BAB 22

15 18 0
                                    

Aku tidak peduli dengan semua rintangan yang ada di sekitarku. Aku hanya ingin terus melangkah ke depan untuk mengambil apa yang harusnya aku dekap. Aku harus mengambil separuh hidupku walaupun aku tahu dia ada di tempat yang jauh di sana.

~James~

Hari-hari James tidak pernah lepas dari kata kesepian. Semenjak Clarissa yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya, James dan anggota lain murung dan tidak saling bertegur sapa kecuali untuk sebuah alasan profesionalitas mereka sebagai idol. Mereka akan mulai memainkan topeng sandiwara saat mereka dalam sebuah pekerjaan atau kegiatan show lainnya. Walaupun sulit, namun inilah yang harus mereka lakukan. Hatinya harus beku untuk sesaat ketika harus berhadapan dengan media massa. Mereka harus membuat sebuah fake smile untuk mereka tunjukkan pada penggemarnya.

Setiap acara mereka selesai, mereka semua segera masuk ke dalam kamar masing-masing tanpa saling berkumpul atau bertanya apa pun. Kendatipun, itu hanya sebuah sapaan hai atau halo. Mereka berubah menjadi orang asing dan saling mengunci bicara. PD-nim yang melihatnya ikut frustasi dan bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tidak ada Clarissa membuat suasana agensi dingin dan sepi. Setiap hari, tidak pernah lepas satu pun dari mereka untuk masuk ke kamar Clarissa. Jika ada di antara mereka yang masuk bersamaan maka sebuah bencana terjadi. Mereka akan saling bermusuhan dan mengungkit soal Clarissa.

James berjalan tanpa arah menuju luar gedung agensi. Dia jalan tanpa berpikir apa pun. Hidupnya hampa dan hatinya kosong karena tidak ada Clarissa. Langkahnya mengecil, saat dia mendengar seseorang yang tengah berbicara di telepon. James menatap ke arah orang itu dan memastikan jika orang yang dia lihat adalah PD-nim. Tangannya mengepal saat dia mendengar suara PD-nim yang berbicara soal Clarissa. Matanya menggelap dan dengan emosi yang dia tahan, James menghampiri PD-nim. Dia menarik ponsel yang tengah PD-nim pegang. Sebuah suara yang dia rindukan akhirnya terdengar lagi. James tersenyum miring dan matanya berbinar.

“Sayang, apa itu kau? Kau ke mana saja? Aku ingin kau bersamaku.”

PD-nim menatap sendu ke arah James. Anak asuhnya terlihat sangat sedih dan sangat bahagia secara bersama. Pria itu tahu, jika James tidak bisa dipisahkan dari Clarissa. PD-nim sendiri terkejut saat suara Clarissa yang dulunya keras dan penuh tekad, kini melemah. Dalam hatinya juga sakit saat mendengar sebuah penderitaan Clarissa. Bagaimana jika James yang mengetahui kebenarannya?

James menunggu balasan dari Clarissa. Lama dia menunggu, Clarissa tidak lagi berbicara apa pun. James sedikit menjauhkan ponsel yang dia pegang. James menghela nafas panjang. Semua akal sehat, hati bagaikan malaikatnya hancur. Kini tersisa James yang lemah dan tidak berdaya. Dia tidak butuh apa pun kecuali Clarissa. Kemudian, sebuah senyum paksa terbit di bibir indahnya. James memegang erat ponsel dan dia mendongak agar air matanya tidak jatuh.

“Aku tahu kau masih di sana, Issa. Apa suaramu hilang saat kau pergi dari sisiku? Kenapa kau tidak mengatakan apa pun? Malaikat James ada di sini. Katakan semua yang ingin kau katakan padaku, Clarissa. Aku mohon.” James tidak bisa membendung air matanya lagi.

Sebuah isakan kecil terdengar di telinga James. Pria itu menegakkan tubuhnya saat suaranya kini terdengar dekat dan semakin lemah. James berbalik dan menemukan Clarissa ada di sana dengan topi yang menutupi rambutnya. James memberikan ponselnya pada PD-nim. Dia menghampiri Clarissa dengan langkah pelan. Matanya tidak pernah lepas sedikitpun. Begitu juga dengan Clarissa. Gadis itu ikut menghampiri James.

Angin datang dan membuat daun beterbangan. Mereka menjadi sebuah saksi akan pertemuannya lagi dengan Clarissa. Angin yang bertiup membuat rasa dingin menjalar ke tubuh dua orang itu yang masuk melalui pori-pori kulit. PD-nim tersenyum di belakang James. Kemudian, dia pergi meninggalkan mereka berdua untuk bicara. Dinginnya sebuah angin membuat mereka ingin memeluk satu sama lain, namun tidak semudah itu. Perasaan aneh dan canggung ada di hati mereka. Lama tidak bertemu, mereka harus memulainya kembali agar bisa seperti semula.

I Need U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now