BAB 20

23 26 2
                                    

Halo, semuanya...
Yuk, ramaikan komentar sama votenya!
.
.
.
.

Pelangiku kini tengah cemberut. Aku sebagai matahari, tidak akan membiarkan dia menangis hanya karena sebuah sengatan kecil dari lebah. Kau tidak perlu mengeluarkan emasmu, karena aku yang akan mencegahnya keluar. Aku adalah mataharimu.

~Hans~

Setelah selesai melihat Ten dan James pemotretan, Hans kini tengah menunggu seseorang yang sangat dia rindukan. Walaupun tiap harinya bertemu dengannya, nyatanya akan tetap membuat pria dengan rambut cokelat itu merindukan pelanginya. Dia merindukan Clarissa. Bersama dengannya, Hans bisa menemukan suatu kehangatan yang berbeda, kendatipun dia juga orang yang hangat.

Hans duduk di dekat pintu dengan sebuah cokelat dingin di kedua tangannya. Dia tersenyum seolah Clarissa ada di hadapannya. Beberapa kru yang melihatnya aneh, tetapi tidak jarang dari mereka memotret momen itu. Sunshine yang tersenyum. Hal yang sangat dinantikan orang lain terlebih jika mereka sedang butuh suatu kehangatan.

Hans memainkan ponselnya. Lama menunggu kedatangannya, membuat Hans bosan dan dia mengambil satu pose dengan tangan yang memegang cokelat dingin tersebut. Dia tersenyum puas melihat wajah tampan yang terpampang dalam layar pipih ponsel bermerek iPhone dengan warna emas yang menyilaukan mata. Dia mengunggah ke akun media sosialnya dan dalam beberapa detik sudah banyak yang menyukainya. Ia tersenyum bangga untuk dirinya sendiri.

“Wah, rasanya sangat menyenangkan memiliki penggemar yang mendunia. Tapi, bagiku hanya dia satu-satunya yang berarti dalam hidupku. Pelangiku, kau akan datang padaku dan aku akan menjadi cahayamu selalu.” Hans meminum sedikit cokelat dingin miliknya.

Di tengah kenikmatannya meminum cokelat dingin sembari menunggu Clarissa, tampak seorang gadis yang masuk ke dalam agensi dengan buru-buru. Tindakannya terlihat gusar dan tampak jelas raut tidak tenang di wajahnya yang cantik. Hans ingin menghampiri Clarissa, namun gadis itu lebih dulu ada di hadapan Hans. Clarissa mengambil cokelat dingin yang tadinya Hans minum. Kupu-kupu beterbangan saat Clarissa meminum tepat di bekas bibirnya. Hans tersenyum lebar dan dia tersipu malu. Hal yang selama ini dia inginkan untuk Clarissa terkabul walaupun tidak secara langsung.

Clarissa menggoyangkan telapak tangannya di depan wajah Hans dan kemudian, dia menepuk pelan pipi pria yang ada di hadapannya. Hans terlonjak dan dia segera menatap wajah bingung Clarissa. Secepat mungkin, dia mengubah air mukanya menjadi biasa saja. Clarissa memutar bola matanya malas dan di luar dugaan Hans, Clarissa terjatuh dalam pelukan Hans. Clarissa terisak pelan dan kemudian isakan kecil itu berubah menjadi sebuah tangis. Hans membawa Clarissa duduk dan masih setia mendekapnya.

Sesuatu yang menyakitkan, muncul di lubuk hati Hans saat melihat pelanginya menangis. Dia akan memberikan perhitungan bagi siapa saja yang membuat Clarissa menangis. Dia mendekap Clarissa dan mengusap rambut Clarissa dengan lembut dan rasa yang khawatir. Apa yang membuat Clarissa menangis, setelah pulang dari sekolah Jeno? Hans yakin, pasti ada suatu peristiwa yang membuat Clarissa tidak enak dengan orang lain.

“Apa yang terjadi?” tanya Hans.

“Aku takut, jika aku harus diburu oleh mereka semua. Aku tidak ingin pergi dari sini dan ingin bersama kalian selalu. Aku takut, jika nanti akan ada awak media yang mengerubungiku.”

“Apa yang terjadi, Issa? Apa Jeno melakukan sesuatu yang membuatmu gusar dan takut seperti ini?”

“Sebenarnya, tidak terlalu besar. Tetapi, dia yang salah memilih tempat untuk melakukan itu. Dia gila karena melakukannya di sekolah dan di hadapan mereka berempat. Aku takut, Hans. Sudah cukup aku hidup seperti ini. Kehidupanku sekarang, jauh lebih tenang dan damai walaupun faktanya aku masih menumpang di sini. Aku merasa cukup dan aku tidak mau hidupku terusik lagi karena masalah ini. Sekarang, apa yang harus aku lakukan?” Clarissa menatap wajah Hans.

I Need U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now