7. Teori Bronsted-Lowry

2.9K 1K 224
                                    

.
.
.

    Ketika sedang asik asiknya mengobrak abrik lemari yang ada di ruang arsip, perhatian Jaemin teralihkan oleh sebuah map yang di sampulnya tertulis :

"PROKER OSIS TAHUN 2017/2018. PROPOSAL LOMBA NEMBANG MACAPAT SE-JAWA TIMUR TINGKAT SMP/MTS/ SEDERAJAT SEBAGAI PERINGATAN DIES NATALIS SMA 7 PUNCAK KE-33"

    Jaemin memiringkan kepala, mengingat ingat, pas tahun itu yang jadi ketua OSIS siapa, tiba tiba dari belakang Hwanwoong berseru kegirangan.

  "Wah kenangan lama!" Seru Hwanwoong.

  "Ini pas jamannya Pak Hwanwoong?" Tanya Jaemin.

    Hwanwoong mengangguk, "pas itu aku jadi anggota OSIS. Lombanya ini selesai sampai malem, tau."

    Jaemin mengangguk angguk lalu membuka map-nya, lembar demi lembar dan Jaemin tiba di kertas yang menunjukkan para juara yang memenangkan lomba itu. Juara pertama adalah Jongho, dulu Jaemin satu SMP ama Jongho. Dulu dia sering banget liat Hyunjin ama Jongho kemana mana barengan. Berkat kepribadian bertolak belakang yang keduanya miliki, keduanya justru jadi bestie.

  "Kamu bikin aku inget masa lalu, Jaem." Kata Hwanwoong sambil tersenyum sendu, "tatapan mu sekarang sangat persis dengan milik Seonghwa ketika dia juga bertemu dengan Jongho untuk pertama kali. Seonghwa itu makhluk yang ga bisa kalo suruh gabut, dia sering bantuin OSIS padahal nggak ada yang nyuruh. Ketika dia nge-check daftar anggota, dia nangis tiba tiba. Yang lain pada panik pas itu, dikira Seonghwa cidera atau kecapekan, tapi dia cuma bilang kata 'kasihan' berulang kali sambil nunjuk kertas pendaftarannya Jongho. Seingatku dia nangisnya lama banget, nggak ada yang bisa nenangin dia sampai akhirnya dia tenang sendiri."

  "Kak Seonghwa kenal sama Jongho?" Tanya Jaemin.

    Hwanwoong mengangkat bahu tak yakin, "aku bahkan nggak tau maksud 'kasihan' yang Seonghwa katakan berulang kali itu, Jaem. Aku juga tak sampai hati bertanya apakah dia kenal dengan Jongho."

  "Kalo Kak Hongjoong kira kira kenal, nggak?" Tanya Jaemin.

  "Emm.. nggak tau yaa, aku juga nggak pernah nanya ke Hongjoong." Jawab Hwanwoong.

    Jaemin mengalihkan pandangannya dari Hwanwoong ke arah kertas itu lagi, "Jongho itu temen yang baik banget loh, Pak. Walau kadang nggak bisa nunjukin kepeduliannya ke temen temennya secara langsung, dia jadi salah satu orang yang ditangisin pas dia jadi korban tragedi racun tikus pas itu."

  "Nggak mengejutkan sih," Hwanwoong tertawa, "walau sebenernya bakal tetap jadi misteri kenapa Seonghwa bisa nangis kejer pas itu."

  "Coba nanti kita tanya Kak Hongjoong. Kali aja dia tau hubungannya Jongho ama Kak Seonghwa. Kali aja emang deket di luar sekolah." Kata Jaemin.

  "Ide bagus." Kata Hwanwoong.

    Suasana itu hening sebelum Hwanwoong kembali bertanya, "Jaem, kasus di kelasmu itu gimana lanjutannya? Agak frustasi aku liat berita kalo anaknya mati bundir."

  "Tinggal nunggu momen doang, Pak." Jawab Jaemin sedikit tertawa.

  "Nunggu terus, gimana kalo ada korban jiwa lagi?" Tanya Hwanwoong sambil berdecak kesal.

  "Kalo masalah itu, saya nggak bisa apa apa. Semua tergantung sama kepekaan orang yang dituju." Balas Jaemin sambil diam diam menarik sebuah kertas profil siswa dari map yang ia pegang.

    Hwanwoong mendengus, "emang kamu nunggu momen apaan?"

  "Momen ketika saya terpilih jadi Basa dalam teori asam basa punya Bronsted-Lowry." Jawab Jaemin.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.3 : ArjunaWhere stories live. Discover now