Lock & Key II

1.2K 230 50
                                    

Changbin bangun ketika keadaan di luar sudah sangat terang. Orang-orang terlihat berlalu-lalang di jalanan kompleks untuk sekedar berjalan-jalan menyehatkan diri ataupun pergi untuk mencari sarapan. Changbin mengubah posisi menjadi duduk dan ia dapat merasakan tubuhnya yang sangat pegal akibat tidur di sofa semalaman. Kaleng-kaleng bir di meja ruang tengah sudah tak ada, bahkan meja itu terlihat sangat bersih tanpa ada noda.

"Ugh."

Changbin memijat kepalanya yang sedikit pusing kemudian lelaki itu bangun untuk meregangkan badan. Ia perlu berolahraga agar efek pasca mabuk tidak mengganggu akhir pekannya.

Ting tong

Suara bel rumah Changbin terdengar membuat lelaki itu berjalan pelan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Ketika ia membuka pintu, seorang wanita cantik dengan rambut brunette sebahu berdiri di depan rumahnya dengan dua buah kotak bekal di tangannya. Matanya berwarna cokelat dengan bulu mata yang cukup panjang, pipinya akan menunjukkan lesung ketika bibir merah mudanya membentuk senyuman. Cantik, tapi ada satu orang yang lebih cantik menurut Changbin. Lee Felix.

"Hai, Felix mengatakan kalian minum cukup banyak semalam jadi aku memasak sup pereda pengar untuk kalian," ucap wanita itu membuat Changbin menerima kotak bekalnya dengan bingung.

"Ah iya, kita belum berkenalan ya. Aku Nami, istri Felix. Salam kenal Changbin," ucap Nami dengan tangan yang terulur.

Changbin menyambut uluran tangan Nami kemudian lelaki itu tersenyum ramah pada wanita beruntung yang berhasil mendapatkan hati Felix.

"Seo Changbin," ucap Changbin dengan mata yang lekat menatap Nami. Changbin iri, wanita itu bisa tiap hari bertemu Felix dan juga berbagi kasih sayang, sedangkan ia hanya mampu menjadi pengagum yang tak mungkin bisa mendekati Felix lebih dari seorang teman.

Membicarakan soal Felix membuat Changbin tiba-tiba terdiam kaku ketika kilas kejadian semalam muncul di ingatannya. Changbin memang mabuk, tapi ia yakin kejadian semalam itu nyata. Dirinya dan Felix berciuman panas, ini sungguhan kan?

"Changbin?" Panggil Nami membuat Changbin tersadar dari lamunannya.

"Ya?"

"Makanlah sup itu selagi masih hangat, tapi jika kau mau memakannya nanti pastikan kau memanaskan supnya agar tubuhmu merasa lebih baik setelah makan."

"Ah iya, terima kasih banyak."

"Bukan masalah, kalau begitu aku kembali dulu," ucap Nami yang kemudian kembali ke rumahnya.

Changbin masih diam di depan pintu kemudian lelaki itu keluar dari rumahnya untuk menatap ke arah rumah Felix berharap lelaki manis itu ada di luar. Ia ingin tau apakah Felix juga mengingat kejadian semalam tapi ia harus menanyakannya secara langsung karena ia belum memiliki nomor lelaki manis itu.

"Nami!" Panggil Changbin ketika melihat Nami keluar dari rumahnya.

"Ya?"

Changbin mendekati Nami kemudian lelaki itu menenangkan diri agar ia tidak terlihat mencurigakan.

"Apa Felix ada di rumah?"

"Iya dia ada di dalam, ada apa?"

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya. Um.. Soal bisnis," ucap Changbin beralasan.

"Ah begitu, masuk saja dia sedang sarapan."

"Masuk?" Tanya Changbin agak tidak yakin namun Nami mengangguk mantap dan memberi isyarat pada Changbin untuk segera masuk.

"Tidak perlu malu, kita kan tetangga. Masuklah, aku harus segera pergi bertemu teman. Sampai jumpa nanti," ucap Nami yang kemudian melambaikan tangannya pada Changbin sebelum masuk ke dalam mobil.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang