PART 16

13.2K 964 3
                                    

Selamat membaca.

***

Pintu diketuk dari luar kamar, membuat Fio dan Savier menoleh ke arah sana. Lelaki itu meletakkan piring yang telah bersih dari makanan itu ke atas meja. Ia berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya.

“Selamat malam cucuku sayang.” Savier hanya menatap datar ke arah David yang kini sedang berdiri di hadapannya. Wajah lelaki tua itu menampilkan senyum hangat.

“Tidak menerima tamu!” Ia segera menutup kembali pintu kamar. Namun terhalang oleh tongkat kakeknya.

“Ck, sialan.” Savier berdecak pelan. Ia membuka kembali pintunya, menampilkan wajah David yang terkekeh pelan.

Wah-wah, kenapa langsung ditutup? Kakekmu ini hanya ingin melihat cucu menantu di dalam.” David menjulurkan kepalanya, ingin melihat Fio yang kini sedang menatap aneh kepada keduanya.

Savier segera menghalangi pandangan kakeknya. Ia terus mengikuti pergerakkan David yang ingin melihat istrinya.

“Apa yang kau lakukan, bodoh! Minggir! Saya ingin melihatnya.” David geram karena Savier terus menghalanginya. Ia tidak sempat melihat Fio tadi karena datang terlambat.

“Tidak boleh! Ini sudah malam. Besok saja!”

David memutar bola mata jengah. Cucu sialan. Lelaki tua itu segera mendorong kuat Savier menggunakan tongkatnya. Membuat lelaki itu terjungkal ke belakang. Bokongnya menyentuh lantai yang dingin. Fio membelalakkan matanya melihat itu. Ia menahan diri supaya tidak tertawa keras. Ada rasa senang tersendiri di dalam dirinya.

“Sialan!”

David tersenyum penuh kemenangan. Ia melangkahkan kakinya memasuki kamar ini. Menghampiri Fio yang kini menatapnya dengan gugup. Ia tersenyum canggung ke arah David.

“Lihatlah! Siapakah bidadari cantik yang sedang duduk di ranjang ini?” Suara David terdengar menggelikan di telinga Fio.

David duduk di kursi yang diduduki oleh Savier tadi. Ia menatap lekat ke arah Fio. Membuat wanita itu bertambah gugup.

“Ini pertemuan pertama kita, bukan?” Fio menganggukkan kepalanya perlahan. Mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Bahkan pada saat Fio mendatangi rumah ini sebelum pernikahan dilaksanakan. Ia tidak pernah melihat David.

Ah ... kalau begitu saya harus memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya David Alexander Deril, Kakek dari Savier yang brengsek itu.” David menunjuk ke arah Savier yang kini sudah berdiri tidak jauh dari mereka. Lelaki itu membelalakkan matanya ketika mendengar kata brengsek yang keluar dari mulut David. Sialan lelaki tua itu, tanpa diperjelaspun, Fio pasti akan mengerti.

Savier berdecak pelan.

Fio mendekatkan diri ke arah David ketika lelaki paruh baya itu menyuruhnya untuk mendekat. Membuat Savier menatap curiga ke arah keduanya.

“Nanti kamu suruh Savier tidur di sofa. Jangan mau tidur seranjang dengan dia. Kamu tidak lupakan dengan apa yang dia lakukan terhadap dirimu?” Fio menganggukkan kepalanya ketika mendengar bisikan David di telinganya. Meskipun itu tidak tergolong bisikan karena suara David cukup keras. Sehingga membuat orang yang sedang dibicarakan dapat mendengarnya.

“Jangan memprovokasi Fio, Kakek!” Suara Savier yang tinggi membuat David segera memundurkan kembali tubuhnya.

Lelaki tua itu menatap jahil ke arah Savier. “Wah, kamu menguping pembicaraan kami? Itu tidak baik, Vier, menguping itu perbuatan yang tercela.” David menggelengkan kepalanya secara dramatis. Membuat Savier memutar bola mata jengah.

SAVIER : HE'S A GOOD PAPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang