Chapter 51 ♗

517 93 4
                                    

"Sambut dia" (2)

⧫︎ ⧫︎ ⧫︎

Frey mengernyitkan dahi melihat benda yang ada di atas meja. Ikatan pada karung dibuka dan menampilkan benda yang ada di dalamnya.

".......Apa ini?" tanya si pemuda.

Tidak ada satupun yang tau benda apa itu selain Valias.

"Di duniaku benda ini disebut senapan."

Semua mata tertuju pada Valias. Valias mengerutkan kening. Pikirannya yang sedang berantakan membuatnya tidak berpikir jernih. Dia belum pernah berada di kondisi seperti itu sebelumnya. "Maksudku, Dewa menyebut benda ini sebagai senapan." Dia akhirnya memanfaatkan omong kosong itu lagi sebagai pemberi jalan keluar.

"Senapan?" Frey mengulang. Merasa asing dengan kata itu. "Lalu? Benda apa ini?"

"Sebuah senjata," jawab Valias. "Benda ini menggunakan bubuk mesiu dan pemantik. Jika bagian ini ditekan, benda di dalamnya akan terlempar," dia menunjuk pada bagian pelatuk.

"Aku benar-benar kehilangan jiwa roh ku ketika melihat benda itu untuk pertama kalinya. Aku lebih memilih melihat Kei tersenyum daripada melihat benda aneh itu." Radja menggaruk kepalanya. Tidak menyadari lirikan tajam Kei. Oza di sebelahnya mengutuk kebodohan pria itu. Ditambah tentang bagaimana dia menggunakan kata jiwa dan roh di satu kalimat.

".....Benda ini ada di Hayden?" Frey tidak mengerti.

Valias mengangguk. "Ada banyak yang Anda tidak ketahui, Yang Mulia."

Frey mendengar itu dan menutup wajahnya frustasi.

"Bukankah kau bersikap tidak seperti calon raja selayaknya?" Oza mencemooh.

Biasanya Frey akan merasa tersinggung atau ciut. Tapi kali ini suasana jiwanya sedang buruk. Mendengar cemooh Oza Frey bukanlah tersinggung dan justru semakin menunjukkan kefrustasiannya.

Terus terang dia mulai merasa lelah menjadi raja. Pada akhirnya Valias lebih tau berbagai hal daripada dirinya. Dia mulai berpikiran untuk menunjuk Valias sebagai Raja Hayden menggantikannya.

Tapi Valias tidak akan bisa melakukannya. Mengemban posisi raja tidaklah mudah. Valias tidak akan sanggup. Dengan fisik itu. "Jadi, Dewa memberitahumu tentang keberadaan benda ini di Hayden?" Frey melepaskan tangannya dari wajahnya. Melihat ke arah Valias.

"Ini–"

"Tunggu tunggu tunggu." Oza di tempat duduknya mengangkat kedua tangannya. Memotong Valias yang hendak menjelaskan. "Aku baru saja mendengar sesuatu yang aneh." Wajahnya memasang ekspresi tercengang dengan kernyitan kecurigaan di kening.

"Dewa, katamu?" dampratnya.

Valias dan Frey langsung melihat ke arah Oza. Valias ada di depan Oza tapi Frey ada di bangku sofa yang berbeda. Alister yang berdiri di belakang tempat duduk Valias juga melirik ke arah anggota kelompok Kei itu.

"Apa? Dewa? Kenapa tiba-tiba bicara tentang dewa?" Radja memasang ekspresi keheranan.

Frey kembali menutup wajahnya. "Kalau teman-teman Kei akan mulai ikut terlibat dalam rencanamu, bukankah mereka harus tau tentang berkatmu itu?"

Valias mendengar ucapan Frey mulai bermuka masam. Kei yang berdiri di sebelah sofa yang diduduki Valias menyangkutkan matanya pada laki-laki itu.

Valias menghela napas tanpa suara.

Ada sungguh banyak kesalahpahaman yang terjadi di hari ini dan dia mulai kehilangan motivasinya untuk meluruskan. Jika memang menggunakan omong kosong akan mempermudahkannya maka dia akan menggunakan omong kosong itu.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now