[2] Team

160 25 0
                                    

"Bisakah kita berhenti sekarang! Aku lelah!" Teriak Zoe.

Bayangkan saja, entah sudah berapa kilo meter mereka mencari jalan keluar dari hutan ini. Zoe tahu ini akan sangat menyebalkan jika di dengar, tapi dia sungguh lelah!

"Aku setuju, lebih baik kita istirahat terlebih dahulu, baru melanjutkan perjalanan." Timpal gadis lainnya.

Zoe seperti tidak asing dengan gadis itu, apa mereka pernah bertemu? Ah, mungkin hanya mirip.

Karena memang tak ada pilihan lain, mereka pun setuju untuk berhenti terlebih dahulu. Tempat yang mereka jadikan tempat istirahat tak strategis sejujurnya.

Bisa saja nanti ada hewan buas yang menyerang mereka secara tiba-tiba. Tapi, mereka tak ada plihan lain juga.

Di keheningan, suara perut terdengar seperti meraum masuk ke telinga mereka. Zoe menoleh ke pemuda yang duduk tepat di sebelahnya.

"Kau lapar?" Tanya Zoe lembut.

Pemuda yang terlihat masih muda itu mengangguk lemah. "Iya, apa kakak memiliki makanan?" Tanyanya sopan.

Zoe menggeleng, raut wajahnya mendadak memelas karena tak tega. Boro-boro bawa makanan, dia saja tak sempat membawa apa pun ketika di tarik lubang hitam.

"Aku ada ini," suara lembut lainnya membuat pemuda tadi menoleh, melihat gadis yang lebih tua mengangkat bungkusan roti di tangannya. "Kamu mau?"

Yang lebih muda menatap ragu, "Apa boleh?" Tanyanya pelan.

Gadis tadi tertawa pelan, "Tentu saja, aku yang menawarimu." Jawabnya, gadis dengan surai hitam itu lantas berdiri dan duduk tepat di sebelah pemuda tadi.

"Ini makanlah." Suruh gadis surai hitam tersebut dengan tersenyum lembut.

Sedangkan pemuda tadi langsung menyengir lucu, lalu menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih kak...?"

"Oh iya, namaku Alvia." Alvia menjulurkan tangannya dan langsung di jabat dengan senang hati oleh pemuda di depannya.

"Aku Doyun, kak." Kata Doyun dengan tersenyum ramah.

"Kau Alvia?" Beo gadis bersurai cokelat dengan bingung.

Alvia mengerutkan keningnya. Dia pun mengangguk ragu, sejak tiba di hutan dia tak terlalu memperhatikan yang lain. Ketika melihat gadis bersurai cokelat ini dia baru teringat sesuatu. "Kau Zoe, iya kan?"

Zoe mengangguk semangat. "Sudah kuduga, sejak awal aku tidak asing dengan wajahmu! Omong-omong warna rambutmu..?"

"Ada yang salah?" Tanya Alvia bingung, dia senang karena setidaknya dia mempunyai satu orang yang ia kenal di sini.

"Tidak sih, hanya berbeda saja. Karena terakhir kali warna rambutmu kan cokelat."

Keduanya pun mengobrol, sudah sekitar enam bulan mereka tidak bertemu. Ya karena mau bagaimanapun Zoe adalah pendatang waktu itu.

Kebetulan sekali mereka memiliki ketertarikan yang sama, sama-sama menyukai film. Semua genre mereka bahas, dari aktor dan aktris dalam Negeri sampai luar.

Dan kini keduanya di pertemukan lagi, tanpa di sengaja. Ya waktu itu pun sama sih, yang berbeda hanya pertemuan mereka kali ini terbilang tidak masuk akal.

"Istirahat selesai." Pemuda dengan surai pirang berdiri, membuat empat pasang mata lainnya memandang ke arahnya.

Alvia berdiri, "Ini hampir gelap, kalau kita berkeliaran hewan buas akan lebih mudah menemukan kita." Ucapnya tegas dan tenang secara bersamaan, dia khawatir dengan Doyun, anak itu terlihat sekali kelelahan.

ALVIA SANDARA [TAMAT]Where stories live. Discover now