Kanigara V: All About You

871 207 46
                                    


Guntur kembali terdengar dengan petirnya yang berkelip menyinari langit gelap. Changbin masih memagut dan anehnya Felix tak berubah seperti sebelumnya meski suara keras terus terdengar. Pemuda manis itu sangat tenang, hanya bibirnya yang bergerak dan matanya yang tertutup rapat. Tangan lembutnya perlahan terangkat, mengalung manis di leher Changbin yang tengah terpikat. Seolah dunia milik berdua, mereka tak peduli meski di luar air turun begitu derasnya.

Perlahan keduanya memberi jarak. Menatap ke dalam mata satu sama lain dengan senyum tipis yang terpatri di bibir si anak kota. Changbin mengusap pelan pipi Felix sebelum kemudian ia kembali menyatukan bibir untuk kedua kalinya. Changbin makin jatuh cinta. Jika sebuah ciuman bisa menunjukkan kepemilikan, maka sekarang Felix telah menjadi miliknya. Namun belum, ia masih harus menyatakan perasaan agar ia bisa mendapat jawaban dari pemuda manis itu.

"Aku menyukaimu," ucap Changbin sesaat setelah mengakhiri ciumannya.

Felix menatap ke dalam mata Changbin, mencoba mencari kebohongan di dalamnya. Changbin sabar menunggu dengan tatapannya yang menunjukkan kesungguhan. Ia memang mencintai pemuda manis itu, jika tidak maka ia tak akan gila kembali ke desa demi meluruskan segalanya.

"Kau tidak takut padaku?" Tanya Felix setelah sekian lama bungkam.

"Boleh aku jujur?" Tanya Changbin yang diangguki oleh Felix.

"Aku sempat takut setelah kejadian itu, semuanya terasa mengejutkan. Aku sadar kau berbeda namun aku telah membuat kesalahan dengan tidak mempersiapkan diri dan justru menyakitimu ketika segalanya terungkap."

Changbin mengusap pelan pipi Felix. Pemuda itu terus menatap mata si pemuda manis sebelum kemudian senyum tipis muncul di bibirnya melihat bagaimana wajah itu menunjukkan kesempurnaannya. Sekali lagi ia makin jatuh cinta.

"Manis," ucap Changbin sebelum kemudian tersadar bahwa ia disana untuk menjelaskan perasaannya.

"Saat itu memang aku kabur, namun aku menyesal setelah melakukannya. Sekarang aku kembali menemuimu untuk memperbaiki semuanya. Maaf karena aku sudah menyinggung perasaanmu saat itu."

"Kau tau bahwa aku tak peduli dengan pemikiran buruk orang lain kan?" Ucap Felix membuka suara.

Changbin hanya diam hingga kemudian ia merasa dadanya bergemuruh hebat ketika si pemuda manis menuturkan perasaannya yang sesungguhnya.

"Untuk pertama kalinya aku merasa kecewa ketika seseorang yang aku kira peduli pergi tanpa pamit setelah melihat wujudku yang asli. Aku tidak menyalahkanmu untuk itu, semua orang pasti akan melakukan hal yang sama ketika bertemu Kanigara, tapi saat itu terasa berbeda. Seperti ada yang menghantam kuat disini," ucap Felix sembari menyentuh dada Changbin.

"Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir seperti ini, begitu juga dengan aku."

Changbin menggenggam tangan Felix kemudian pemuda itu bertanya dengan hati-hati.

"Boleh aku tau apa yang membuatmu menjadi seperti ini?"

"Ibu tidak mau memberitauku, tapi nenek pernah bercerita mengenai awal dari segalanya," ucap Felix yang menarik perhatian Changbin. Pemuda itu sangat penasaran karena tak pernah sekalipun dalam hidupnya bertemu dengan sosok seperti Kanigara.

"Bisakah kau berjanji untuk merahasiakannya?" Tanya Felix yang diangguki oleh Changbin.

"Apa kau percaya padaku?"

Felix mengangguk dengan seulas senyum tipis terbentuk di bibirnya. Changbin suka melihatnya.

"Dulu ayahku adalah seseorang yang sangat percaya dengan ilmu hitam. Tak pernah absen dalam kesehariannya untuk mempersiapkan bunga dan persembahan lainnya untuk para leluhur yang dia percaya. Untuk mendapat kemakmuran, katanya."

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang