Stronger Than You V

1.2K 226 80
                                    


Kening Felix berkerut kesal menatap lembaran soal di hadapannya. Changbin benar-benar kejam ketika mengajarinya belajar. Lelaki itu tak memberinya istirahat barang 5 menit jika ia belum berhasil menyelesaikan satu soal dengan benar. Sepertinya Changbin sedang balas dendam karena Felix sering membuat masalah dan membuat Changbin repot.

"Aku sudah tidak mau belajar!" Ucap Felix sembari menendang kaki meja hingga bergeser dari tempatnya.

Changbin yang sibuk dengan laptopnya melirik ke arah Felix kemudian lelaki itu membetulkan letak meja dan memberikan pena yang sempat dilempar Felix kepada sang empunya.

"Jangan mengeluh, kau bahkan belum menyelesaikan satu soalpun dengan benar," ucap Changbin dengan datar.

"Caramu mengajariku benar-benar kaku dan tidak menyenangkan, jika begitu mana bisa aku fokus pada materi yang diajarkan."

"Berhenti mencari alasan dan kerjakan soalmu dengan benar."

Felix menatap kesal ke arah Changbin yang kini kembali fokus dengan laptopnya kemudian pemuda manis itu bangun sembari meletakkan penanya dengan kasar ke atas meja.

"Mau ambil minum!" Ucap Felix ketika Changbin menatapnya dengan tajam.

Felix sengaja mengulur waktu di dapur untuk mengistirahatkan dirinya yang sudah duduk selama 2 jam tanpa diberi waktu untuk bersantai sejenak. Pemuda manis itu mengambil sekotak jus jeruk dan menuangnya ke dalam gelas sembari menatap Changbin yang terlihat sangat fokus pada laptopnya. Sesekali lelaki itu telihat mengerutkan keningnya dan tangannya sibuk entah menuliskan apa pada selembar kertas di sampingnya. Felix jadi penasaran, apakah Changbin sangat serius dengan tugasnya sebagai seorang guru?

"Berhenti menatapku dan segera kembali kesini," ucap Changbin masih dengan tatapan yang terfokus ke laptop membuat Felix terkejut.

"Kau bahkan sama sekali tidak menatap kesini dan kau bisa dengan percaya diri mengatakan bahwa aku menatapmu?" Ucap Felix dengan tidak terima sembari membawa gelasnya kembali ke meja ruang tengah.

"Akhir-akhir ini kau sangat suka menatapku, apa kau sudah jatuh pada pesonaku?" Tanya Changbin sembari mengalihkan tatapannya pada Felix yang kembali duduk di karpet.

"Darimana kau dapatkan kepercayaan diri setinggi ini?"

Changbin mengedikkan bahunya kemudian lelaki itu menutup laptopnya dan menyimpan lembaran kertasnya sebelum menggeser duduknya ke samping Felix.

"Kemari biar aku bantu mengerjakan," ucap Changbin dengan tangannya yang sudah memegang pena bersiap untuk membimbing Felix menyelesaikan tugasnya.

"Kemari Lee Felix," ucap Changbin mengulang ucapannya dengan tegas membuat Felix terpaksa mendekat padanya. Ingat, Felix patuh hanya karena ingin memperbaiki nilai sehingga ia bisa mendapatkan kelonggaran dalam hidupnya.

Changbin mulai membantu Felix dalam belajarnya hingga pemuda manis itu berhasil menyelesaikan beberapa soal. Meski Felix terus melontarkan protesnya namun Changbin tetap sabar mengajari hingga ia dapat memastikan bahwa Felix memahami materi yang ia ajarkan. Tak terasa keduanya memakan waktu hampir 3 jam bergelut dengan soal hingga pada pukul 9 malam Felix semakin menyuarakan protes dan berakhir menutup bukunya dengan frustasi.

"Sudah cukup! Aku sudah tidak sanggup lagi!" Ucap Felix sembari menjatuhkan kepalanya ke meja. Changbin dengan sigap menjulurkan tangannya untuk mencegah kepala Felix terantuk meja yang keras.

"Jangan ceroboh," ucap Changbin yang untungnya berhasil menahan kening Felix dengan telapak tangannya.

"Apa kau berniat membunuhku? Bagaimana bisa kau memaksa seorang siswa bodoh untuk belajar selama 5 jam tanpa henti? Aku lebih baik tawuran 5 jam daripada belajar bersamamu!" Pekik Felix sembari mengacak rambutnya hingga berantakan.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang