38. Be Friend

49 17 5
                                    

Pagi ini Doyun ditugaskan untuk pergi ke hutan. Dia tidak sendirian, ada tiga orang peri yang menemaninya. Untungnya mereka menggunakan wujud manusianya, jadi ia tak perlu mencari ketiganya dengan susah payah.

"Kenapa tidak menggunakan wujud peri saja sih? Aku lelah berjalan." Keluh Qhiana, gadis itu sudah tak kuat berjalan. Ini pertama kalinya dia pergi sejauh ini dan hanya menggunakan kedua kakinya.

Karena sudah tak kuat lagi, dia langsung menubruk tubuh saudara kembarnya dan maraih pundak Qhiandra. "Ayo gendong aku. Jangan menolak, aku ini lebih tua darimu loh!"

"Ck, lebih tua apanya sih? Tidak mau! Aku juga lelah tau!" Tolak Qhiandra, dia mendorong tubuh gadis yang merupakan kembarannya itu hingga terjatuh.

Sejak awal mereka keluar dari area sekolah, memang dua peri kembar itu selalu bertengkar. Jadi, Doyun tak mempermasalahkannya.

Mau bagaimana lagi? Mereka tidak diizinkan memakai sihir atau pun bubuk peri sampai ketiganya sampai di tempat tujuan.

Karena hutan ini masih dalam masa pemulihan dari segala jenis sihir jahat. Juga, karena ada beberapa kerusakan pasca pertarungan dua minggu yang lalu mereka jadi dilarang menggunakan sihir.

Hewan dan tanaman disini akan lebih mudah mati ketika terkena sihir lain atau bubuk peri selain sihir pemulih yang sudah diberikan oleh para petinggi sekolah.

"Kita sampai." Ujar Hera, gadis itu sejak tadi hanya diam, dan baru berbicara sekarang. Dia menghela nafas ketika menoleh dan masih mendapati kedua temannya yang bertengkar.

Tapi, setidaknya ada Doyun yang masih mau mendengarkannya, pria itu tampak langsung bergerak ke arah beberapa naga hitam yang terluka.

"Padahal kak Ben sudah mengatakan pada seluruh hewan disini untuk tidak mencoba keluar dari hutan. Kenapa mereka memaksakan diri untuk keluar?"

"Mereka kelaparan." Jawab Hera sambil ikut berjongkok di sebelah pria dengan surai hitam itu. "Kau bisa kan menyembuhkan mereka?"

Doyun tersenyum. "Jangan khawatir, aku bisa melakukannya, lagi pula ada kalian bertiga yang akan membantuku."

Naga hitam yang memang hewan legenda sudah tak asing lagi ketika kekurangan makanan disini. Sebelumnya mereka yang dikendalikan oleh Rion selalu mendapatkan makanan berupa energi pria itu.

Tapi, sekarang mereka harus mencari makanan sendiri di hutan ini untuk bertahan hidup. Karena dilarang keluar hutan, mereka hanya bisa makan seadanya dan saling memperebutkannya di sini.

"Kita lakukan sekarang?"

"Iya." Balas Hera langsung. Dia menoleh lagi ke belakangnya dan dia tersenyum puas ketika kedua temannya itu sudah merubah bentuk mereka menjadi peri.

Mereka memang tidak diizinkan untuk menggunakan sihir atau bubuk peri. Tapi, mereka punya cara lain untuk menyembuhkan naga hitam tersebut.

Lagi pula, sejak awal ketiga peri itu dilarang merubah bentuknya menjadi peri ya karena mereka hanya akan bisa terbang sebentar.

Hera ikut merubah bentuknya menjadi peri. Sedangkan Doyun hanya bisa memandang takjub perubahan ketiga peri itu. Mereka sangat kecil, bahkan ia harus memicingkan matanya untuk melihat wujud mereka.

Doyun mengangkat kedua tangannya ke depan, dan ketiga peri itu langsung hinggap di sana. Selain menjaga keseimbangan dunia sihir, para peri juga bisa mentransfer sihir tanpa harus mengeluarkannya secara langsung.

Qhianda dan Qhiandra yang berdiri di atas tangan kiri pria itu dan langsung menggigitnya. Mengambil sihir penyembuh yang diluapkan oleh Doyun di setiap aliran darahnya.

Begitu juga dengan kedua temannya yang lain, Hera pun melakukan hal yang sama. Setelah itu mereka bertiga mulai menyebar ke setiap naga hitam yang terluka.

Mereka mengaliri naga-naga itu dengan sihir yang mereka ambil dari Doyun, dengan cara menggigit hewan legenda itu.

Hal itu pun terjadi terus berulang hingga naga yang terakhir mendapatkan penyembuhan juga. Dilain sisi Doyun sedikit merasa kelelahan karena hampir kehabisan energi sendiri.

Bahkan dirinya hampir jatuh ke belakang jika saja tak ada yang menahannya. Dia menoleh dan langsung terlonjak kaget melihat kepala naga yang tadi membantunya agar tak terjatuh.

"Bukankah kau naga biru yang sebelumnya bersama kak Ben?" Tanya Doyun.

Naga biru itu mengangguk, dia menundukkan kepalanya, tanda salam kenal dengan anak itu. Tak lupa dia menepuk-nepuk ke atas tubuhnya.

Sejujurnya itu sulit dimengerti, tapi Hera yang telah berubah menjadi wujud manusianya lagi langsung menjelaskan.

"Dia menyuruh kita untuk naik ke atasnya, dengan kata lain dia ingin mengantarkan kita pulang ke Sandara." Terang gadis itu.

Baru mengucapkan hal tersebut, Qhiana dan Qhiandra tiba-tiba sudah di atas naga biru itu. Bahkan mereka tanpa ragu memeluk tubuhnya.

"Ayo tampan kita berangkat!" Seru Qhiana dengan semangat. Dia tidak tahu saja kalau naga yang dia naiki adalah betina bukan jantan.

Kasihan Lea, padahal tanduk cantiknya itu seharusnya sudah cukup kuat membuktikan kalau dia ini cantik bukan tampan.

"Omong-omong apa dia bisa keluar dari hutan ini tanpa terluka?" Tanya Doyun lagi.

Lea menggerakkan kedua tangannya dengan menunjuk-nunjuk dirinya. Juga, matanya sesekali memutari sekeliling hutan ini.

Melihat itu Hera mengangguk paham, "Dia yang membuat sihir pemulihan disini, itu artinya dia ikut andil dalam pembuatan sihir dengan para petinggi sebelumnya, dia tidak akan terluka karena sihirnya sendiri."

Doyun tak bisa untuk tidak kagum, dia menatap naga biru itu dengan berbinar. "Seandainya kita bisa berteman, kau pasti sudah aku jadikan teman!"

Naga biru itu lantas mengangguk antusias. Dia menjuk ke arah Doyun dan ke dirinya sendiri. Lalu menunduk, mendekatkan tanduknya ke depan wajah pria dengan surai hitam itu.

"Dia mau berteman denganmu." Kata Hera sambil tersenyum tulus. Padahal keduanya berasal dari kaum yang berbeda, tapi Doyun malah ingin menjadi teman seekor naga.

Dengan senyum yang merekah, Doyun menaruh kepalan tangannya pada tanduk itu. Lihat kan, dia memiliki teman lagi, sudah tidak ada lagi kata sendirian sekarang.

Hera terjengit kaget ketika tangannya ditarik oleh pria di depannya dan ikut di letakkan pada tanduk indah milik naga biru tersebut.

"Kau juga harus menjadi temannya, Hera." Kata Doyun dengan tersenyum hangat. Setelahnya dia mengajak gadis itu untuk naik ke atas punggung naga biru yang resmi menjadi temannya itu.

Lea pun segera menerbangkan dirinya, dia membawa keempatnya untuk keluar dari hutan dan kembali ke Sandara. Sungguh, ini sangat menyenangkan, nanti jika dia bertemu Ben dia akan mengatakan kalau ia baru saja mendapatkan empat teman baru.

"Itu artinya kita semua berteman kan?!" Tanya Qhiana dengan semangat.

"Tentu saja!" Sahut Qhiandra, pria itu langsung merangkul kedua orang lainnya agar mendekat. Mereka pun tertawa dengan senang.

--

Tbc

Aku udah hampir kehabisan ide😭

Sorry for typo's

Bye!

ALVIA SANDARA [TAMAT]Where stories live. Discover now