WY | 5

1 0 0
                                    

Hari sudah malam, jam menunjukkan pukul 20:10 wib.

"itu lah padahal kan yang halam sama yang dilalang ada banyak tapi kenapa cuma makan babi yang di jauhi ?!"

(Haram-dilarang)

"Pemikiran orang berbeda kal, cara orang tua mendidik anak nya juga beda, sikap sama sifat kita itu menurun dari orang tua nya,"

"Siapa bilang? Tuh tetangga gue yang dulu Mak bapak nya baik banget sholat lima waktu gak pernah bolong, gak pelit tapi anak nya beuh kaya setan jahanam!"

"Astaghfirullah, ini nih ciri-ciri orang cuma liat cover nya doang, emang kamu tau kelakuan orang tua nya pas masa remaja? Enggak kan?"

Kalila memicing kan mata nya,
"Jangan seudzon,"

"Gak seudzon tapi kan kaya perumpamaan ga sih?"

"Enggak"

Jihan mendengus kesal, "ngeselin kamu kal!"

Kalila cengengesan, "itu nama tengah gue kali,"

"Ah masa sih?" tanya Jihan menggoda.

"Ye--"

"Mbak beli sate nya dong,"

"Eh iya mas bentar,"

"Mau-lho? Ini mas yang tadi sore kan?" tanya Jihan pada 2 pemuda.

"Yoi mbak, cuma ini saya bawa temen yang lain,"

"Ohh gitu, mau sate apa mas?"

"Dik, sate apaan?" tanya pemuda ke teman nya.

"Sate ayam bakar 3 bungkus sama sate kambing 3 bungkus." jawab teman nya tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone nya.

"Oh itu bentar ya mas di tunggu,"

"Iya mbak,"

Dengan cekatan tangan Jihan yang sudah ahli dengan sate ia dapat membungkus nya dengan cepat.

Oh tentu yekan, kan udah bertahun-tahun jualan sate bantu si ibu nya setelah meninggal dia lah yang melanjutkan usaha si ibunda.

"Ini sate ayam bakar nya, sama ini sate kambing nya,"

"Dik bantuin lah lo game terus juling tuh mata mampus!" Kesal nya.

"Ck iya iya!"

"Lho? Lo?"

*
*
*

"Makasih kal, udah mau nemenin aku,"

"Heiii besok libul, gue mau nginep disini boleh yaaa yaaa,"

(Libur)

Jihan terkekeh kecil, "boleh kok, yaudah yuk masuk."

Setelah masuk Jihan pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri, ia paling tak suka jika udah keluar dari rumah terlalu lama lalu tak mandi.

Setelah selesai ia kembali meracik-ravik bumbu untuk berjualan besok.

"Han, gue bantu ya!" Celetuk Kalila.

"Hm, oh iya kal, tolong ambilin panci itu, sama daun pisang di lemari yang udah aku lipat ya!"

"Ngookey,"

"Kamu masih bisa kan buat wadah lontong nya?"

"Woi ya jelazz masih inget dong, gue belum tua ya Ges ya!"

Jihan tertawa, emang nih Kalila ajaib.

"Bumbu nya lanjutin besok aja han, kita buat lontong nya aja dulu,"

224 With You (On Going)Where stories live. Discover now