06.

38 4 1
                                    

"Kau benar-benar harus mengganti mobilmu," ujar Rosa.

Gintara memutar bolamatanya. "Kau sudah mengatakan ini sejak beberapa tahun lalu, Rosie. Coba lagi lain kali," balas Gintara. Rosa terkekeh. "Tapi kali ini aku serius. Lihatlah di dalam mobilmu ini," Rosa menunjuk kursi belakang yg sudah penuh dengan dua carseat milik Ginan dan Raja.

Kursi di sebelah kursi pengemudi pun berisi beberapa kantong belanjaan berisi pakaian dan perlengkapan yg tidak muat di dalam bagasi belakang mobil. Mobil sedan butut milik Gintara hanya cukup untuk lima orang, dua kursi di depan—kursi pengemudi dan sebelah pengemudi—dan tiga kursi yg berjejer di belakang. Wajar jika tidak bisa memuat terlalu banyak, mobil Gintara adalah mobil sedan yg cukup kuno. Dan sekarang seluruh kursi belakang tidak memiliki tempat lebih karena dua carseat yg ukurannya cukup besar untuk mengambil semua tempat duduk di belakang.

"Ini karena mobilku adalah mobil kecil jadi terlihat sedikit sempit. Tapi nanti tidak akan sempit lagi ketika aku memindahkan semua barang di kursi depan dan bagasi," ujar Gintara santai.

"Kau pikir seperti itu? Kalau begitu jelaskan bagaimana kau kan menempatkan kereta dorong di dalam mobilmu jika bukan di bagasi?" Tantang Rosa. Gintara berpikir sebentar. "Tapi bukankah aku tidak harus selalu membawa kereta dorong tersebut kemana-mana?  Aku bisa menggendong Raja dan menggandeng Ginan jika hanya ingin berjalan-jalan di taman," ujar Gintara, kedua alisnya sedikit menyatu.

"Lalu apa gunanya kau membeli kereta dorong kalau tidak akan kau pakai?" Rosa bertanya datar.

"Aku kemarin sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak memerlukannya namun kau bersikeras aku harus membelinya. Lihatlah sekarang, aku merasa yakin bahwa aku tidak memerlukannya," Gintara mengerucutkan bibirnya dan mendesah. Kedua bolamata obsidiannya mencari-cari Nikola yg masih berada di dalam rumah, belum menyusul mereka keluar untuk mengantar Gintara kembali ke tempat tinggalnya.

Rosa pun mendesah. "Percayalah padaku, kau akan sangat membutuhkan kereta dorong apalagi sekarang kau memiliki dua putra  yg berusia dibawah sepuluh tahun! Kau akan benar-benar kesulitan," jelas Rosa.

Gintara menatap Rosa dengan mata menyipit. "Raja dan Ginan terlihat seperti anak yg baik," Gintara tetap tak ingin kalah.

"Tentu saja mereka anak yg baik. Dan mereka memang anak-anak yg baik. Namun Tara, mereka tetaplah anak-anak," tekan Rosa. "Percayalah padaku ketika aku mengatakan ini, Tara. Aku sudah sering menjaga keponakan-keponakanku dan mereka semua tampak seperti malaikat dari luar namun saat kau sudah dekat dengan mereka, mereka benar-benar akan membuatmu merasa dua puluh tahun lebih tua dari umurmu."

Gintara belum menjawab lalu menatap kepada dua anak berbeda umur yg duduk manis pada carseat di dalam mobil. Tidak ada yg mencurigakan. "Kau melebih-lebihkan," ujar Gintara pada Rosa.

"Aku tidak—"

"Tara, Rosa memang melebih-lebihkan, tapi ia hanya khawatir padamu," potong Nikola yg entah sejak kapan berdiri di belakang mereka. "Aku percaya padamu, bro. Aku yakin kau pasti bisa melewati hal tentang parenting atau apa pun ini, karena kau adalah Gintara dan aku mengenalmu selama bertahun-tahun. Dan tentu tidak masalah untuk menjadi waspada. Namun Tara, sekali lagi, aku percaya padamu. Karena aku yakin kau pasti sudah memikirkan semuanya dengan matang sebeluk bertindak sejauh ini." Nikola menepuk bahu Gintara.

Gintara merasa tersentuh dan tersenyum. "Terima kasih, Nik."

"Ah, ini dia," Nikola mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat dan memberikannya pada Gintara.

Kaget, Gintara mundur satu langkah. "Apa ini?" Tanyanya.

"Ini adalah tabunganku dan Rosa untuk masa depan anak kami. Kami sudah menabung selama bertahun-tahun, dan kami memutusakn untuk memberikan tabungan ini kepadamu karena sekarang kau memiliki Ginan dan Raja," jelas Nikola.

METAHUMAN [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang