Keep On Cheering! (part 3)

57 10 8
                                    

FITA meresapi seluruh perkataan kakaknya dengan syok. Wajahnya memucat akibat kekagetan dan kebingungannya.

"Kak Chandra... dia...?"

"Iya, Fit. Kita macarin cowok yang sama. Yang, dinilai dari reaksinya sekarang, kayaknya udah tau kita berdua kakak-adik." kata Fian dengan senyum yang telah lenyap sama sekali dari wajahnya.

Sementara itu Chandra hanya diam.

Fita memandangi Fian dengan sepasang mata membelalak tak percaya, kemudian akhirnya beralih memandangi Chandra.

"Kak, itu bener?" tanya Fita, suaranya gemetar.

Chandra tersenyum simpul.

"Ya, itu bener."

Fita mengerjap dan terisak. Sementara Fian masih tak habis pikir bagaimana Chandra, cowok yang selama ini dikaguminya, ternyata bukanlah seperti yang dikenalnya selama ini. Seolah dalam sekejap dia berubah menjadi... orang lain. Orang yang tidak berperasaan.

"Minta maaf sama Fian dan Fita." ucapan luar biasa dingin itu terlontar dari mulut Riga.

Chandra lagi-lagi tersenyum, "Harusnya lo yang minta maaf sama Fian dan Fita, Ga. Karena gue nggak bakalan ngelakuin ini kalo bukan gara-gara lo."

Fian tahu seluruh sel penyusun tubuh Riga saat ini sudah meraung-raung ingin menanamkan bogem mentah ke wajah congkak milik Chandra. Sejujurnya, Fian belum pernah melihat Riga semarah ini. Dia pernah mendengar beberapa kali pengakuan anak-anak klub sepak bola yang bilang bahwa Riga mengerikan saat sedang marah.

Tapi mendengarkan urban legend itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan menyaksikannya langsung, seperti saat ini.

"Apa mau lo sebenernya?" desis Riga, menggertakkan giginya.

Chandra melangkah mendekati Riga hingga hidung-hidung mereka nyaris beradu satu sama lain.

"Mau bikin lo inget apa aja yang udah lo rampas dari gue, wahai adik gue tersayang."

Fian membelalak kaget. Dia memandangi Riga dengan tatapan syok.

Riga?

Auriga adiknya Chandra?

"Chan." Riga balas menatap Chandra tajam, "Lo butuh bantuan."

Saat itulah kekacauan terjadi. Chandra melayangkan tinju ke rahang milik Riga, mengakibatkan keduanya terjatuh ke aspal parkiran dan pergumulan pun terjadi. Kedua cowok itu saling pukul dan Fita memekik panik, sementara Fian menekap mulutnya, berusaha memproses segala kejadian mencengangkan yang terjadi di hadapannya.

"RIGA!" Fian menyerukan nama sahabatnya dan berlari hendak memisahkan keduanya, namun dicegah oleh tukang parkir mall yang kebetulan berada di dekat situ.

"Jangan, Mbak!" seru tukang parkir itu seraya memanggil rekannya di kejauhan, "ADA YANG RIBUT DI SINI!"

Dua orang sekuriti mall datang berlari-lari dari kejauhan dan dengan sigap segera memisahkan dua cowok yang sedang saling tindih itu. Chandra memberontak, masih berusaha melepaskan diri dari lengan-lengan sekuriti yang menahannya, terdapat memar di beberapa bagian wajahnya dan pelipisnya terluka. Sementara Riga tampak pasrah dalam kuncian lengan sekuriti satunya, namun tatapan menusuknya masih tertuju pada Chandra. Bibirnya sobek dan kancing atas kemejanya terlepas.

Fita berlari ke arah Fian dan memeluknya sambil menangis. Fian hanya mampu memandangi kedua cowok itu digiring oleh sekuriti ke kantor manajemen mall sementara dirinya mengikuti dari belakang, sambil sesekali mengelus-elus pundak adiknya untuk menenangkan.

CanonWhere stories live. Discover now