan malam bersama. Seperti mereka baru saja kehilangan seseorang. Tapi saya tidak mengerti kenapa bisa seperti itu."

Dari belakang Ren tidak merasakan sedikitpun reaksi dari orang di depannya. Membuatnya berkecemasan dia baru saja mengucapkan sesuatu yang salah. Baru setelah itu dia mendengar suara Valias. "Baiklah. Terimakasih."

Setelah tukar kata sesaat itu tidak ada satupun yang mengeluarkan suara lagi. Ren merasa puas ketika rambut Valias sudah selesai dia keringkan. "Sudah, Tuan Muda."

Valias berdiri dari duduknya mematut diri di depan cermin memastikan penampilan Valias Bardev sudah tidak memiliki celah ketidakrapihan. Dia menengok ke arah Ren. "Di mana ayahku akan berada di waktu sekarang?"

"Tuan Besar, sedengar saya beliau sedang bersama Nyonya Ruri di taman utama," jawab kikuk Ren. "Saya dengar Tuan Marquis Sera dan istrinya akan datang berkunjung siang ini."

Valias menimbang-nimbang. "Bisa antarkan aku ke taman utama itu?"

"U- Uh, ya. Bisa, Tuan Muda."

Taman itu berada di sisi timur. Empat kali lebih besar dari taman Kediaman Bardev yang sudah Valias lihat. Terlihat cocok untuk sesuatu seperti pesta teh bangsawan dewasa yang pernah Valias dengar.

Terlihat dua orang pasangan yang berjalan santai dengan tangan yang perempuan mendamping yang laki-laki. Dengan gaun dan setelan bangsawan itu keduanya seolah berasal dari sebuah lukisan dinding yang dipajang di sebuah musium.

Ren bertanya-tanya apa yang akan Valias lakukan. Akankah dia mengganggu momen pasangan itu?

"Tuan Muda."

Mallory muncul dari arah Valias sebelumnya datang. Terlihat rapih juga bermartabat dan memakai aksesoris pakaian lebih banyak darinya. Kacamata bundar berdiameter kecil bersinggah di puncak tulang hidungnya. "Anda sedang di rumah?"

Valias mengangguk. "Aku ingin memberitahu ayahku aku akan berada di sini hari ini. Aku khawatir dia mencemaskanku."

Mallory tersenyum sendu. "Keluarga Anda mencemaskan Anda. Tuan Hadden, Nyonya Ruri bahkan Tuan Muda Danial dan Nona Muda Dina. Mereka akan sangat terkejut melihat Anda di sini."

Valias tersenyum pelan. "Aku akan berusaha untuk tidak lagi membuat mereka mencemaskanku."

"Bagaimana dengan keadaan kesehatan Anda? Berkenan saya meminta kepala pelayan memanggilkan tabib?" tanya Mallory.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now