D*ck Picture III

1.7K 234 62
                                    

"Bohong bunda!" Protes Felix membuat bundanya menatap ke arahnya.

"Bohong atau sungguhan?"

"Changbin orangnya suka bercanda, jadi jangan dipercaya," ucap Felix membela diri karena tidak mau dianggap berkencan dengan Changbin.

Changbin hanya tersenyum pada bunda Felix tanpa menjelaskan ucapannya namun pemuda itu berusaha menghindari tatapan Felix yang sedang menatap membunuh ke arahnya. Bunda Felix terlihat bingung tapi wanita itu tak ingin membuat suasana menjadi canggung sehingga ia segera mencairkan suasana.

"Ayo Changbin mampir dulu, makan siang disini saja," ucap bunda Felix tanpa mempermasalahkan ucapan Changbin tadi.

Changbin makin tersenyum lebar sedangkan Felix memilih tak berkomentar. Entah pemuda manis itu sedang mengumpulkan kekuatan untuk menghajar Changbin atau dirinya menahan diri agar tidak mengamuk di depan bundanya.

"Tidak perlu tante, takut merepotkan," jawab Changbin dengan sopan sebelum kemudian menatap Felix yang terlihat siap menghajarnya kapan saja.

"Jangan sungkan begitu. Felix ajak Changbin masuk, biar bunda siapkan dulu makanannya," ucap bunda Felix sebelum kemudian masuk ke dalam rumah lebih dulu.

Changbin dan Felix berpandangan. Changbin sudah siap diusir pergi dengan bonus umpatan dari bibir merah muda pemuda manis itu, tapi ia cukup terkejut ketika Felix memberinya isyarat untuk masuk. Kok Felix tidak jadi mengamuk?

"Ayo masuk, parkirkan motormu di halaman," ucap Felix sembari membuka gerbang rumahnya agar motor Changbin muat masuk kesana.

"Kau serius?"

"Cepat Changbin."

Changbin buru-buru memarkirkan motornya sebelum Felix berubah pikiran dan mengusirnya.

"Felix."

"Hm."

"Aku makannya banyak, serius tidak apa-apa makan disini?" Tanya Changbin terus terang.

"Tidak masalah, palingan juga besok lagi bunda sudah kapok mengundangmu makan di rumah," ucap Felix sembari berjalan masuk ke rumah diikuti Changbin yang buru-buru turun dari motornya.

Changbin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang tamu yang tertata rapi dan bersih. Di satu sudut tembok terdapat beberapa figura foto yang tergantung menghiasi. TdukChangbin penasaran jadi pemuda itu mendekat untuk menatap lekat sebuah foto anak kecil dengan es krim yang belepotan di sekitar bibirnya. Diam-diam Changbin mengeluarkan ponselnya kemudian ia memotret foto tersebut sambil senyum-senyum karena merasa gemas.

"Jangan foto-foto, itu aset negara!" Ucap Felix yang tiba-tiba wajahnya berada di depan ponsel Changbin untuk menghalanginya mengambil foto.

Namanya Changbin, bukannya berhenti pemuda itu justru memotret wajah Felix sebelum kemudian tertawa geli.

"Lihat, keningmu berkerut galak," ucap Changbin sembari menunjukkan hasil fotonya.

"Jelek ah, hapus!"

"Tidak mau, cantik begini juga."

"Changbin!"

Felix mencoba meraih ponsel Changbin tapi pemuda itu dengan cepat menghindar dengan menekuk tangannya ke belakang. Felix masih heboh ingin merebut ponsel Changbin tanpa sadar jika posisinya sekarang seperti sedang memeluk Changbin yang sedang senyum-senyum bahagia.

"Asiknya dipeluk orang cantik," celetuk Changbin membuat Felix seketika menjauhkan tubuhnya.

"Kau modus ya mau aku peluk?!"

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang