03

24K 1.9K 8
                                    

Amaira terpaku sejenak menatap pemuda yang tadi menyapanya. Pemuda itu berbadan tinggi nan tegap . Bersurai merah maroon dan iris mata bewarna emas. Pemuda itu sangat tampan, bak dewa yunani.
Pemuda dengan pakaian khas kerajaan itu tersenyum ,menatap Amaira .
"Segala keagungan untuk yang mulia pangeran mahkota Algerion .. " Amaira memberi salam ,menaikan kedua ujung roknya sejenak.
Benar sekali , pemuda itu adalah sang tokoh utama pria , Hanzel.
"Tidak perlu begitu , disini aku sebagai teman , bukan pangeran dari manapun" ucapnya masih dengan senyum yang mempesona.

Siapapun akan terpesona melihatnya ... dia benar-benar sang tokoh utama pria .

Amaira tertawa kecil .
"Biarlah , sesekali aku ingin bersikap sopan" balas Amaira .

"Kau belum menjawab pertanyaanku lady.." Hanzel mengedipkan sebelah matanya .
"Aku baik-baik saja , seperti yang kau lihat" Amaira menjawab seadanya . Berusaha bersikap normal . Walaupun jantungnya sedang berdetak tak karuan.
Bukan karna senyuman manisnya , melaikan karena Amaira masih mengingat jelas kejadian dalam novel . Dimana Hanzel dengan kejamnya memenggal kepalanya , dalam satu tebasan . Yang terakhir di ingat Amaira adalah wajah itu . Wajah pucat yang dingin , namun matanya menyiratakan kekecewaan mendalam.
Amaira menelan ludah , bacaan itu sangat nyata . Tanpa sadar membuat wajahnya memucat.

"Amaira kau baik-baik saja?" Hanzel bertanya lembut.
Amaira tersadar dari lamunanya .

'Jangan takut ... lagian itu belum tentu terjadi'

Amaira berbisik ,mencoba tenang.
"Ah .. bagaimana kalau kita mengobrol di gazebo saja ? Mari .." Amaira tersenyum . Menarik tangan Hanzel .

"Kaila .. tolong siapkan teh dan cemilan ya .. "
Kaila segera melaksanakan permintaan Amaira , setelah memberi hormat kepada Hanzel.

***

"Bagaimama kabar baginda kaisar ?"
Amaira dan Hanzel tengah duduk di gazebo taman tengah mansion . Ditemani secangkir teh dan semilir angin sore .

"Baginda sudah beberapa hari ini di dalam kamar , kemungkinan beliau sakit ..." Wajah menyenangkan Hanzel berubah ,menjadi sendu .
Dugaan Amaira tepat . Sesuai dengan yang ada di novel . Sang kaisar sakit , tidak ada satupun dokter seluruh kekaisaran dapat mendiagnosis penyakitnya .

Tapi keajaiban terjadi saat Adelia datang untuk menjenguknya . Secara ajaib , kaisar membaik . Dalam novel , dijelaskan keluarga count Hendley--keluarga Adelia . Adalah salah satu pemegang sihir penyembuhan . Hampir seluruh keluarganya itu memiliki sihir jenis penyembuhan ataupun regenerasi.
Sejak saat itu , Hanzel sangat berutang budi , dan mereka semakin dekat . Sebagai balasanya , Hanzel datang saat debut Adelia.

" ah.. semoga baginda cepat diberikan kesembuhan.." Amaira berkata pelan.
Hanzel menghela nafas pelan .

"Semoga begitu..." dia mendongak keatas .
Tea time itu terus berlanjut , berbagai hal mereka bicarakan . Mulai dari Taman , adik Hanzel dan festival.
Pukul 5 sore , Hanzel memutuskan untuk kembali . Amaira mengantarnya hingga pintu depan mansion.

"Hormat kepada yang mulia pangeran mahkota ..." 
Seseoramg datang dari arah luar ,memberi hormat . Baju kemejanya terlihat kotor . Pemuda dengan rambut hitam , dia Freed.

"Ah.. Freed lama tidak berjumpa" Hanzel basa-basi membalas . Nadanya berbeda , datar .

"Maaf saya berhadapan dengan pakaian tidak tepat ..." Freed kembali berucap , sangat mirip dengan nada Maverick.

"Kalau berkenan , mari makan malam bersama " ajak Freed .

Hanzel menggeleng  pelan .
"Aku akan pulang , terima kasih "
Amaira yang berdiri di tengah ,merasa tidak dianggap .

Takdir Sang AntagonisWhere stories live. Discover now