P.T [Chapter 8]

68.5K 5.1K 12
                                    

Sekarang ini, Zanna sedang berada di perpustakaan. Diri nya sangat suka membaca buku-buku. Apalagi, buku tentang pyschopath. Namun, sepertinya dia tak menemukan buku seperti itu di perpustakaan sekolah ini. Jadi, dia lebih memilih mengambil dan membaca buku novel bergenre romantis.

Dia duduk di tempat yang sudah di sediakan untuk membaca. Di perpustakaan itu sangatlah sepi, karena hanya ada penjaga perpus dan beberapa murid lain. Tentu saja di tempat seperti perpustakaan ini tidak boleh berisik, karena akan mengganggu orang lain pasti nya.

Beberapa menit berlalu, Zanna sudah selesai membaca buku yang ia ambil tadi. Saat akan mengembalikan buku itu ke rak nya, mata Zanna tak sengaja menangkap sebuah buku dengan judul yang menarik perhatian nya.

Judul nya : Pyscho Boyfriend, I Love You!

Zanna mengembalikan buku pertama yang ia ambil di tempat semula, lalu mengambil novel yang mampu menarik perhatian nya tadi.

Zanna membaca novel itu sambil duduk di lantai dan menyender pada rak buku. Raut wajah Zanna, ketika membaca novel itu sangatlah dingin.

"Hm...balas dendam? Boleh." Lirih nya.

Tiba-tiba ada seorang gadis berkacamata yang membawa beberapa buku setumpuk, hingga menatap apa yang ada di depan nya pun sulit. Dia berjalan dengan tergesa-gesa.  Bahkan, dirinya tak sadar jika ada orang yang berjalan berlawanan arah di depan nya.

Bruk

Alhasil, dia jatuh. Buku-buku berserakan di lantai. Tak ada yang menolong nya. Zanna, menatap gadis itu kasihan dan berjalan mendekat ke arah nya.

Zanna membantu gadis itu untuk menata buku-buku yang berserakan tadi. Gadis itu menatap Zanna, dengan pancaran senang dan sedih secara bersamaan.

Zanna yang menyadari gadis di dekat nya ini menatap diri nya seperti itu pun segera menaikkan satu alis nya, "Kenapa?" Pertanyaan singkat itu keluar dari mulut Zanna.

"Hah? Gapapa, makasih udah bantuin." Ujar nya lalu pergi.

Zanna menatap punggung gadis itu yang mulai menjauh, "Hmm..gue bakalan buat lo bebas juga" gumam nya.
__
"Anna!" Panggil seseorang.

Zanna menoleh ke belakang mendapati seorang gadis dengan wajah ceria nya sedang melambaikan tangan kepada nya.

"Jangan panggil gue Anna ah!" Ujar Zanna pelan ketika gadis tadi sudah berada di samping nya.

"Kenapa sih? Bagus kok, mwehehe," balas nya cengengesan.

Zanna memutar bola mata nya malas, "Terserah lo deh, Ai." Ucap nya.

"Yaudah gini aja, gue bakalan berhenti panggil lo Anna, kalau lo berhenti panggil gue Ai, gimana?" Tawar Aira.

"Ih yaudah, gue panggil lo Rara aja deh." Ucap Zanna.

"Hm..boleh. Kalau gitu, gue panggil lo Nana!" Balas Aira antusias, diangguki oleh Zanna.

"Nana, makan yuk! Aku laperr..." rengek Aira.

Zanna bergidik menatap Aira, "Ih lo napa jadi ngerengek ke gue? Jijik gue lihat ekspresi lo, bikin orang mau muntah aja." Aira mendongak menatap Zanna dengan mata berkaca-kaca.

"Huaa hueee huoo huiii Nana jahattt, Rara gak like!" Setelah mengatakan itu, Aira pergi ke kantin.

Sebenarnya, pelajaran sedang berlangsung tapi mereka ini malah membolos. Katanya, sekali-kalu bolos itu gak papa. Huft...jangan ditiru yah!

"Woy, tungguin!"
__
"Lo mau apa? Biar gue ambilin, lo duduk di situ dulu!" Ujar Aira sambil menunjuk salah satu tempat duduk yang masih kosong.

"Samain aja sama lo!" Aira mengangguk. Zanna duduk, di tempat yang di tunjuk Aira sambari menunggu makanan nya.

"Nih, makan!"

Tak butuh waktu lama, mereka sudah menyelesaikan makanan mereka. Saat akan kembali, tangan Zanna dicekal oleh Erica.

"Woy cupu, kerjain pr gue!" Suruh nya.

"Sorry  ya, gue bukan babu lo!" Sentak Zanna.

"Iya tuh, lo jangan sok-sok an yah jadi cewek." Tambah Aira.

"Oh, lo sekarang temenan sama si cupu ini? Kalian cocok tau, sama-sama bodoh, miskin, jelek, dan pernah jadi babu gue. Eh, tapikan kayak nya lo masih babu gue ya kan?" Erica menaik turunkan alisnya.

"Gue gak bakalan lagi mau nurutin permintaan gak jelas lo!" Sentak Aira.

"Syutt...jangan pakai kuah ya ngomong nya!" Balas Erica membuat Aira tambah kesal.

"Lo pergi, atau gue laporin bk!" Ujar Zanna.

Erica dkk segera pergi dari hadapan Zanna dan Aira lalu melanjutkan kegiatan makan mereka.
________________________________________________

Psycho TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang