Part 2

89.8K 8.2K 1.3K
                                    

Suara musik Edm terdengar begitu memekakkan telinga selagi salah seorang anak adam nan manis rupa itu meliukkan tubuhnya tak beraturan, membawa dirinya hanyut dalam Euphoria tanpa memikirkan tatapan lapar dari beberapa orang yang memang terpesona akan keindahan tubuh moleknya yang dibalut jeans hitam serta turtleneck dengan warna senada.

Baru saja Haechan ingin larut begitu dalam pada kesenangan yang dibuatnya sendiri, getaran ponsel di saku celana membuat semua keinginan itu gagal dan melebur.

Pemuda itu sedikit menjauh dari kebisingan, meraih ponsel yang sedari tadi bergetar.

Menemukan nama mertuanya tertera disana, mengatakan kalau besok pagi dia akan datang untuk berkunjung.

"Ohh, shittt." Haechan harus berpura-pura romantis lagi bersama suami bajingannya.

Padahal niatnya, malam ini Haechan ingin membebaskan dirinya hingga pagi menjelang, tak sadarkan diri karna mabuk, melupakan sedikit kehidupannya kacaunya yang sekarang.

Jujur dari dalam lubuk hatinya, Haechan masih menyimpan perasaan lebih terhadap mantan kekasih yang dikencaninya waktu bersekolah di sidney dua tahun lalu.

Mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan karna Haechan dipaksa pindah lagi ke korea.

Haechan bahkan masih berharap jika pria tinggi yang sempat mengisi hari-harinya selama beberapa bulan itu kembali.

Namun, sekarang tak ada yang bisa diharapkan lagi dengan status baru yang tengah ia sandang.

Rokok yang bertengger diatas meja langsung Haechan nyalakan, menghirup dalam-dalam aroma mentol yang memang jadi kesukaannya semenjak sah menjadi istri seorang Mark Jung, si pria sukses dan multitalen tersebut.

"Ngerokok lagi??" tanya Huang Renjun, sahabat karibnya, ikut duduk di sofa paling ujung yang tengah di tunggui Haechan saat ini.

Haechan mengangguk, menghembuskan asap putih dari mulutnya kearah lain.

"Ga takut ketahuan?? secara kamu istri dari seorang pengusaha terkenal se-korea selatan." ejek Renjun, sambil ikut juga menyalakan rokok sama seperti Haechan.

"Emang siapa yang mau ngadu Njun?? seenaknya ngatur hidup orang lain, mau aku ngerokok atau makai obatan terlarangpun, apa urusannya?? aku nakalnya pake duit sendiri kok, ga minta mereka." balas Haechan acuh.

"Iyaa sih, tapi jangan nangis kalo dimarahin sama Daddy Jo yah Chan, haha." ledek Renjun lagi, soalnya dia tau kalau Haechan itu takut banget sama Daddynya.

"Sialan," umpat Haechan ikut tertawa juga.

"Aku pulang duluan yah," ujar Haechan setelah mematikan rokoknya yang sudah tinggal setengah.

Renjun menatap kaget, "Lah, katanya mau sampai pagi pestanya, sekarang baru pukul dua Chan, ga asik nih." protesnya berusaha nahan Haechan.

"Gabisa Njun, Mommy Tae mau kerumah besok pagi, dan aku harus mastiin Mark ada di rumah, dan ga bawa jalangnya itu." tegas Haechan.

Pemuda mungil itu cuma bisa merenggut sedih, sangat tau bagaimana hambarnya kehidupan sahabatnya ini setelah menikah.

Walaupun Haechan sibuk menghamburkan harta, atau pergi berlibur ke berbagai negara, tapi Renjun sangat tau kalau hatinya tak baik, namun Haechan tetap saja tidak bisa bersuara ataupun berontak.

Haechan lajukan Audi suv-nya dengan kecepatan sedang, menyusuri sepanjang jalanan sepi kota seoul dini hari ini.

Hingga dua puluh menit setelahnya, dia baru menginjakkan kaki di rumah mewah milik Mark.

Baru saja kakinya ingin melangkah kearah tangga, deheman keras di ruang tengah membuat kegiatan itu terhenti.

"Ma-mark?? apa yang kau lakukan disini??" tanya Haechan kaget, pasalnya pria itu duduk diam di atas sofa dengan lampu ruangan yang tidak di nyalakan.

AURORA [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang