Lock & Key

2.3K 265 117
                                    


Changbin meletakkan kardus terakhirnya kemudian lelaki itu menatap seluruh isi rumah yang masih kosong. Hanya ada sebuah sofa dan juga meja televisi yang ada di dalamnya dengan kardus-kardus yang bertumpuk di tengah ruangan membuat lelaki itu menghela nafas karena itu artinya ia akan menghabiskan banyak waktu untuk menata semuanya seorang diri.

Seo Changbin, lelaki berusia 28 tahun yang baru pindah ke rumah baru hasil dari menabung selama beberapa tahun. Rumah dengan tiga kamar dan juga taman belakang yang lumayan luas sangat cukup untuk dirinya tinggal sendiri. Bekerja memang melelahkan, namun melihat hasil yang ia petik sekarang terasa sangat memuaskan.

"Oke, mari bekerja keras hari ini," gumam Changbin sebelum kemudian membongkar kardus-kardus yang berisi barang miliknya.

Lelaki itu mengurus kepindahannya seorang diri lantaran keluarganya tinggal di pulau lain dan tak bisa hadir. Ia juga baru saja pindah tugas ke kota tersebut, jadi tak banyak teman yang ia miliki disana, itupun mereka belum begitu akrab sehingga ia tak enak sendiri jika meminta bantuan teman-teman barunya.

Berjam-jam Changbin menghabiskan waktu menata barang miliknya, namun kardus yang menumpuk tak kunjung habis meski ia sudah berusaha keras mempercepat gerakannya. Ia perkirakan mungkin butuh waktu seminggu sampai segalanya selesai ditata.

Setelah selesai menata bagian ruang tamu dan juga kamar, Changbin pun memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan menikmati sepuntung rokok di teras rumahnya sembari memesan beberapa makanan lewat layanan pesan antar. Lelaki itu menyesap gulungan tembakau di tangannya dan setelahnya menghembuskan asapnya menimbulkan perasaan lega di hatinya.

"Penghuni baru ya?"

Changbin menoleh mendengar suara dari samping rumahnya, setelahnya lelaki itu terdiam melihat seorang laki-laki tersenyum ramah ke arahnya. Changbin terpana melihat bagaimana paras indah laki-laki itu disoroti sinar jingga dari matahari yang mulai tenggelam di ujung barat. Dada Changbin terasa penuh dengan detakan nyata yang terasa menggelora. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?

"Namaku Lee Felix," ucap laki-laki tadi membuat Changbin tersadar dari lamunannya.

Mata lelaki itu menatap dalam ke arah Felix yang kini sudah berdiri di hadapannya. Tangannya perlahan terjulur membalas salam perkenalan hingga jantungnya semakin berdetak tak karuan ketika kulit mereka bersentuhan. Sangat lembut, batinnya.

"Seo Changbin," ucap Changbin dengan senyum tipis yang mengembang.

"Apa kau memindahkan barangmu seorang diri?" Tanya Felix ketika tak melihat orang lain di rumah itu.

Changbin mengangguk dengan tangan yang masih menggenggam tangan Felix dengan cukup kuat. Lelaki itu pun segera menarik tangannya ketika ia sadar bahwa Felix tengah menatap genggaman tangan mereka.

"Um.. Maaf, usiamu.."

"28 tahun," ucap Changbin dengan cepat membuat Felix mengangguk antusias.

"Kita seumuran, bolehkah aku bicara santai denganmu?" Tanya Felix yang tentu saja diangguki oleh Changbin.

"Ya, tentu saja," ucap Changbin dengan senyum yang mengembang sebelum kemudian segera mematikan rokoknya.

"Silahkan duduk," ucap Changbin mempersilahkan Felix untuk duduk di bangku lain yang ada disana.

"Lanjutkanlah merokokmu, sayang kan jika dibuang," ucap Felix setelah duduk di samping Changbin.

"Kau mau?"

Changbin menyodorkan bungkus rokoknya dan Felix menggeleng pelan menanggapinya.

"Aku tidak merokok, tapi aku tak masalah nongkrong bersama perokok," ucap Felix dengan santai membuat Changbin mengurungkan niat untuk kembali menyulut rokoknya.

Three Words 5 [ChangLix]Where stories live. Discover now