WY | 1

7 2 2
                                    

Di pagi hari, tepat nya jam 05:15 Wib.
Seorang gadis tengah melipat mukena yang baru saja ia gunakan untuk beribadah.

Di kamar yang sederhana, tak ada kata mewah. Namun, barang yang tersusun rapi mampu membuat mata tak risih.

Jihan syafiqah. Gadis yang hidup sendiri tak ada kerabat dan sanak saudara. Entah lah, sejak kecil berumur 4 tahun ia diasuh oleh ibu nya.

Hingga saat ia duduk di kelas 10 SMA arwantara, ibu nya meninggal dunia.
Membuat nya sedih tak karuan. Kehilangan sosok malaikat tak bersayap, yang selalu mengajarkan nya arti kesabaran dan juga keikhlasan serta syukur kepada tuhan yang maha esa.

ayah nya, dia tak tahu-menahu ayah nya dimana. Rupa raut wajah ayah nya sudah hilang di ingatan Jihan.

"Emm kira-kira berapa tusuk sate yang harus aku jual hari ini ya?" tanya Jihan bergumam pada diri sendiri.

"100 sate atau 200 tusuk sate ya?"

"200 aja deh, nanti kalau sisa bisa dijual di pinggir jalan."

Jihan mengemasi sate sate yang sudah ia panggang terlebih dahulu, lalu ia masukan kedalam toples berbentuk persegi panjang.

Setelah itu ia bersiap-siap dikamar nya untuk berangkat sekolah.
Menggunakan rok panjang, kemeja sekolah lengan panjang serta hijab.

Mungkin jika di sekolah penampilan nya yang menonjol karena berbeda dari yang lain nya.

Jam masih pukul 05:30. Masih banyak waktu untuk pergi berangkat kesekolah. Sekolah bel masuk jam 07:10.

Masih banyak waktu, ia mengambil ember yang terisi baju nya yang siap untuk di jemur.

Setelah selesai ia menyapu rumah nya, tak butuh waktu lama karena rumah nya kecil. Hanya ada 1 kamar 1 kamar mandi dapur dan ruang tamu.

Walaupun rumah nya kecil, rumah Jihan bisa dibilang rumah paling bersih di komplek perumahan indah mentari.

Karena sejak dulu ia dilatih untuk jadi anak rajin.

Jam sudah pukul 06:05 wib. Ia memutuskan untuk berangkat ke sekolah dengan jalan kaki.

Yah, dia terbiasa jalan kaki pagi hari untuk menghemat uang serta sekalian olahraga kan?.

Sekolah nya juga tidak terlalu jauh, hanya sekitar 3 km saja.

3 km hanya membutuhkan waktu 25 menit, untuk Jihan.

Berjalan pagi hari membuat pikiran nya semakin tenang, walau fajar masih malu-malu untuk menunjukkan rupanya.

Udara yang begitu segar membuat nya mampu tersenyum manis.

"JIHANN!!"

"Astaghfirullahalazim, ih kalila! Kamu ngagetin aja!" semprot Jihan.

"Eheheh maap," cengir Kalila pada Jihan.

"Tumben kamu jam segini udah berangkat,"

"Iya dongg gue mau jadi anak yang teladan." ucap Kalila sombong.

"Teladan bagi Nusa dan bangsa atau teladan 'telat datang pulang duluan?" tanya Jihan.

"Ihh Lo mah gue kan gak telat inii,"
ucap Kalila sambil menggembungkan pipinya.

"Ahahaha iya deh iyaa maaf" ujar Jihan sambil tersenyum.

Kalila mengerut kan dahinya,
"Pelmintaan maaf tidak di telima!"

[Permintaan, terima]

"Lho? Kenapa?" tanya Jihan heran.

"Kudu pake sate balu dimaafin!"ucap Kalila membuat Jihan menggeleng kan kepala nya.

224 With You (On Going)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt